Demi apa pun, jangan sampai melakukan hal bodoh hanya karena laki-laki. Apalagi sampai kabur dari rumah dan menyakiti orang tua.
TIM Wartawan Radar Surabaya
Pertengahan pekan lalu, Karin duduk sendiri di ruang tunggu Pengadilan Agama (PA) Kelas 1A Surabaya. Tatapan perempuan 42 tahun itu terlihat kosong. Wajahnya sendu. Agaknya Karin memendam luka yang dalam.
Kemudian Radar Surabaya mendekati perempuan itu dan terjadilah obrolan singkat. “Mau ke mana aku setelah ini, Mbak?” tanyanya, yang sepertinya tak membutuhkan jawaban.
Hubungan pernikahan Karin dan Donwori, 42, memang cukup rumit. Keduanya berumah tangga sudah cukup lama. 14 tahun. Namun semua itu kini tak ada artinya lagi karena Donwori hilang. Kabur bersama perempuan lain. Sephia, 32, namanya. Tak tanggung-tanggung, sudah enam bulan lamanya.
Yang menjadi masalah, kaburnya Donwori tak hanya membawa diri. Tapi juga membawa uang hasil menjual rumahnya diam-diam. Ya, Donwori ini kejam juga rupanya. Sudah ninggal, tapi tak meninggalkan apa-apa ke anak istri. “Kurang ajar, aku kaget pas didatengi orang yang ngeklaim rumahku. Ternyata dia (Donwori) udah jual sebelum kabur,” curhat Karin.
Rupanya hal inilah yang membuat pikiran Karin kelabu. Masalahnya, ia tak tahu lagi mau ke mana ? Rumah tak ada. Mau kembali dengan keluarga, juga tak berani. Sejak tragedi belasan tahun lalu.
Rupanya, dulu Karin kawin lari dengan Donwori. Karena orang tua Karin tak mau merestui, keduanya hijrah ke Surabaya. Dari Malang. Sejak saat itu, hubungan orang tua dan anak ini putus kontak. Bahkan sebelum acara kabur itu, terjadi perang besar antara Karin dengan ibunya sendiri.
Sebelum hari kaburnya, Karin yang sejak awal tinggal dengan sang nenek didatangi ibunya yang marah-marah. Sambil membawa pisau, ibu Karin mengancam mau menghunus pisau kepada Donwori kalau sampai berani membawa Karin kabur. Namun saat itu Karin ngengkel. Tetap saja kabur demi cintanya pada Donwori. “Aku gak pernah ngerti kenapa Mamaku gak suka sama dia. Akhirnya kejadian seperti ini. Sekarang mau minta maaf, juga terlambat. Mamaku sudah meninggal, ” katanya, melas. (*/opi)