SURABAYA – Sebagai kota penuh sejarah, sisa-sisa dan tempat bersejarah di Kota Surabaya peninggalan masa lampau masih banyak sekali. Di kawasan Gubeng salah satunya, terdapat viaduk yang dulunya juga sebagai tempat pertahanan untuk melawan gempuran tentara sekutu dalam perang heroic 10 November 1945.
Awalnya di kawasan Gubeng terdapat jalan setapak yang menghubungkan Gubeng Jepit dan Gubeng Biasa. Lalu di jalan setapak tersebut ada rel kereta api, sehingga jalan itu terputus oleh rel kereta api.
Namun sebelum dibangun perlintasan rel kereta api, jalan setapak banyak itu dilewati orang, delman, dan pengembala kambing serta sapi. Sehingga agar tidak menjadi masalah terkait perlintasan kereta api, dibangun lah Viaduk Gubeng yang melintas di atas jalan tersebut.
Nah, terkait pembangunan Viaduk Gubeng ini dilakukan sekitar tahun 1915 dan menjadi penghubung antara kawasan Gubeng sebelah timur dengan Gubeng sebelah barat.
Menurut Pegiat Sejarah Surabaya, Nur Setiawan, agar aktivitas kereta api tidak terganggu aktivitas sehari-hari masyarakat di sekitarnya dibangun viaduk itu. Selain itu juga agar masyarakat yang melintas di jalan setapak tidak tertabrak oleh kereta api.
“Waktu itu pemerintah sangat mementingkan keselamatan masyarakat dan juga untuk transportasi darat,” imbuhnya.
Di sisi sebelah barat viaduk terdapat tulisan tahun 1915 sebagai tanda pendirian viaduk. Kemudian di tahun 1945, viaduk ini menjadi tempat strategis bagi arek-arek Suroboyo untuk menghadang tentara sekutu.
Karena posisi viaduk ini di atas sehingga sangat jelas untuk memantau lawan dari tempat pertahanan. “Jadi viaduk ini menjadi saksi bisu dalam pertempuran 10 November 1945. Pada pagarnya masih terdapat bekas-bekas lubang peluru,” tuturnya. (jar/nur)