26 C
Surabaya
Wednesday, March 29, 2023

Tak Mau Kecewakan Orangtua, Malam Pertama Sengaja Tak Mau Disentuh Biar Dicerai

Orang Jawa memang punya budaya sungkan. Dalam beberapa hal, sikap ini baik. Tapi seringkali, sungkanan malah membuat sesuatu tambah runyam. Gara-gara sungkan mau nolak, status perawan yang Karin jaga selama puluhan tahun hilang dalam sehari. Diganti dengan status janda kembang.

TIM Wartawan Radar Surabaya

Ceritanya bermula beberapa hari yang lalu. Dengan sangat terpaksa, Karin, 29, ditawari menikah dengan Donwori, 30, pria yang menjadi pilihan orangtuanya. Sayangnya, sejak perkenalan pertama, Karin ini tidak sreg dengan Donwori. Katanya, tak satupun tentang calon suaminya yang menarik hatinya.

Sempat tawaran itu Karin tolak, berkali-kali. Namun rupanya, orang tua Karin ini sudah sangat ngebet memiliki mantu. Sudah diengkel puluhan kali pun, bapak ibu Karin lebih ngengkel. Alasannya, sedih melihat Karin yang masih saja perawan di usia sudah mau 30 tahun.

Di antara teman sebayanya, Karin memang yang paling lambat menikah. Teman-temannya sudah banyak yang punya anak. “Kupingku panas Mbak, dibanding-bandingno terus. Malah kapan hari diilokno, deloken kancamu sing janda wae arep rabi maneh, kon sek dewean ae,” katanya, menirukan ucapan ibunya.

Bahkan, oleh orang tuanya, setiap hari Karin selalu dibisiki kata-kata yang baik tentang Donwori. Tentang prestasinya dalam kerjaan, tentang kesehariannya, bagaimana sikap baiknya kepada orang tua. Namun bagi Karin, namanya tak cinta ya tetap tak cinta.

Baca Juga :  Ketahuan Ngemal Mesra dengan Istri Teman Sendiri

“Terus kok bisa akhirnya mau menikah Mbak?” tanya Radar Surabaya, ketika berbincang dengan Karin di kantor pengacara, dekat Pengadilan Agama (PA) Kelas 1A Surabaya.

“Terpaksa, wong tuwoku mekso, bahkan ngancem aku durhaka kalau enggak mau dinikahkan,” ujar Karin. Tanpa persiapan yang lama, akhirnya Karin menerima perjodohan dengan Donwori itu.

Namun benar kata seorang pengacara. Godaan orang yang akan menikah itu banyak sekali. Seperti kehadiran orang ketiga. Sayangnya, Karin ini termasuk yang tidak bisa tahan godaan. Ia mengaku, sebelum menikah dengan Donwori, ia dikontak lagi dengan mantan yang ngajak nikah. Bimbanglah Karin.

Karena saat itu, segala persiapan sudah hampir selesai. Undangan telah disebar, pun dengan gedung dekorasi dan katering. Semua sudah siap, bahkan busana untuk bridesmaid juga sudah siap.

Eh tunggu-tunggu, katanya emoh nikah, tapi kok sampai cemepak se-bridesmaid segala. Hanya Tuhan dan Karin yang tahu. “Ya kalau tiba-tiba tak batalkan, ya malu sama orang-orang Mbak. Yawes tak terusno wae,” aku Karin.

Dan akhirnya, hari H pun tiba. Karin pun menikah dengan Donwori. Namun setelah sah, tepat di malam pertama, Karin bikin ulah. Ia emoh disentuh oleh suaminya. Alhasil, Donwori yang tak terima menalaknya saat itu juga. Tentu saja, diiringi dengan drama dan melontarkan sumpah serapah pada Karin. “Tapi aku malah seneng Mbak. Kan akhirnya gak susah-susah bikin perkara, dia nalak duluan,” katanya, sesantai itu.

Baca Juga :  Napas Tua Tak Maksimal Layani di Ranjang, Izinkan Suami Nikah Lagi

Disalahkan pun, Karin tak mau. Ia bersikukuh bahwa itu semua salah Donwori. Dan salah orang tuanya yang tetap memaksa meski Karin tak mau. “Memang Mbak Karin mau menikah dengan mantan Mbak juga?” tanya Radar Surabaya, yang lagi-lagi dijawab enteng, ” Belum tahu, kalau cocok ya nikah, kalau enggak ya tidak.”

Meski perbuatan Karin meresahkan, setidaknya untuk orang tuanya dan orang yang melihat, toh Karin enjoy saja mengurus cerai. Tak ada beban sama sekali tuh. Apakah Karin punya penyesalan pada pergantian statusnya dari perawan ke janda dalam sekejap, juga tak ada yang tahu.

