SURABAYA – Selain membuat drainese saluran baru dan menambah rumah pompa sebagai pencegahan genangan di Surabaya, Pemkot Surabaya juga mempunyai dua unit mobil penyedot air genangan dan penyedot lumpur dengan kapasitas 3000 liter. Satu unit truk tersebut menyedot anggaran Rp 2 miliar.
Kabid Pematusan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya Eko Yuli Prasetyo mengatakan dua unit truk untuk mengatasi genangan yang lama surut. Bahkan untuk hal-hal yang urgen juga bisa digunakan. “Kalau ada jadwal perlu dipakai untuk mengatasi genangan dijalan, kalau gak perlu yang gak. Untuk kapasitas tampungnya masing-masing 3000 liter,” kata Eko.
Pihaknya juga berencana untuk menambah unit truk untuk penyedot genangan lagi. Namun penambahan tersebut masih dilakukan evaluasi dan monitoring terhadap dua unit tersebut terkait keefektifannya dalam menyedot genangan.
“Kita evaluasi dulu, kalau efektif kedepannya kita akan tambah lagi, kalau gak ada kejadian seperti itu (genangan atau sumbatan) kita gunakan alat itu. Kemungkinan akan nambah unit penyedot lumpur saja, kalau tambah berapa lagi kita belum tahu,” terangnya.
Lumpur yang telah disedot nantinya akan dibuang ke lahan-lahan kosong milik Pemkot, nantinya bisa digunakan tanah huruk setelah mengering (lumpurnya). “Setelah kering tanahnya kita buat urukan. Seperti yang ada di wilayah Sumberejo Pakal. Dan untuk hasil sedotan air kita buang ke kali. Sama halnya kita sedot air disini, kita buang kesana, itukan cuma mindahkan saja,” jelasnya.
Di tahun ini Pemkot Surabaya akan kembali menggarap proyek drainase hingga pembuatan rumah pompa baru. Anggaran pun sudah dinaikan dari tahun 2002 sebesar Rp 541 miliar menjadi Rp 867 miliar. Proyek penanggulangan banjir masih dalam tahap lelang. Ia menyebut pengerjaan tahun ini tidak banyak berbeda dengan tahun lalu. Ada pembangunan rumah pompa baru maupun perbaikan saluran sekunder, tersier di jalan arteri.
“Ya titiknya (pengerjaan) masih kami hitung juga. Yang jelas ada tambahan rumah pompa baru seperti di Undaan, MERR Tambaksumur, hingga ke perbatasan Surabaya-Sidoarjo tepatnya di Simowau Pagesangan. Ada juga pembuatan drainase perkotaan juga,” ujar Eko.
Ia juga menyebut pengerjaan tersebut dilakukan secara bertahap tidak bisa semua, karena disesuaikan dengan kemampuan anggaran. “Ya, kalau tahun lalu kami fokus di Surabaya pusat dan Selatan, sekarang ke sisi Surabaya Utara juga dan Timur juga,” pungkasnya. (rmt)