SURABAYA – Upacara Peringatan Hari Jadi Ke-76 Jawa Timur yang seharusnya digelar Selasa (12/10) diundur Rabu (13/10) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, perayaan diundur sehari karena pada 12 Oktober Presiden RI Joko Widodo melakukan groundbreaking pembangunan smelter terbesar di dunia di kawasan Manyar, Gresik.
Konstruksi itu membutuhkan 40 ribu tenaga kerja dan total investasi mencapai Rp 42 triliun. “Itu adalah hadiah yang luar biasa saat HUT ke-76 Pemprov Jawa Timur,” kata Khofifah.
Menurut dia, hari jadi Provinsi Jawa Timur tidak lepas dari sejarah terbentuknya Pemprov Jatim. Yang ditandai dengan dimulainya penyelenggaraan Pemprov Jatim pada 12 Oktober 1945 dengan gubernur pertama Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo.
“Inilah yang melandasi penentuan hari jadi Provinsi Jatim sebagaimana tertuang dalam Perda Nomor 6 Tahun 2007. DPRD Jatim mengusulkan harus diubah menjadi hari jadi Pemerintah Provinsi Jawa Timur,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, sejumlah tokoh mendapatkan penghargaan berupa lencana Jer Basuki Mawa Beya dari Pemprov Jatim. Mereka dinilai telah berjasa membantu penanganan pandemi Covid-19, maupun mengharumkan nama Jatim di kancah internasional. Penyematan tanda kehormatan lencana Jer Basuki Mawa Beya tersebut diberikan kepada Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, dan Kepala Kejaksaan Tinggi Jatim M Dhofir.
Penghargaan lainnya diberikan kepada empat kepala daerah. Yakni, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, Bupati Magetan Suprawoto, dan Bupati Sumenep Achmad Fauzi.
“Peran TNI Polri dalam membantu penanganan Covid-19 sangat luar biasa hingga mampu menjadikan Jatim selama sebulan ini berstatus level 1 asesmen Kementerian Kesehatan. Bahkan, 32 kabupaten/kota juga berhasil level 1. Saya mengucapkan kasih kepada bidan desa, lurah, dan kepala desa. Merekalah yang secara kontinu melakukan tracing dan testing,” terangnya.
Menurut gubernur, petugas pada lini paling bawah inilah yang menjadi penguat level 1. Khofifah mengajak masyarakat untuk terus bersama-sama mempertahankannya. “Saat ini kita telah berhasil melakukan vaksinasi 13 juta dosis dosis pertama, dan 8,7 juta dosis kedua,” katanya.
Selain penghargaan bagi forkopimda dan sejumlah kepala daerah, Pemprov Jatim juga memberikan penghargaan kepada mereka yang berjasa di bidang olahraga. Yakni, Khalimatus Sadiyah, atlet bulutangkis yang berhasil meraih medali emas pada Paralympic Games Tokyo 2021. Kemudian satu lencana lainnya dianugerahkan kepada Titik Winarti. Pelaku usaha di bidang kerajinan tangan dari kain ini seluruh pekerjanya adalah difabel. Bahkan, sebagian pegawainya, mampu mandiri dan memiliki penghasilan sendiri.
Sementara itu, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim Sri Untari Biswarno berharap ada penguatan sinergi antar organisasi perangkat daerah (OPD). Selain itu, ketua umum Dekopin ini juga meminta Pemprov Jatim melakukan perencanaan pembangunan dengan lebih adaptif dan lentur serta mendorong partisipasi masyarakat yang tinggi.
“Ini agar jumlah pengangguran yang meningkat akibat pandemi Covid bisa dikurangi. Data Disnaker, ada pengangguran sebanyak 42 ribu orang yang di-PHK oleh perusahaan,” katanya.
Menurut Untari, Balai Latihan Kerja (BLK) perlu dioptimalkan untuk melatih para korban PHK itu. Yang kedua, pengangguran di perdesaan perlu diatasi dengan bantuan sosial yang bersifat padat karya dan hibah.
Untari menambahkan, dalam kondisi pandemi saat ini Pemprov Jatim harus mendorong masyarakat memanfaatkan dunia maya untuk mendapatkan penghasilan. Saat ini transaksi digital mencapai 60 persen. “Maka, ayo cari duit lewat dunia maya. Pemprov Jatim harus punya inovasi bagaimana memfasilitasi masyarakat Jatim cari duit memanfaatkan dunia maya. Tidak bisa tidak, Kominfo harus diisi anak anak muda yang kreatif, inovatif, untuk membuat digitalisasi, yang nantinya bisa dipakai semua OPD,” terangnya.
Sedangkan terkait kemiskinan di Jatim, Pemprov Jatim disarankan melakukan lompatan inovasi lain agar sesegera mungkin mengurangi jumlah kemiskinan akut di Jatim. Untari menilai kinerja Pemprov Jatim cukup menuju baik. “Kita harus objektif, makanya perlu gaspol lagi. Jatim Bangkit itu harus jadi slogan setiap orang di semua OPD,” pungkasnya. (mus/rek)