26 C
Surabaya
Wednesday, March 29, 2023

Kuburannya Ditemukan di TPU Ngagel, Hitler Diduga Lari dan Mati di Surabaya

SURABAYA – Kabar pemakaman pemimpin Partai Nazi Adolf Hitler yang berada di Surabaya masih menjadi pertanyaan. Bahkan, Hitler konon dikabarkan pernah tinggal di Indonesia setelah melarikan diri dari kepungan sekutu di Eropa.

Versi yang dikenal dunia ialah Hitler kabur dan bersembunyi di Amerika Selatan. Namun terdapat versi Indonesia yang boleh jadi merupakan versi terbaru. Dalam versi ini dijelaskan tentang kemungkinan Hitler melarikan diri ke Indonesia dan menikahi wanita lokal, kemudian wafat sebagai seorang muslim di Surabaya.

Dugaan ini didasarkan oleh penuturan seorang dokter asal Bandung, Sosrohusodo. Ia mengungkapkan di artikel Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983 bahwa Dr. Georg Anton Poch, pemimpin salah satu rumah sakit umum di Pulau Sumbawa Besar yang pernah beberapa kali ditemuinya pada tahun 1960-an, merupakan Adolf Hitler, sang pemimpin Nazi yang sedang dalam pelarian usai kalah perang.

Pegiat Sejarah Nur Setiawan mengatakan, pada tahun 1980-an bisa dikatakan ilmu dan peralatan forensik di Amerika telah lebih maju dari Indonesia, termasuk alat penguji DNA yang dimiliki negara adidaya tersebut.

Baca Juga :  Pasar Bong Tempat Berburu Aneka Busana Muslim

Jika seandainya Poch adalah Hitler maka agen rahasia Amerika beserta sekutunya, bahkan Simon Weisenthal yang khusus memburu bekas anggota Nazi mungkin lebih dulu mengendus, atau berinisiatif membongkar makam Poch di Surabaya untuk memeriksa keabsahannya. “Saat itu sangat mudah bagi Amerika melobi pemerintah Indonesia untuk melakukan pembongkaran makam yang diduga Hitler tadi,” katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, kenyataan pada periode tersebut dan sesudahnya tak pernah ada penelitian yang mendalam tentang Poch oleh Amerika beserta sekutunya. Bahkan saat Sosrohusodo menyimpulkan kemungkinan Hitler hanya menderita parkinson, berkaitan dengan usianya yang lanjut.

“Jika benar G.A. Poch adalah Hitler, maka pada saat bertemu Sosrohusodo ia telah berusia 60-an tahun. Sebab, Hitler lahir pada tahun 1889. Hal lain yang membuat Sosrohusodo heran ternyata Poch tidak memiliki ijazah kedokteran maupun lisensi apa pun terkait dunia medis. Namun nyatanya ia bisa memimpin sebuah rumah sakit di Indonesia,” jelasnya.

Nur Setiawan, menceritakan sehari-hari Poch membungkus tubuhnya dengan seragam berwarna putih, pakaian khas dunia kedokteran. Sebagai seorang dokter, Sosrohusodo pernah memancing Poch dengan percakapan seputar dunia kesehatan. “Poch ternyata tidak menguasai dunia medis, saya tahu itu. Dari pembicaraannya, dia tidak mengerti soal kedokteran. Ini makin misterius saja,” ujarnya.

Baca Juga :  Monumen Bahari di Taman Mayangkara Dibangun Tahun 1968

Ia pun menyimpulkan bahwa kisah Hitler mati di Indonesia dan dikuburkan di Surabaya hanyalah isapan jempol belaka, yang didasari oleh dugaan-dugaan. Karena Sosrohusodo hanya berusaha menebak-nebak kecocokan antara Dr. Poch yang dikenalnya dengan serangkaian artikel mengenai Hitler dan para pelarian Nazi yang dibacanya dari majalah.

Bukti makam Dr. Poch belum cukup untuk membuktikan bahwa dia adalah sang Fuhrer, begitu juga dengan pengakuan lisan dari seseorang. Akan lebih meyakinkan apabila ada kecurigaan bahwa Poch adalah salah satu anggota Nazi yang dicari-cari. Sebab dahulu Partai Nazi juga mempunyai biro dan cabang di Hindia Belanda (Asia Tenggara).

