Umumnya, pasangan suami istri ingin bercinta dengan diiringi musik-musik lembut yang cenderung romantis. Tapi, pasangan Karin vs Donwori ini beda. Donwori suka diiringi musik rock dari grup band Gun’s N Roses.
TIM RADAR SURABAYA
Berbeda selera musik memang lumrah dialami pasangan suami istri (pasutri). Sang perempuan biasanya suka musik yang bernada lembut. Sedangkan pria kebanyakan suka jenis musik yang cenderung lebih keras.
Kalau perbedaan itu bisa diterima, tentu akan menghasilkan harmonisasi. Tapi kalau salah satu mulai merasa terganggu, tentu hasilnya adalah distorsi. Hal itu seperti yang dialami oleh pasutri Karin, 40, dan suaminya, Donwori, 43, warga Kedungdoro, Surabaya.
Selama 10 tahun berumah tangga dengan Donwori, ibu satu anak ini mengaku selalu menunaikan kewajibannya sebagai istri di atas ranjang sambil mendengarkan lagu-lagu rock dari grup band macam Metallica, Gun’s N Roses, Def Leppard, Led Zeppelin, Sepultura dan lain-lain.
Semula Karin merasa risih. Tapi lambat laun, dia pun bisa menyesuaikan dengan kebiasaan sang suami. Sebab kalau tidak mendengarkan lagu-lagu cadas itu, Donwori selalu gagal fokus yang ujung-ujungnya tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya.
Termasuk kewajibannya memenuhi nafkah batin ke sang istri. “Katanya, sejak muda dia memang penggemar musik aliran keras. Saat belajar, sedang senang, sedang sedih, bahkan saat bercinta sama aku, juga iringannya selalu lagu-lagu rock klangenannya itu,” ungkap Karin.
Awalnya saat malam pertama, Donwori memilih musik-musik rock yang lembut. Bukan yang heavy metal. Iramanya tidak keras dan cukup nyaman didengar telinga. Karena itu, Karin pun tidak protes.
Namun semakin lama, selera Donwori makin nyeleneh. “Musiknya dikeraskan dan jenisnya wis nggak dukung mood blas, malah bikin pusing. Jadinya, aku malah terganggu dan nggak pingin ML lagi kalau dia mulai nyetel musik-musik itu,” ucap Karin.
Kalau Karin mulai protes, Donwori tak kehabisan alasan. Kata Donwori, dia tidak bisa on lagi kalau cuma pakai “soundtrack” musik-musik rock lembut untuk adegan ranjangnya.
Karena itu, dia butuh musik yang lebih keras untuk penyemangat. “Katanya, biar rasanya lebih nendang dan mak jleb,” ungkap Karin sambil tersenyum penuh arti.
Tapi tetap saja, Karin merasa terganggu dengan suara musik yang sangat keras itu. Bahkan, anaknya pun mulai curiga dan terganggu kalau bapaknya mulai memainkan musik yang gaduh di tengah malam.
Kalau sudah begitu, Karin hanya bisa berbohong kalau Donwori sedang kangen masa mudanya dengan mendengarkan lagu-lagu lama. Untung anaknya percaya.
Tapi, ternyata kebiasaan Donwori semakin aneh. “Kalau sudah menyetel lagu-lagu kesukaaanya, dia semakin liar aksinya. Tak cuma sambil nyanyi, dia mulai main ceplas-ceples. Nggak suka dong, aku dikasari seperti itu. Bahagia dari mananya?” ucap Karin.
Puncaknya, Karin menyerahkan nasib rumah tangganya ke palu hakim di Pengadilan Agama (PA) Surabaya. Menurutnya, keintiman dengan suami bisa dibangun jika masing-masing saling menghormati dan menerima pasangannya. Bukan memaksakan kehendak pada diri pasangannya.
Bukannya sadar, gara-gara sang istri tak mau lagi bercinta dengan “soundtrack” lagu metal dan rock, Donwori tambah menjadi-jadi. Pria yang berprofesi sebagai pengusaha ternak bebek ini pun pilih “jajan” di luar. “Makanya aku nanti mau cari suami baru yang sukanya lagu-lagu Mozart saja,” seloroh Karin. (*/opi)