26 C
Surabaya
Wednesday, March 29, 2023

Suami Tak Betah Istri Tiap Dandan Habiskan Waktu Tiga Jam

Punya istri harus pandai 3 M: masak, macak, manak. Yang pasti, wanita asal Bojonegoro ini, sebut Karin, sudah masuk kriteria itu. Khusus macak, ia bisa menghabiskan waktu lebih dari tiga jam.

TIM RADAR SURABAYA

Untuk membuat bulu mata lentik, Karin harus bermenit-menit menggunakan bulu mata palsu di kelopak matanya. Belum lagi, pemasangan maskara yang harus manis serta penataan alis biar rapi bak nanggal sepisan. “Buat alis itu butuh waktu setengah jam sendiri. Itu belum poles-poles untuk eye shadow dan blush on. Paling minim waktunya tiga jam,” kata Donwori, suami Karin di sela sidang gugatan cerainya di Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya, kemarin.

Biasanya waktu berdandan ria ala-ala Karin sudah dimulai setelah salat subuh. Jika sekarang salat subuhnya, pukul 04.30, maka proses make up bisa berakhir pukul 07.30.

Padahal, pagi itu adalah waktu kritis. Donwori harus segera berangkat kerja ke kantornya sebagai ASN. Belum lagi mertuanya yang masih mengajar di salah satu kampus swasta di Surabaya. Kedua anaknya pun harus berangkat sekolah sepagi mungkin karena pukul 07.00 sudah masuk. Untung ada pembantu yang bagian mengantar si anak sekolah. Sehingga, tidak menggangu kegiatan istri berdandan ria di kamarnya.

Baca Juga :  Kecanduan Judi, Makin Menang Harta Makin Habis

“Biasanya kalau dandan, dia langsung berangkat kerja. Aku juga sudah berangkat. Pulang ke rumah baru pukul 17.00, kadang lebih karena macet,” terang Donwori.

Yang membuat laki-laki 40 tahun itu kesal, istrinya memiliki ilmu mbuletisasi alias lama jika diajak segera berangkat dengannya. Misalnya, ada acara kondangan maupun acara kantor yang membutuhkan waktu segera, namun ia harus menunggu berjam-jam make over si Karin.

Puncaknya, pas anak dan orang tuanya sakit. Donwori yang sudah ditelepon bolak-balik oleh pihak rumah sakit belum bisa datang karena masih menunggu istrinya berdandan. Begitu pula anaknya harus gagal mengikuti berbagai lomba, karena datang terlambat. “Kalau orang lelet itu benar-benar menghancurkan segalanya. Ya karir dan masa depan orang di sekitarnya,” terang pria yang tinggal di Medokan Ayu Surabaya itu.

Baca Juga :  Kejeduk Investasi Online, Rumah Tangga pun Bubar

Begitu pula nasibnya saat sang istri tidak bisa meninggalkan waktu make up-nya. Padahal adik kandungnya yang terkena kanker sedang dirujuk di rumah sakit dan menunggu persetujuan tanda tangan dari keluarga besarnya untuk proses operasi. “Namanya umur tetap Allah yang punya kehendak, tapi kalau istri bisa datang tepat waktu saat operasi mungkin adik masih bisa diselamatkan karena waktu itu emang butuh tanda tangan persetujuan operasi. Sedangkan orang tua istri sudah tidak ada,” keluh Donwori.

Meski hanya adik ipar, Donwori juga merasa dirinya sakit hati dengan kebiasaan dandan Karin. “Ini tidak bisa ditolerir, saya pusing tujuh keliling,” terang Donwori.

Sementara Karin tidak berkomentar apa- apa. Ia memang terlihat lemah gemulai dan cantik rupawan. Dandananya simple, namun juga berkarakter. “Ya enggak mau pisah, masih sayang suami, anak dan mertua. Ini proses mediasi, doakan semuanya baik baik saja ya,” kata Karin, perempuan 35 tahun yang wajahnya masih kayak anak kuliahan aja. (*/opi)

Punya istri harus pandai 3 M: masak, macak, manak. Yang pasti, wanita asal Bojonegoro ini, sebut Karin, sudah masuk kriteria itu. Khusus macak, ia bisa menghabiskan waktu lebih dari tiga jam.

