Sudah tak diberi nafkah, masih suka berkata kotor. Akibatnya keluarga jadi berantakan
LUKMAN AL FARISI – Wartawan Radar Surabaya
Hidup Karin, 28, bisa dibilang cukup ruwet. Betapa tidak, Donwori, 30, ternyata suami yang penuh masalah. Kerap marah-marah tanpa alas an yang jelas hingga tak mau memberi nafkah. Sebagai istri, Karin pun jelas pusing tujuh keliling.
Wanita asal Wonokromo, Surabaya, itu bercerita, awal mula menikah, keluarga merka sudah dilanda masalah. Kerap bertengkar dan berselisih paham. Namun Karin masih bersabar karena ingin keluarganya tak bubar. Ia juga masih cinta mati pada Donwori.
“(Sering bertengkar, Red) Karena belum punya anak Mas. Siapa tahu kalau sudah punya anak suami bisa berubah. Pikir saya begitu awalnya karena ingin keluarga saya tetap utuh,” ujarnya.
Sayang tiga bulan pasca putri pertamanya lahir, Donwori makin tak sabaran. Bersikap kasar dan berkata kotor. Sejak saat itu, nafkah keluarga juga tak ada kabar. Padahal Karin butuh banyak uang untuk keperluan mengurus anak, juga keperluan dirinya sendiri.
“Saya pikir mau berubah. Lah kok tambah parah. Bingung Mas, kecewa juga sama dia, pokoknya masalah terus. Menyesal saya menikah,” imbuhnya.
Tak hanya itu, biduk rumah tangga Karin akhirnya retak juga. Hal itu saat Donwori nekat selingkuh dengan wanita lain. Karin akhirnya menyerah juga. Gara-garanya Donwori ternyata punya hutang banyak yang tak diketahui peruntukannya.
Karin yang merasa sudah tak tahan dengan sikap Donwori akhirnya memutuskan pisah. Pergi ke Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya mengajukan gugatan. Beruntung gugatan Karin akhirnya dikabulkan.
“Yang semakin saya jengkel dia berkata kasar dan merendahkan saya. Sudah enggak ada harga dirinya saya ini Mas. Saya sampai keguguran dua kali,” jelasnya pada Radar Surabaya, sepekan lalu ketika bertemu di PA Klas IA Surabaya. (*/opi)