Karma itu nyata adanya. Jadi kalau ingin rumah tangga tenang dan bahagia, carilah pasangan dengan cara yang benar.
TIM Wartawan Radar Surabaya
Radar Surabaya kadang miris melihat anak-anak kecil tanpa dosa yang dibawa orang tuanya ke Pengadilan Agama. Tak pantas saja rasanya. Namun bisa saja kan, membawa anak adalah satu-satunya jalan karena tak ada lagi orang lain yang mengurus di rumah.
Seperti Karin, 38, ini misalnya. Di ruang tunggu Pengadilan Agama (PA) Kelas 1A Surabaya awal pekan lalu, ia nampak sibuk dengan bayinya yang rewel. Rupanya itu adalah anak ketiganya. Anak hasil pernikahannya dengan Donwori, 38, yang masih baru.
Setelah dua tahun menikah Karin memutuskan untuk bercerai. Katanya, sudah tak ada lagi kecocokan. “Berantem terus setiap hari, capek aku,” ujarnya singkat.
Karin sendiri heran dengan apa yang terjadi dalam rumah tangganya. Dulu, sebelum anaknya ini lahir, rumah tangganya adem ayem saja. Namun setelah anaknya lahir, ada saja masalahnya. Masalah kecil jadi besar, masalah besar dibiarkan berlarut hingga makin besar. Ujung-ujungya, tak pernah ada ketenangan dalam rumah tangga.
Setelah mengeluh sana sini, dengan santainya ia menguak aib rumah tangganya sendiri. Rupanya, kekacauan rumah tangga Karin dipicu oleh ketidaksenangan orang lain. Orang lain itu adalah mantan istri Donwori, sebut saja Sephia, 38. Yang katanya bertubi-tubi mengirimkan energi jahat di keluarga Karin vs Donwori.
Lho mengapa? Apa Sephia dendam ? Tentu saja. Wong Karin ini merebut Donwori dari tangan Sephia. Hingga Sephia vs Donwori kemudian bercerai.
Dari cerita Karin, yang sebelumnya sempat mendatangi dukun, Sephia sengaja mengirim guna-guna untuk mengganggu rumah tangga Karin. Bahkan katanya, guna-guna itu sangat kuat sampai tidak bisa dihilangkan. Ini masih katanya lho ya.
Kata mbah dukunnya Karin, si Sephia ini iri melihat Donwori dan Karin yang lalu-lalang lewat rumahnya dan nampak bahagia. (Ya pasangan pelakor ini memang tetangga satu kampung). Makanya, guna-guna itu di lewatkan pada anaknya.
“Kalau tahu karena guna-guna kenapa tetap bersikeras berpisah Mbak?” tanya Radar Surabaya heran. “Ya capek lah, rumah tangga ribut terus ya mending cerai saja,” pungkas Karin.
Mungkin bagi Karin, menikah tak ubahnya pacaran. Yang sekali bosan ya cerai. Buktinya usia masih kepala tiga saja sudah cerai dua kali. (*/opi)