TIM RADAR SURABAYA

Untuk membuat bulu mata lentik, Karin harus bermenit-menit menggunakan bulu mata palsu di kelopak matanya. Belum lagi, pemasangan maskara yang harus manis serta penataan alis biar rapi bak nanggal sepisan. “Buat alis itu butuh waktu setengah jam sendiri. Itu belum poles-poles untuk eye shadow dan blush on. Paling minim waktunya tiga jam,” kata Donwori, suami Karin di sela sidang gugatan cerainya di Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya, kemarin.

Biasanya waktu berdandan ria ala-ala Karin sudah dimulai setelah salat subuh. Jika sekarang salat subuhnya, pukul 04.30, maka proses make up bisa berakhir pukul 07.30.

Padahal, pagi itu adalah waktu kritis. Donwori harus segera berangkat kerja ke kantornya sebagai ASN. Belum lagi mertuanya yang masih mengajar di salah satu kampus swasta di Surabaya. Kedua anaknya pun harus berangkat sekolah sepagi mungkin karena pukul 07.00 sudah masuk. Untung ada pembantu yang bagian mengantar si anak sekolah. Sehingga, tidak menggangu kegiatan istri berdandan ria di kamarnya.

Baca Juga :  Posesif Tidak Jelas Biar Punya Alasan untuk Selingkuh

“Biasanya kalau dandan, dia langsung berangkat kerja. Aku juga sudah berangkat. Pulang ke rumah baru pukul 17.00, kadang lebih karena macet,” terang Donwori.

Yang membuat laki-laki 40 tahun itu kesal, istrinya memiliki ilmu mbuletisasi alias lama jika diajak segera berangkat dengannya. Misalnya, ada acara kondangan maupun acara kantor yang membutuhkan waktu segera, namun ia harus menunggu berjam-jam make over si Karin.

Puncaknya, pas anak dan orang tuanya sakit. Donwori yang sudah ditelepon bolak-balik oleh pihak rumah sakit belum bisa datang karena masih menunggu istrinya berdandan. Begitu pula anaknya harus gagal mengikuti berbagai lomba, karena datang terlambat. “Kalau orang lelet itu benar-benar menghancurkan segalanya. Ya karir dan masa depan orang di sekitarnya,” terang pria yang tinggal di Medokan Ayu Surabaya itu.

Baca Juga :  Mumpung Jadi Menantu Orang Kaya, Ongkang-Ongkang di Rumah Nunggu Harta

Begitu pula nasibnya saat sang istri tidak bisa meninggalkan waktu make up-nya. Padahal adik kandungnya yang terkena kanker sedang dirujuk di rumah sakit dan menunggu persetujuan tanda tangan dari keluarga besarnya untuk proses operasi. “Namanya umur tetap Allah yang punya kehendak, tapi kalau istri bisa datang tepat waktu saat operasi mungkin adik masih bisa diselamatkan karena waktu itu emang butuh tanda tangan persetujuan operasi. Sedangkan orang tua istri sudah tidak ada,” keluh Donwori.

Meski hanya adik ipar, Donwori juga merasa dirinya sakit hati dengan kebiasaan dandan Karin. “Ini tidak bisa ditolerir, saya pusing tujuh keliling,” terang Donwori.

Sementara Karin tidak berkomentar apa- apa. Ia memang terlihat lemah gemulai dan cantik rupawan. Dandananya simple, namun juga berkarakter. “Ya enggak mau pisah, masih sayang suami, anak dan mertua. Ini proses mediasi, doakan semuanya baik baik saja ya,” kata Karin, perempuan 35 tahun yang wajahnya masih kayak anak kuliahan aja. (*/opi)

Most Read

Berita Terbaru