“Namun tentu ini kisah lain yang harus didalami kebenarannya melalui riset akademis dari berbagai disiplin ilmu. Demikian sepenggal kisah Dokter Poch sosok yang disangka Adolf Hitler,” pungkasnya. (rmt/nur)

SURABAYA – Kabar pemakaman pemimpin Partai Nazi Adolf Hitler yang berada di Surabaya masih menjadi pertanyaan. Bahkan, Hitler konon dikabarkan pernah tinggal di Indonesia setelah melarikan diri dari kepungan sekutu di Eropa.

Versi yang dikenal dunia ialah Hitler kabur dan bersembunyi di Amerika Selatan. Namun terdapat versi Indonesia yang boleh jadi merupakan versi terbaru. Dalam versi ini dijelaskan tentang kemungkinan Hitler melarikan diri ke Indonesia dan menikahi wanita lokal, kemudian wafat sebagai seorang muslim di Surabaya.

Dugaan ini didasarkan oleh penuturan seorang dokter asal Bandung, Sosrohusodo. Ia mengungkapkan di artikel Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983 bahwa Dr. Georg Anton Poch, pemimpin salah satu rumah sakit umum di Pulau Sumbawa Besar yang pernah beberapa kali ditemuinya pada tahun 1960-an, merupakan Adolf Hitler, sang pemimpin Nazi yang sedang dalam pelarian usai kalah perang.

Pegiat Sejarah Nur Setiawan mengatakan, pada tahun 1980-an bisa dikatakan ilmu dan peralatan forensik di Amerika telah lebih maju dari Indonesia, termasuk alat penguji DNA yang dimiliki negara adidaya tersebut.

Baca Juga :  Lagu Tanjung Perak Dulu Dibawakan Grup Ludruk atau Srimulat

Jika seandainya Poch adalah Hitler maka agen rahasia Amerika beserta sekutunya, bahkan Simon Weisenthal yang khusus memburu bekas anggota Nazi mungkin lebih dulu mengendus, atau berinisiatif membongkar makam Poch di Surabaya untuk memeriksa keabsahannya. “Saat itu sangat mudah bagi Amerika melobi pemerintah Indonesia untuk melakukan pembongkaran makam yang diduga Hitler tadi,” katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, kenyataan pada periode tersebut dan sesudahnya tak pernah ada penelitian yang mendalam tentang Poch oleh Amerika beserta sekutunya. Bahkan saat Sosrohusodo menyimpulkan kemungkinan Hitler hanya menderita parkinson, berkaitan dengan usianya yang lanjut.

“Jika benar G.A. Poch adalah Hitler, maka pada saat bertemu Sosrohusodo ia telah berusia 60-an tahun. Sebab, Hitler lahir pada tahun 1889. Hal lain yang membuat Sosrohusodo heran ternyata Poch tidak memiliki ijazah kedokteran maupun lisensi apa pun terkait dunia medis. Namun nyatanya ia bisa memimpin sebuah rumah sakit di Indonesia,” jelasnya.

Nur Setiawan, menceritakan sehari-hari Poch membungkus tubuhnya dengan seragam berwarna putih, pakaian khas dunia kedokteran. Sebagai seorang dokter, Sosrohusodo pernah memancing Poch dengan percakapan seputar dunia kesehatan. “Poch ternyata tidak menguasai dunia medis, saya tahu itu. Dari pembicaraannya, dia tidak mengerti soal kedokteran. Ini makin misterius saja,” ujarnya.

Baca Juga :  Mengenal Surabaya Tempo Doeloe dari Tulisan GH Von Faber

Ia pun menyimpulkan bahwa kisah Hitler mati di Indonesia dan dikuburkan di Surabaya hanyalah isapan jempol belaka, yang didasari oleh dugaan-dugaan. Karena Sosrohusodo hanya berusaha menebak-nebak kecocokan antara Dr. Poch yang dikenalnya dengan serangkaian artikel mengenai Hitler dan para pelarian Nazi yang dibacanya dari majalah.

Bukti makam Dr. Poch belum cukup untuk membuktikan bahwa dia adalah sang Fuhrer, begitu juga dengan pengakuan lisan dari seseorang. Akan lebih meyakinkan apabila ada kecurigaan bahwa Poch adalah salah satu anggota Nazi yang dicari-cari. Sebab dahulu Partai Nazi juga mempunyai biro dan cabang di Hindia Belanda (Asia Tenggara).

“Namun tentu ini kisah lain yang harus didalami kebenarannya melalui riset akademis dari berbagai disiplin ilmu. Demikian sepenggal kisah Dokter Poch sosok yang disangka Adolf Hitler,” pungkasnya. (rmt/nur)

Most Read

Berita Terbaru