28 C
Surabaya
Friday, June 9, 2023

Ditinggal Turun Mesin Tiga Kali, Eh Malah Cari Serepan

Donwori ini benar-benar penganut filosofi kendaraan roda empat. Harus punya ban serep. Biar ketika ban utama rusak, gak repot cari ban yang lain. Tinggal bongkar, singkirkan, pasang ban serepnya.  

Ginanjar Elyas Saputra-Wartawan Radar Surabaya

Sudah menjadi kodrat perempuan jika sudah pernah turun mesin (maksudnya melahirkan), maka performa mesin akan mengalami penurunan. Dan sudah seharusnya laki-laki bisa menyadari itu karena alasan sila kedua Pancasila.

Tapi, Donwori ini memang gak duwe dur. Tiga kali Karin turun mesin yang artinya tiga kali pula menyiapkan nyawanya karena melahirkan, eh malah ditinggal cari ban serep. Predikat apa yang paling pantas disematkan pada suami macam itu? Selain pria yang pantas dilaknat.

Ceritanya, Karin dinikahi Donwori sudah delapan tahun lebih. Sudah ada tiga anak di keluarga yang tinggal di kawasan  Bratang itu.

Baca Juga :  Dulu Nguber, Setelah Kecelakaan Donjuan Emoh Karena Tak Dijatah

Semua berjalan biasa saja hingga anak ketiga lahir sekitar setahun lalu. “Mas Wori mulai berubah. Mulai rewel,” kata perempuan 37 tahun itu pada Radar Surabaya yang menemaninya duduk-duduk di dekat Pengadilan Agama (PA) Klas IA Surabaya pada pertengahan November lalu.

Kalau cuma rewel soal makanan atau baju, Karin bisa sabar. Tapi, kali ini kerewelan Donwori sudah melebar ke urusan di atas kasur. “Katanya, saya sudah nggak sip lagi,” aku Karin nyaris suaranya ditelan suara knalpot yang keluar dari parkiran PA.

Radar Surabaya sudah tak bertanya lagi, apa maksud jawaban Karin itu. Sudah paham. “Terus, kenapa kok cerai. Kan bisa dibicarakan bersama?” tanya Radar Surabaya seolah-olah tak tahu apa-apa. “Mas Wori sudah terlanjur selingkuh. Saya tahu sendiri,” sambung Karin dengan wajah melas.

Donwori ternyata ketahuan selingkuh, empat bulan lalu. Pria 38 tahun itu gendakkan dengan Sephia, cewek penjaga toko handphone yang usianya masih belum genap 25. “Kenalnya waktu hapenya rusak. Pas servis, eh keterusan malah pacaran,” cerita Karin.

Baca Juga :  Istri Muda Galak dan Judes, Suami Menyesal Pilih Talak

Sejak saat itu, Donwori sering pergi gak jelas. Mulai jarang di rumah atau nongkrong di warung kopi dekat rumah. “Pulangnya malam terus. Kalau ditanya, malah marah-marah. Saya sudah tidak betah,” sambung Karin.

Soal jatah bulanan pun mulai terganggu ketika Donwori punya ban serep. Jatah yang seharusnya bertambah karena ada balita yang harus dibelikan susu formula, malah sebaliknya. “Bulan ini malah blas nggak ngasih uang. Ya sudah, kita selesaikan saja baik-baik. Saya yang nggugat kok, Mas. Karena orang tua saya sudah menyarankan begitu,” tutup Karin meninggalkan Radar Surabaya dengan sebatang rokok yang masih nyala sepertiga. (*/opi)

Donwori ini benar-benar penganut filosofi kendaraan roda empat. Harus punya ban serep. Biar ketika ban utama rusak, gak repot cari ban yang lain. Tinggal bongkar, singkirkan, pasang ban serepnya.  

Ginanjar Elyas Saputra-Wartawan Radar Surabaya

Sudah menjadi kodrat perempuan jika sudah pernah turun mesin (maksudnya melahirkan), maka performa mesin akan mengalami penurunan. Dan sudah seharusnya laki-laki bisa menyadari itu karena alasan sila kedua Pancasila.

Tapi, Donwori ini memang gak duwe dur. Tiga kali Karin turun mesin yang artinya tiga kali pula menyiapkan nyawanya karena melahirkan, eh malah ditinggal cari ban serep. Predikat apa yang paling pantas disematkan pada suami macam itu? Selain pria yang pantas dilaknat.

Ceritanya, Karin dinikahi Donwori sudah delapan tahun lebih. Sudah ada tiga anak di keluarga yang tinggal di kawasan  Bratang itu.

Baca Juga :  Tak Sayang Istri, Dilempar Hape sampai Pingsan

Semua berjalan biasa saja hingga anak ketiga lahir sekitar setahun lalu. “Mas Wori mulai berubah. Mulai rewel,” kata perempuan 37 tahun itu pada Radar Surabaya yang menemaninya duduk-duduk di dekat Pengadilan Agama (PA) Klas IA Surabaya pada pertengahan November lalu.

Kalau cuma rewel soal makanan atau baju, Karin bisa sabar. Tapi, kali ini kerewelan Donwori sudah melebar ke urusan di atas kasur. “Katanya, saya sudah nggak sip lagi,” aku Karin nyaris suaranya ditelan suara knalpot yang keluar dari parkiran PA.

Radar Surabaya sudah tak bertanya lagi, apa maksud jawaban Karin itu. Sudah paham. “Terus, kenapa kok cerai. Kan bisa dibicarakan bersama?” tanya Radar Surabaya seolah-olah tak tahu apa-apa. “Mas Wori sudah terlanjur selingkuh. Saya tahu sendiri,” sambung Karin dengan wajah melas.

Donwori ternyata ketahuan selingkuh, empat bulan lalu. Pria 38 tahun itu gendakkan dengan Sephia, cewek penjaga toko handphone yang usianya masih belum genap 25. “Kenalnya waktu hapenya rusak. Pas servis, eh keterusan malah pacaran,” cerita Karin.

Baca Juga :  Dulu Nguber, Setelah Kecelakaan Donjuan Emoh Karena Tak Dijatah

Sejak saat itu, Donwori sering pergi gak jelas. Mulai jarang di rumah atau nongkrong di warung kopi dekat rumah. “Pulangnya malam terus. Kalau ditanya, malah marah-marah. Saya sudah tidak betah,” sambung Karin.

Soal jatah bulanan pun mulai terganggu ketika Donwori punya ban serep. Jatah yang seharusnya bertambah karena ada balita yang harus dibelikan susu formula, malah sebaliknya. “Bulan ini malah blas nggak ngasih uang. Ya sudah, kita selesaikan saja baik-baik. Saya yang nggugat kok, Mas. Karena orang tua saya sudah menyarankan begitu,” tutup Karin meninggalkan Radar Surabaya dengan sebatang rokok yang masih nyala sepertiga. (*/opi)

Most Read

Berita Terbaru