Hanya gara-gara sperma, Karin, 41, bercerai. Ia curiga, Donwori, 45, suaminya selingkuh. Lantaran sperma yang dikeluarkan encer, tak seperti biasanya.
Ismaul Choiriyah-Wartawan Radar Surabaya
Apakah ada kaitannya antara perselingkuhan dengan kualitas sperma? Jangan tanya, penulis bukan medis. Juga bukan orang yang sudah ada pasangan. Jadi tidak tahu. Hu…hu…hu.
Namun itulah yang Karin yakini. “Saya tahu! Aku menikah dengan Donwori sudah 14 tahun. Gak setahun dua tahun. Pole ngerti lek ono sing berubah,” tegas Karin di kantor pengacara dekat Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya, belum lama ini.
Karin mengatakan itu sebenarnya karena kesal. Karena sebelumnya alasannya ini dibantah oleh pengacara. Saat dia konsultasi. Kata si pengacara, sperma encer penyebabnya tidak semata-mata karena habis selingkuh. Tapi, bisa jadi karena makanan atau kelelahan. Jadi, karena banyak faktor.
“Terang-terangan ae. Spermae ketahuan encer iku mesti pas dekne mari mblakrak, mesti mari tekan njobo. Iku lek gak mari digawe ambek wedokan liyo opo maneh?” lanjut Karin, ngeyel kelas dewa.
Oh ya, btw Karin memang punya waktu-waktu tertentu untuk dilayani. Salah satunya adalah saat Donwori pulang dari luar rumah. Entah balik dari kerja atau sekadar ngopi. Karin sendiri tak menjelaskan mengapa dia punya kebiasaan unik itu. “Maneh ya, anehe, lek aku njaluk subuh-subuh, gak encer kok spermae. Berarti kan bener ono sing kudu dicurigai,” timpalnya lagi.
Karena kesal dan terbakar cemburu, Karin pun beberapa kali menginterogasi Donwori. Hanya saja yang ditanyai tak pernah mengaku. (Atau sebenarnya memang tidak ada yang bisa diakui). Walhasil, berakhirlah hubungan rumah tangganya itu. Hanya gara-gara sperma encer. Duh!!!! (*/opi)