SURABAYA – Kompleks pemakaman Ki Ageng Pengging yang terletak di Jalan Raya Ngagel nomor 87 akhirnya dihibahkan ke Pemkot Surabaya. Proses hibah tersebut ditandai dengan penandatanganan surat hibah dan prasasti yang dilakukan langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di kompleks pemakaman bersama dengan perwakilan keluarga, Jumat (29/7).
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pemkot akan melakukan perbaikan di kompleks makam tua tersebut. Apalagi Ki Ageng Pengging adalah salah satu pendiri Kota Surabaya. “Tanpa kehadiran beliau, tanpa perjuangan beliau, tidak mungkin Surabaya ini bisa terbentuk. Jadi, sudah seharusnya ini mendapatkan perhatian dari Pemkot Surabaya,” kata Wali Kota yang karib disapa Cak Eri itu.
Sebenarnya, lanjut dia, tidak hanya pemakaman Ki Ageng Pengging yang mendapatkan perhatian dari Pemkot Surabaya. Namun, beberapa makam para ulama dan para leluhur yang ada di Surabaya juga menjadi perhatian. Sehingga, beberapa pemakaman itu banyak yang diperbaiki, termasuk kompleks pemakaman Mbah Benowo dan lainnya.
“Itu saya lakukan karena Surabaya ini menjadi hebat, menjadi makmur, karena berkat doanya para alim dan ulama, serta para wali yang ada di Surabaya. Yang mana beliau-beliau itu adalah orang-orang yang memang mempunyai hati yang bersih dan terus mendoakan warga Kota Surabaya,” tegasnya.
Wali Kota Eri juga menjelaskan bahwa kunjungannya ke pemakaman Ki Ageng Pengging ini bukan yang pertama. Sebab, jauh sebelum dia menjadi Wali Kota Surabaya, tepatnya saat dia masih menjabat Kepala Dinas Cipta Karya, ia sudah meminta izin kepada juru kunci makam dan pihak keluarga untuk melakukan perbaikan-perbaikan di kompleks pemakaman Ki Ageng Pengging tersebut.
“Saat itu saya sampaikan bahwa kalau Surabaya ini ingin enak dan nyaman tentram, maka makamnya para wali dan makamnya para leluhur Surabaya itu harus diperbaiki. Sehingga saat itu langsung diperbaiki dan alhamdulillah sekarang sudah bagus dan rapi,” ujarnya.
Meski begitu, ia meminta jajarannya untuk terus memperbaiki dan merawat kompleks pemakaman itu. Salah satunya dengan cara melengkapi pemakaman itu dengan silsilah leluhur yang langsung nyambung hingga ke Nabi Muhammad SAW. Bahkan, ia meminta pagar yang ada di sisi barat dipertimbangkan supaya tetap mencerminkan bahwa itu masih ada trah keturunan Majapahit.
“Karena bagaimana pun juga, ini tidak bisa lepas dari sejarah. Kita harus ingat itu dan tidak boleh melupakan itu. Perjuangan beliau-beliau ini menambah tekad kita untuk terus memberikan yang terbaik untuk warga Kota Surabaya. Selain itu, ini juga sebagai pusat pembelajaran bagi kita semua, terutama anak-anak Surabaya, supaya tahu perjuangan para leluhurnya, perjuangan para wali untuk mensejahterakan umatnya, sehingga diharapkan kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari perjuangan tersebut,” tuturnya.
Sementara itu, perwakilan keluarga Ki Ageng Pengging, Raden Erwin P. Sosrokusumo mengaku sudah lama pihak keluarga merawat kompleks makam tersebut sejak bapaknya hingga diturunkan kepada dirinya.
Namun kini, ia mengaku tidak punya anak laki-laki untuk menjadi penerusnya merawat kompleks makam leluhur tersebut. Sebab, Bapaknya dulu menyerahkan itu kepada anak laki-laki. Bagi dia, kalau anak perempuan tidak mungkin karena pasti ikut suaminya.
“Sedangkan saya sekarang sudah umur 67 tahun, sebentar lagi mungkin sudah tidak ada. Makanya sebelum saya tidak ada, saya akan tata semua ini menjadi sesuatu yang baik untuk masyarakat dan baik untuk negara,” kata Raden Erwin.
Oleh karena itu, ia mengaku sudah ikhlas tanah dan bangunan yang ada di kompleks pemakaman Ki Ageng Pengging diserahkan kepada Pemkot Surabaya untuk dirawat dan dipelihara. Supaya ke depan keberadaan kompleks pemakaman leluhur Surabaya ini bisa lebih baik. Apalagi, bangunan ini sudah menjadi cagar budaya sehingga ia merasa pilihannya sudah tepat.
“Jadi, saya sudah ikhlas untuk diserahkan kepada Pemkot Surabaya. Eyang (Ki Ageng Pengging, Red) tadi juga hadir, beliau juga sudah ikhlas dan senang karena diselamatkan dan itu yang terbaik. Jadi, alhamdulillah ini sudah langkah yang tepat menurut saya,” pungkasnya. (rmt/jay)