SURABAYA – Seorang bocah berinisial JAG, 10, warga Jalan Mastrip Nomor 37-A, Karang Pilang, Surabaya, yang tenggelam di Kali Surabaya belum ditemukan. Sejak Jumat pagi (24/12), petugas gabungan melakukan penyisiran dengan perahu karet dan penyelaman.
Hingga pukul 16.30, korban masih belum ditemukan. Komandan Tim Operasi Pencarian Basarnas Surabaya Farid Kurniadi mengatakan, sebanyak 15 orang penyelam melakukan pencarian sejak Jumat pukul 07.00.
“Metode penyelaman bergantian damkar, linmas, basarnas, dan ada standby perahu karet, yang berada di atasnya. Sebagai safety officer, dan pembantu,” ujar Farid kepada wartawan, Jumat (24/12).
Dia menjelaskan, selain melakukan penyelaman, petugas SAR Gabungan juga melakukan penyisiran menggunakan perahu. Penyisiran dilakukan mulai dari titik awal korban diduga jatuh tenggelam hingga ke arah Rolak Jambangan.
“Meski arus permukaan di atas tenang, tapi di dalam arusnya cukup kencang,” sebutnya. Farid membeberkan, dari analisis dan monitoring anggota tim SAR, di titik awal korban tenggelam dan sekitarnya terdapat pohon tumbang dan masih ada akarnya.
“Ada kemungkinan korban nyangkut di situ (akar pepohonan),” terangnya. Meski tidak mudah, Farid optimistis jasad anak hilang itu bisa ditemukan.
Sebelumnya, seorang bocah laki-laki JAG, 10, diduga tenggelam di Kali Surabaya, Jalan Mastrip 37-A, Karang Pilang, Surabaya, Kamis (23/12) sekitar pukul 15.30. Korban diduga tenggelam saat bermain air di belakang rumahnya yang tepat berada di tepi sungai.
Berdasarkan informasi, JAG diketahui hilang oleh keluarganya, sekitar pukul 15.30. Saat itu korban hendak diajak berobat keluarganya. Namun, korban dicari sudah tidak ada di dalam rumah.
Tante korban, Yeni, mengatakan bahwa saat kejadian semua keluarga sedang tidur siang. Pintu rumah depan terkunci. “Entah main atau apa belum tahu. Sandalnya ada di tepi sungai situ,” ucapnya.
Kakek korban Bambang Soejanto menyatakan bila JAG tidak mungkin keluar rumah melalui pintu depan. “Mungkin mainan air kepleset, nggak ada orang (yang tahu) karena semua tidur,” terangnya.
Ia menyebut JAG memiliki dua saudara. Saat ini JT duduk di bangku kelas V SDK Santo Yosef, Surabaya. “Keseharian aktif, kuat, sehat,” paparnya. (rus/rek)