SURABAYA – Selain pohon tabebuya, hampir tiap pembatas jalan di Kota Surabaya kini terdapat tanaman dalam pot, yakni lidah mertua. Tanaman dengan nama latin sansevieria ini mampu menghasilkan banyak oksigen dan menyerap polusi udara.
Tanaman berdaun warna hijau dan garis daun pinggir kuning ini ditanam di Surabaya sejak tahun 2014 lalu. Tanaman tersebut awalnya didatangkan dari Malang dan Kediri. Namun, semenjak tahun 2019, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mulai mengembangkan sendiri tanaman di Kebun Bibit.
Sejauh ini di beberapa jalur protokol Kota Surabaya sudah hampir rata terdapat tanaman lidah mertua yang ditanam dalam pot berwarna-warni.
Aktivis lingkungan Wawan Some mengatakan, tanaman lidah mertua yang ditanam Pemkot Surabaya memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida CO2 lebih banyak. “Artinya akan menghasilkan banyak oksigen. Tanaman tersebut bisa fontosintesis walau sinar matahari kurang,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, apa yang dilakukan Pemkot Surabaya sudah tepat. Dalam rangka untuk mengurangi polusi udara di Surabaya dengan menanam tanaman tersebut. Menurutnya, tanaman lidah mertua selain ditanam di bawah juga bisa digantung dipagar. Sebab, pencemaran udara tidak hanya di bawah. “Kalau kita lihat Surabaya sudah hampir merata,” sebutnya.
Menurut Wawan, tanaman lidah mertua selain di tanam di pinggir jalan dan pembatas jalan bisa ditanam juga di tiap ruang kosong. Termasuk seperti di teras rumah, kantor dan perhotelan.
“Kalau dahulu tanaman yang dipilih hanya aspek estetika atau keindahan. Sekarang sudah mulai mengutamakan aspek ekologis. Seperti lidah mertua yang dapat menyerap polutan lebih banyak,” bebernya.
Wawan berharap kedepan tanaman tersebut tidak hanya ditanam di jalan. Masyarakat bisa menanam di rumah, perkantoran, hotel atau tempat terbuka lainnya. (rus/nur)