26 C
Surabaya
Wednesday, March 29, 2023

Suka Gemetaran Kalau Lihat Lelaki Ganteng, 13 Tahun Baru Tahu sang Suami Gay

Kini terjawab sudah alasan Donwori menamai anaknya dengan nama-nama kemayu. Ternyata, selama ini, Donwori adalah gay yang bersembunyi di balik tampang garang dan cerdas.

TIM Wartawan Radar Surabaya

USIA pernikahan Karin, 35, sudah lebih dari 13 tahun atau 156 kali bulan purnama ketika ia mendaftarkan perceraiannya di Pengadilan Agama (PA) Kelas 1A Surabaya. Rumah tangga yang terjalin cukup lama ini hancur ketika Karin mengetahui sebuah fakta bahwa suaminya seorang gay.

Status gay suaminya ini ketahuan ketika Donwori, 37, tepergok menyelundupkan laki-laki ke kamarnya. Bahkan, dengan matanya sendiri, Karin mengetahui apa yang dilakukan kedua pria dewasa itu. “Menjijikkan! Kok bisa-bisanya! Dosa apa aku sampai punya suami seperti itu Mbak,” curhat Karin.

Rupanya, Karin ini tegas juga. Setelah memergoki suaminya ada main dengan laki-laki, Karin mengajak Donwori untuk periksa. Ia takut kalau-kalau suaminya terkena HIV/AIDS. Terlebih, ia juga takut kalau-kalau ia kecolongan dan ikut tertular penyakit mematikan itu. Dari situ, ketahuan bahwa Donwori sudah positif HIV. Untungnya, Karin belum sampai ketularan.

Baca Juga :  Hidup Serba Ada Serasa Bujangan, Suami Tak Pernah Diperhatikan

Meski sudah tahu status dan kelainan suaminya, rupanya Karin ini belum rela untuk bercerai. Akhirnya, selama enam bulan, ia bertahan hidup dengan Donwori. Namun pada akhirnya, ia menyerah juga. Penyebabnya adalah karena tak tercukupi kebutuhan batinnya.

“Namanya juga istri, ya butuh itu (hubungan seksual, Red). Tapi sudah tahu dia gitu, aku sekarang ya emoh berhubungan sama dia. Jijik iya, takut ketularan iya, tapi akhire kesepian,” papar Karin.

Kepada Radar Surabaya, Karin mengaku tak pernah mengetahui kalau suaminya punya kelainan seksual. Wong suaminya ini prejengannya juga meyakinkan, kerjaannya juga sebagai guru yang “notabene” harus bisa digugu lan ditiru siswanya. Pembawaannya juga tenang, khas orang berpendidikan.

Namun setelah ia pikir-pikir lagi, memang ada beberapa bukti yang menunjukkan kalau Donwori ini berbeda dengan laki-laki lain. Pertama adalah dari kebiasaan keseharian suaminya. Berbeda dengan laki-laki lain, Donwori ini lebih rapi, suka bersih-bersih dan selalu wangi.

Ia juga gemar memasak, masakannya pun enak. Waktu itu, Karin senang-senang saja dengan kelebihan suaminya. Toh ia malah tak perlu repot-repot masak karena suaminya lebih rajin.

Baca Juga :  Tinggal di Rumah Mertua Tak Bekerja, Jadi Sasaran Omelan dan Amukan

Kedua, ia kerap dengar kalau suaminya diolok-olok teman dan keluarga dengan kata-kata “cewek”. Bahkan olokan itu datang dari orang tua Donwori sendiri. “Bojoku memang rapi, suka bersolek Mbak, ya tak pikir gara-gara itu mbak,” katanya lagi, polos, tidak kritis.

Satu bukti yang lebih menjurus adalah Karin beberapa kali menangkap gesture mencurigakan Donwori ketika melihat laki-laki ganteng. Setiap melihat laki-laki bening lewat, kaki dan tangannya selalu gelisah. Ia tampak gemetaran. “Ealah Mbak, dulu tak pikir dia gitu gara-gara cemburu, takut aku direbut cowok lain. Eh tibake dia yang nafsu sama yang ganteng-ganteng,” katanya lagi.

Bukti terakhir yang bisa Karin kumpulkan adalah dari anak-anaknya. Karin tak pernah sadar, mengapa Donwori suka sekali menamai kedua anak laki-lakinya dengan nama kemayu yang melambai-lambai.

