27 C
Surabaya
Wednesday, June 7, 2023

Perayaan Cap Go Meh Dirayakan Meriah di Kembang Jepun di Rintikan Gerimis

SURABAYA – Hujan yang mengguyur Kota Surabaya sejak siang hingga malam tak menyerutkan masyarakat untuk datang di Festival Cap Go Meh 2023 di Kya-Kya Kembang Jepun, Minggu (12/2) malam.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi beserta Ketua TP PKK Surabaya, Rini Indriyani dan jajaran Forkompinda Surabaya tiba pukul 19:45 WIB di tengah rintikan gerimis disambut dengan liang liong dan barongsai. Menurut Eri, meski gerimis namun perayaan Imlek itu menjadi berkah. Apalagi semangat warga Surabaya datang langsung di Kya-Kya meski gerimis.

”Saya bangga meskipun gerimis nggak ada rasa takut bagi warga Surabaya untuk datang ke Festival Cap Go Meh 2023. Ini yang semakin membuat Surabaya kuat sebagai kota toleransi,” kata Eri.

Baca Juga :  Risma Minta Vaksinasi di Surabaya Libatkan Petugas PMI
Festival Cap Go Meh 2023 di Kya-Kya Kembang Jepun, Minggu (12/2) malam yang dimeriahkan festival kostum Pecinan. (SURYANTO/RADAR SURABAYA)

Eri juga berharap Kampung Pecinan di Kya-Kya Kembang Jepun terus eksis, meski ada orang yang meragukan Kya-Kya Kembang Jepun akan berhenti 1-2 tahun, namun kenyataannya sampai saat ini masih eksis. “Saya percaya warga Surabaya bisa menjaga kampung Pecinan terlihat selalu ramai,” ujar Eri.

Eri kemudian membuka festival yang melibatkan 200 peserta parade dari komunitas Tionghoa asal Surabaya. Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan, Festival Cap Go Meh bukan sekadar untuk perayaan Tahun Baru Imlek, akan tetapi juga untuk menarik masyarakat berkunjung ke kawasan pecinan Kembang Jepun.

“Sejalan dengan keinginan Pak Wali Kota (Eri Cahyadi), kami menghidupkan kawasan kawasan pecinan dan menggencarkan multikultural. Kami juga berkolaborasi dengan komunitas Tionghoa untuk memeriahkan Festival Cap Go Meh 2023,” kata Wiwiek.

Baca Juga :  SSC 2022 Berakhir, tapi Semangat Majukan Kampung Terus Menggelora
Festival Cap Go Meh 2023 di Kya-Kya Kembang Jepun, Minggu (12/2) malam yang dimeriahkan festival kostum Pecinan. (SURYANTO/RADAR SURABAYA)

Dalam festival itu ada berbagai hiburan menarik, mulai musik tradisional khas Tiongkok, tarian tunggal, fashion show, penampilan barongsai, tarian Bian Lian, dan sebagainya. Tak hanya itu, para peserta akan menggunakan kostum unik. Mulai dari kostum Kera Sakti, Barongsai, Liang Liong, kostum kerajaan dan kostum menarik lainnya.

Tentunya, menggunakan kostum bernuansa Tionghoa. “Jadi bukan hanya untuk memperingati Tahun Baru Imlek, akan tetapi juga dijadikan daya tarik wisatawan agar berkunjung ke Kota Surabaya,” pungkasnya. (rmt/nur)

SURABAYA – Hujan yang mengguyur Kota Surabaya sejak siang hingga malam tak menyerutkan masyarakat untuk datang di Festival Cap Go Meh 2023 di Kya-Kya Kembang Jepun, Minggu (12/2) malam.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi beserta Ketua TP PKK Surabaya, Rini Indriyani dan jajaran Forkompinda Surabaya tiba pukul 19:45 WIB di tengah rintikan gerimis disambut dengan liang liong dan barongsai. Menurut Eri, meski gerimis namun perayaan Imlek itu menjadi berkah. Apalagi semangat warga Surabaya datang langsung di Kya-Kya meski gerimis.

”Saya bangga meskipun gerimis nggak ada rasa takut bagi warga Surabaya untuk datang ke Festival Cap Go Meh 2023. Ini yang semakin membuat Surabaya kuat sebagai kota toleransi,” kata Eri.

Baca Juga :  Revitalisasi Jembatan Bambu di Wonorejo Diharapkan Dimulai Tahun Depan
Festival Cap Go Meh 2023 di Kya-Kya Kembang Jepun, Minggu (12/2) malam yang dimeriahkan festival kostum Pecinan. (SURYANTO/RADAR SURABAYA)

Eri juga berharap Kampung Pecinan di Kya-Kya Kembang Jepun terus eksis, meski ada orang yang meragukan Kya-Kya Kembang Jepun akan berhenti 1-2 tahun, namun kenyataannya sampai saat ini masih eksis. “Saya percaya warga Surabaya bisa menjaga kampung Pecinan terlihat selalu ramai,” ujar Eri.

Eri kemudian membuka festival yang melibatkan 200 peserta parade dari komunitas Tionghoa asal Surabaya. Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan, