SURABAYA – Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya akan menerapkan aturan baru. Mulai 10 November 2022, seluruh siswa SD dan SMP di Surabaya akan bebas dari kewajiban mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Penghapusan PR itu bertujuan agar murid memiliki waktu lebih untuk bersosialisasi di lingkungan tempat tinggalnya.
Tak hanya itu, Dispendik Surabaya juga akan melakukan pengurangan jam belajar di sekolah selama dua jam. Dari semula jam sekolah berakhir pukul 14.00 maka per 10 November nanti jam belajar di sekolah harus selesai pukul 12.00.
Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, gagasan pengurangan jam belajar di sekolah dan peniadaan PR tersebut sejalan dengan program merdeka belajar yang dicanangkan pemerintah.
Tujuannya lebih pada pengembangan karakter siswa pada lingkungannya. ”Dua jam (pengurangan jam sekolah) itu akan digunakan untuk kegiatan ekstra pengembangan karakter siswa,” jelasnya, Rabu (19/10).
Menurut Yusuf, seluruh pelajaran harus selesai di sekolah. Tidak ada lagi PR yang dikerjakan di rumah. ”Sehingga anak pulang ke rumah itu bisa lebih fresh,” tuturnya.
Di rumah siswa tinggal membaca ulang pelajaran yang diterima di kelas. Fokusnya lebih pada pemahaman. Saat program itu berjalan, dispendik berharap orang tua ikut membantu. ”Sosialisasi ke kepala sekolah dan guru sudah berjalan. Tinggal memetakan saja apa kegiatan yang diberikan ke siswa nanti,” jelas Yusuf.
Ditargetkan pada 10 November nanti, program pengurangan jam belajar dan penghapusan PR ini bisa dimulai. ”Prinsipnya di sini adalah merdeka belajar. Sekaligus memberikan bekal ke anak-anak jati diri dan kehidupan sosial yang lebih baik lagi,” imbuhnya.
Di tempat lain, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa dua program merdeka belajar di sekolah tersebut akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Program pengembangan karakter itu diharapkan akan menjadi bekal bagi mereka kelak ketika dewasa.
Eri ingin pelajar tidak hanya mendapat nilai akademis yang bagus serta berkarakter. ”Anak-anak itu harus memiliki mental baja. Agar ketika menghadapi dunia nyata, dia memiliki kemampuan luar biasa,” ungkapnya. (jpc/jay)