Rupanya jiwanya yang juga melambailah alasannya. Namun sayang sekali, belum sempat Radar Surabaya tahu kriteria nama gay menurut versi Karin ini, perempuan beralis tebal itu keburu bergegas. Masuk ruang sidang gara-gara telah dipanggil. (*/opi)

Kini terjawab sudah alasan Donwori menamai anaknya dengan nama-nama kemayu. Ternyata, selama ini, Donwori adalah gay yang bersembunyi di balik tampang garang dan cerdas.

TIM Wartawan Radar Surabaya

USIA pernikahan Karin, 35, sudah lebih dari 13 tahun atau 156 kali bulan purnama ketika ia mendaftarkan perceraiannya di Pengadilan Agama (PA) Kelas 1A Surabaya. Rumah tangga yang terjalin cukup lama ini hancur ketika Karin mengetahui sebuah fakta bahwa suaminya seorang gay.

Status gay suaminya ini ketahuan ketika Donwori, 37, tepergok menyelundupkan laki-laki ke kamarnya. Bahkan, dengan matanya sendiri, Karin mengetahui apa yang dilakukan kedua pria dewasa itu. “Menjijikkan! Kok bisa-bisanya! Dosa apa aku sampai punya suami seperti itu Mbak,” curhat Karin.

Rupanya, Karin ini tegas juga. Setelah memergoki suaminya ada main dengan laki-laki, Karin mengajak Donwori untuk periksa. Ia takut kalau-kalau suaminya terkena HIV/AIDS. Terlebih, ia juga takut kalau-kalau ia kecolongan dan ikut tertular penyakit mematikan itu. Dari situ, ketahuan bahwa Donwori sudah positif HIV. Untungnya, Karin belum sampai ketularan.

Baca Juga :  Emoh Ditinggal Meski Istri Kepincut Laki-Laki Lain

Meski sudah tahu status dan kelainan suaminya, rupanya Karin ini belum rela untuk bercerai. Akhirnya, selama enam bulan, ia bertahan hidup dengan Donwori. Namun pada akhirnya, ia menyerah juga. Penyebabnya adalah karena tak tercukupi kebutuhan batinnya.

“Namanya juga istri, ya butuh itu (hubungan seksual, Red). Tapi sudah tahu dia gitu, aku sekarang ya emoh berhubungan sama dia. Jijik iya, takut ketularan iya, tapi akhire kesepian,” papar Karin.

Kepada Radar Surabaya, Karin mengaku tak pernah mengetahui kalau suaminya punya kelainan seksual. Wong suaminya ini prejengannya juga meyakinkan, kerjaannya juga sebagai guru yang “notabene” harus bisa digugu lan ditiru siswanya. Pembawaannya juga tenang, khas orang berpendidikan.

Namun setelah ia pikir-pikir lagi, memang ada beberapa bukti yang menunjukkan kalau Donwori ini berbeda dengan laki-laki lain. Pertama adalah dari kebiasaan keseharian suaminya. Berbeda dengan laki-laki lain, Donwori ini lebih rapi, suka bersih-bersih dan selalu wangi.

Ia juga gemar memasak, masakannya pun enak. Waktu itu, Karin senang-senang saja dengan kelebihan suaminya. Toh ia malah tak perlu repot-repot masak karena suaminya lebih rajin.

Baca Juga :  Huru Hara Muncul karena Istri yang Posesif

Kedua, ia kerap dengar kalau suaminya diolok-olok teman dan keluarga dengan kata-kata “cewek”. Bahkan olokan itu datang dari orang tua Donwori sendiri. “Bojoku memang rapi, suka bersolek Mbak, ya tak pikir gara-gara itu mbak,” katanya lagi, polos, tidak kritis.

Satu bukti yang lebih menjurus adalah Karin beberapa kali menangkap gesture mencurigakan Donwori ketika melihat laki-laki ganteng. Setiap melihat laki-laki bening lewat, kaki dan tangannya selalu gelisah. Ia tampak gemetaran. “Ealah Mbak, dulu tak pikir dia gitu gara-gara cemburu, takut aku direbut cowok lain. Eh tibake dia yang nafsu sama yang ganteng-ganteng,” katanya lagi.

Bukti terakhir yang bisa Karin kumpulkan adalah dari anak-anaknya. Karin tak pernah sadar, mengapa Donwori suka sekali menamai kedua anak laki-lakinya dengan nama kemayu yang melambai-lambai.

Rupanya jiwanya yang juga melambailah alasannya. Namun sayang sekali, belum sempat Radar Surabaya tahu kriteria nama gay menurut versi Karin ini, perempuan beralis tebal itu keburu bergegas. Masuk ruang sidang gara-gara telah dipanggil. (*/opi)

Most Read

Berita Terbaru