Di Sidoarjo banyak dijumpai usaha pembuatan kerupuk. Di musim hujan ini, mereka tetap berproduksi. Namun karena sinar matahari menjadi lebih terbatas, untuk menjemur kerupuknya, para pengusaha ini pun beralih menggunakan oven.
MUS PURMADANI
Wartawan Radar Sidoarjo
PARA pengusaha pembuatan kerupuk ini mengaku tak terpengaruh dengan cuaca. Alasannya, meski musim hujan, produksi kerupuk harus tetap berjalan. Sebagai pengganti sinar matahari, mereka telah menggunakan oven.
Salah satunya dilakukan H Amirudin, pemilik usaha pembuatan kerupuk di Desa Keboananom, Kecamatan Gedangan. Ia menuturkan sinar matahari memang diandalkan untuk proses penjemuran kerupuk. Tetapi hal tersebut hanya dilakukan saat musim kemarau, atau saat musim hujan namun cuacanya sedang panas.
Sedangkan saat mendung atau musim hujan, produksi kerupuk tidak boleh berhenti. “Kalau panas itu untuk menjemur saja, tapi kalau memang mendung atau hujan, kita pakai oven. Jadi tidak ada alasan untuk produksi,” ujarnya kepada Radar Sidoarjo, Jumat (17/11).
Ia menjelaskan berbahan tepung tapioka, bumbu khusus, dan garam, bahan tersebut kemudian diolah hingga menjadi adonan yang kemudian dibentuk, lalu dikukus, serta dioven. Menurut pria 57 tahun ini, memproduksi kerupuk mulai dari mengolah hingga mengemas tidak lama. “Hanya butuh sehari dengan menjemur sampai dikemas,” terusnya.
Dengan dibantu 10 karyawannya, H Amirudin mampu memproduksi 3 hingga 4 kwintal kerupuk per hari. “Omzetnya bisa sampai 10 juta per bulan,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Choirul Wakhid, pengusaha kerupuk di Desa Tlasih, Kecamatan Tulangan. Pria 33 tahun ini mengaku tidak ada masalah produksi dengan musim hujan. “Rata-rata pengusaha kerupuk di sini sudah menggunakan oven. Jadi jumlah produksi sama dengan kondisi kemarau,” ujarnya. (*/jee)