SURABAYA – Jika melintas di Jalan Banyu Urip dan menuju ke arah barat akan menjumpai nama jalan yang kebanyakan berawalan Simo. Kawasan Simo ini termasuk luas, antara lain Simo Katerungan, Kwagean, Rukun, hingga Simo Pomahan.
Kawasan Simo ini sekarang menjadi kawasan padat penduduk. Simo sendiri masuk wilayah Kecamatan Sawahan dan Sukomanunggal. Kenapa menggunakan nama Simo?
Pegiat Sejarah Surabaya Nur Satriawan mengungkapkan, nama Simo ini bukan dari kata singo (singa) melainkan nama sima. Kata sima ini berasal dari bahasa Jawa Kuno atau Kawi. Kata sima ini mempunyai makna pemberian anugerah oleh raja untuk sebuah desa yang penduduknya dianggap berjasa pada pemerintah kala itu.
“Desa yang mendapat gelar sima ini akan dibangun prasasti di sana. Diduga dulu ada prasasti di Simo ini,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, kawasan Simo ini termasuk kampung tua di Surabaya yang masih dipertahankan sampai dengan sekarang. “Surabaya ini dulunya terbagi menjadi perkampungan-perkampungan penduduk dan dihuni secara turun temurun. Dari generasi ke generasi hingga sekarang ini,” jelasnya. (gun/nur)