SURABAYA –Â Pemberian nama jalan biasanya tidak serta merta diberikan begitu saja. Nama jalan biasanya disematkan sesuai dengan sejarah atau apa yang terjadi di jalan tersebut. Begitu juga penyematan nama Jalan Tembaan. Diduga dulunya jalan ini menjadi saksi aksi saling tembak antara pejuang pasukan sekutu yang diboncengi kolonial Belanda pada masa itu.
Pegiat Sejarah Surabaya Nur Setiawan mengungkapkan, dari cerita tutur yang ada, penamaan Jalan Tembaan ada dua versi. Versi pertama, dulunya jalan tersebut merupakan area Keraton Surabaya dan terdapat masjid Agung Surapringga, ketua takmirnya Kyai Badaruddin.
Dikisahkan, kolonial meminta masjid dipindahkan, hal ini mendapat perlawanan dari sang kyai bersama pengikutnya. “Konon Kyai Badaruddin menembakkan meriam ke arah prajurit Belanda. Hingga nama jalan tersebut menjadi Jalan Tembaan,” katanya.
Kemudian untuk versi kedua, nama Jalan Tembaan ini dikarenakan peristiwa 10 November 1945. Kawasan ini dulunya kawasan ring satu dan terjadi baku tembak yang sangat sengit antara pejuang dengan sekutu. Hingga akhirnya jatuh banyak korban. “Versi kedua baku tembak pada 10 November. Untuk menghormati jasa pahlawan, nama jalan menjadi Jalan Tembaan,” ujarnya. (gun/nur)