SURABAYA – Selain pintu air Jagir, Surabaya juga memiliki bangunan bendungan yang terletak di kawasan Gunungsari. Sesuai nama lokasinya, pintu air itu dinamakan pintu air Gunung Sari.
Pintu air Gunung Sari juga sudah ada di masa kolonial Belanda. Akan tetapi tidak diketahui secara pasti kapan mulai dibangunnya, namun diperkirakan sebelum tahun 1930-an.
Pintu air Gunung Sari baru mulai diresmikan pengoperasiannya pada masa pemerintahan mantan presiden Suharto, sekitar tahun 1981. Masyarakat Surabaya biasa menyebut pintu air Gunung Sari itu sebagai Rolak Gunung Sari.
Pintu air Gunung Sari baru selain sebagai pengendali banjir juga berfungsi sebagai penyedia air irigasi, air baku untuk PDAM dan industri di Surabaya, serta sebagai bahan penggelontor Sungai Surabaya (Kalimas dan Kali Jagir).
“Pintu air Gunung Sari baru membendung air sungai Gunung Sari dan sungai-sungai wilayah lainnya yang bermuara ke kali Gunung Sari. Kali Gunung Sari sendiri kondisinya relatif bersih,” ujar Pegiat Sejarah Surabaya, Nur Satriawan.
Pintu air ini dibangun dari beton cor dan terdiri dari lima pintu baja (roller gate). Empat pintu berfungsi sebagai pengendali banjir dan satu pintu berfungsi sebagai pintu eksploitasi.
“Jika sekarang rumah pompa menjadi strategi mengatasi atau mengantisipasi banjir, kalau zaman dulu ya pakai pintu air ini. Makanya pintu-pintu air yang ada di Surabaya, termasuk Jagir, Gubeng dan Gunung Sari ini sudah ada sejak zaman kolonial,” pungkasnya. (gun/nur)