Padahal, kalau kata pengacara, laki-laki akan lebih memilih calon istri yang perawan daripada janda. Apalagi tak ada yang tahu Karin sudah disentuh suaminya atau belum. Tahunya kan sudah janda saja. (*/opi)

Orang Jawa memang punya budaya sungkan. Dalam beberapa hal, sikap ini baik. Tapi seringkali, sungkanan malah membuat sesuatu tambah runyam. Gara-gara sungkan mau nolak, status perawan yang Karin jaga selama puluhan tahun hilang dalam sehari. Diganti dengan status janda kembang.

TIM Wartawan Radar Surabaya

Ceritanya bermula beberapa hari yang lalu. Dengan sangat terpaksa, Karin, 29, ditawari menikah dengan Donwori, 30, pria yang menjadi pilihan orangtuanya. Sayangnya, sejak perkenalan pertama, Karin ini tidak sreg dengan Donwori. Katanya, tak satupun tentang calon suaminya yang menarik hatinya.

Sempat tawaran itu Karin tolak, berkali-kali. Namun rupanya, orang tua Karin ini sudah sangat ngebet memiliki mantu. Sudah diengkel puluhan kali pun, bapak ibu Karin lebih ngengkel. Alasannya, sedih melihat Karin yang masih saja perawan di usia sudah mau 30 tahun.

Di antara teman sebayanya, Karin memang yang paling lambat menikah. Teman-temannya sudah banyak yang punya anak. “Kupingku panas Mbak, dibanding-bandingno terus. Malah kapan hari diilokno, deloken kancamu sing janda wae arep rabi maneh, kon sek dewean ae,” katanya, menirukan ucapan ibunya.

Bahkan, oleh orang tuanya, setiap hari Karin selalu dibisiki kata-kata yang baik tentang Donwori. Tentang prestasinya dalam kerjaan, tentang kesehariannya, bagaimana sikap baiknya kepada orang tua. Namun bagi Karin, namanya tak cinta ya tetap tak cinta.

Baca Juga :  Bosan Sama Kakaknya, Ganti Ngincar Adiknya

“Terus kok bisa akhirnya mau menikah Mbak?” tanya Radar Surabaya, ketika berbincang dengan Karin di kantor pengacara, dekat Pengadilan Agama (PA) Kelas 1A Surabaya.

“Terpaksa, wong tuwoku mekso, bahkan ngancem aku durhaka kalau enggak mau dinikahkan,” ujar Karin. Tanpa persiapan yang lama, akhirnya Karin menerima perjodohan dengan Donwori itu.

Namun benar kata seorang pengacara. Godaan orang yang akan menikah itu banyak sekali. Seperti kehadiran orang ketiga. Sayangnya, Karin ini termasuk yang tidak bisa tahan godaan. Ia mengaku, sebelum menikah dengan Donwori, ia dikontak lagi dengan mantan yang ngajak nikah. Bimbanglah Karin.

Karena saat itu, segala persiapan sudah hampir selesai. Undangan telah disebar, pun dengan gedung dekorasi dan katering. Semua sudah siap, bahkan busana untuk bridesmaid juga sudah siap.

Eh tunggu-tunggu, katanya emoh nikah, tapi kok sampai cemepak se-bridesmaid segala. Hanya Tuhan dan Karin yang tahu. “Ya kalau tiba-tiba tak batalkan, ya malu sama orang-orang Mbak. Yawes tak terusno wae,” aku Karin.

Dan akhirnya, hari H pun tiba. Karin pun menikah dengan Donwori. Namun setelah sah, tepat di malam pertama, Karin bikin ulah. Ia emoh disentuh oleh suaminya. Alhasil, Donwori yang tak terima menalaknya saat itu juga. Tentu saja, diiringi dengan drama dan melontarkan sumpah serapah pada Karin. “Tapi aku malah seneng Mbak. Kan akhirnya gak susah-susah bikin perkara, dia nalak duluan,” katanya, sesantai itu.

Baca Juga :  Meski Hamil Tua, Karin Nekat Nginep Sama Mantan

Disalahkan pun, Karin tak mau. Ia bersikukuh bahwa itu semua salah Donwori. Dan salah orang tuanya yang tetap memaksa meski Karin tak mau. “Memang Mbak Karin mau menikah dengan mantan Mbak juga?” tanya Radar Surabaya, yang lagi-lagi dijawab enteng, ” Belum tahu, kalau cocok ya nikah, kalau enggak ya tidak.”

Meski perbuatan Karin meresahkan, setidaknya untuk orang tuanya dan orang yang melihat, toh Karin enjoy saja mengurus cerai. Tak ada beban sama sekali tuh. Apakah Karin punya penyesalan pada pergantian statusnya dari perawan ke janda dalam sekejap, juga tak ada yang tahu.

Padahal, kalau kata pengacara, laki-laki akan lebih memilih calon istri yang perawan daripada janda. Apalagi tak ada yang tahu Karin sudah disentuh suaminya atau belum. Tahunya kan sudah janda saja. (*/opi)

Most Read

Berita Terbaru