26 C
Surabaya
Sunday, June 11, 2023

Arumi Bachsin: Stunting Juga Disebabkan Orang Tua yang Abaikan Gizi Anak

SURABAYA – Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak mengatakan upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menurunkan angka stunting terus dilakukan dari berbagai sisi. Menurutnya seluruh TP PKK kabupaten/kota yang selama ini telah bekerja keras dalam rangka penurunan stunting di Jatim.

“Alhamdulillah, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting Jatim tahun 2022 turun 4,3 persen menjadi 19,2 persen. Ini sudah melampaui batas maksimal WHO yakni 20 persen,” ujarnya, Rabu (15/2).

Meski demikian, Arumi tetap mengajak TP PKK kabupaten/kota untuk tetap meneruskan perjuangan penurunan angka stunting di Jatim sesuai dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo bahwa di tahun 2024 target angka stunting di Indonesia bisa mencapai 14 persen.

Arumi menjelaskan, permasalahan stunting adalah masalah yang berkaitan dengan gagalnya tumbuh kembang anak di masa usia hingga 4-5 tahun. Namun, masa emas anak-anak berada di 1000 hari pertama kehidupan. Untuk itu, para orang tua harus betul-betul memperhatikan kecukupan gizinya agar terhindar dari stunting.

Baca Juga :  Pengemudi Asik Main HP, Mobil Tercebur Sungai

Begitupula para guru PAUD juga diminta untuk memperhatikan murid-muridnya apakah ada yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang. Sebab, lembaga PAUD merupakan salah satu unsur yang berhubungan langsung dengan anak-anak di usia emasnya. Bunda PAUD diharapkan bisa mendeteksi gejala stunting pada murid-muridnya.

“Kemudian bisa menyampaikan ke orang tuanya serta memberikan sosialisasi dan solusi-solusi produktif kepada orang tuanya,” tuturnya.

Arumi mengingatkan bahwa beberapa kasus stunting ada yang disebabkan para orang tua tidak sempat menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya. Ada pula yang tidak memperhatikan keseimbangan kebutuhan gizi sang anak.

“Walaupun kalau kelihatannya makan terus, tetapi makannya mungkin tidak banyak yang bergizi, hanya berat di satu kelompok kategori gizi yaitu karbohidrat saja. Sedangkan untuk tumbuh kembang bukan hanya membutuhkan karbohidrat tapi harus ada protein, serat, dan kelompok gizi lainnya,” ujarnya.

Baca Juga :  Didampingi Suami dan Dokter, Arumi Dilantik Jadi Ketua Tim PKK Jatim

Perhatian orang tua terkait kecukupan gizi anak-anaknya menjadi faktor penting dalam pencegahan stunting. Oleh karena itu, Arumi juga menyinggung terkait Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) dan Sekolah Lansia Tangguh (Selantang). Keduanya merupakan program yang diinisiasi oleh Pemprov Jatim bersama Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim.

Program ini berupaya untuk memberikan edukasi kepada para orang tua untuk mengetahui betul bagaimana merawat dan mendidik anak dengan baik, terutama di 1000 hari pertama kehidupan. “SOTH ini kurikulumnya sudah terpadu tersusun secara komprehensif. Ada dari Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan lainnya,” ujarnya. (mus/rak)

SURABAYA – Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak mengatakan upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menurunkan angka stunting terus dilakukan dari berbagai sisi. Menurutnya seluruh TP PKK kabupaten/kota yang selama ini telah bekerja keras dalam rangka penurunan stunting di Jatim.

“Alhamdulillah, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting Jatim tahun 2022 turun 4,3 persen menjadi 19,2 persen. Ini sudah melampaui batas maksimal WHO yakni 20 persen,” ujarnya, Rabu (15/2).

Meski demikian, Arumi tetap mengajak TP PKK kabupaten/kota untuk tetap meneruskan perjuangan penurunan angka stunting di Jatim sesuai dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo bahwa di tahun 2024 target angka stunting di Indonesia bisa mencapai 14 persen.

Arumi menjelaskan, permasalahan stunting adalah masalah yang berkaitan dengan gagalnya tumbuh kembang anak di masa usia hingga 4-5 tahun. Namun, masa emas anak-anak berada di 1000 hari pertama kehidupan. Untuk itu, para orang tua harus betul-betul memperhatikan kecukupan gizinya agar terhindar dari stunting.

Baca Juga :  Ditinggal Salat, Motor Amblas

Begitupula para guru PAUD juga diminta untuk memperhatikan murid-muridnya apakah ada yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang. Sebab, lembaga PAUD merupakan salah satu unsur yang berhubungan langsung dengan anak-anak di usia emasnya. Bunda PAUD diharapkan bisa mendeteksi gejala stunting pada murid-muridnya.

“Kemudian bisa menyampaikan ke orang tuanya serta memberikan sosialisasi dan solusi-solusi produktif kepada orang tuanya,” tuturnya.

Arumi mengingatkan bahwa beberapa kasus stunting ada yang disebabkan para orang tua tidak sempat menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya. Ada pula yang tidak memperhatikan keseimbangan kebutuhan gizi sang anak.

“Walaupun kalau kelihatannya makan terus, tetapi makannya mungkin tidak banyak yang bergizi, hanya berat di satu kelompok kategori gizi yaitu karbohidrat saja. Sedangkan untuk tumbuh kembang bukan hanya membutuhkan karbohidrat tapi harus ada protein, serat, dan kelompok gizi lainnya,” ujarnya.

Baca Juga :  Pasutri Pejambret Divonis 4 dan 2 Tahun

Perhatian orang tua terkait kecukupan gizi anak-anaknya menjadi faktor penting dalam pencegahan stunting. Oleh karena itu, Arumi juga menyinggung terkait Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) dan Sekolah Lansia Tangguh (Selantang). Keduanya merupakan program yang diinisiasi oleh Pemprov Jatim bersama Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim.

Program ini berupaya untuk memberikan edukasi kepada para orang tua untuk mengetahui betul bagaimana merawat dan mendidik anak dengan baik, terutama di 1000 hari pertama kehidupan. “SOTH ini kurikulumnya sudah terpadu tersusun secara komprehensif. Ada dari Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan lainnya,” ujarnya. (mus/rak)

Most Read

Berita Terbaru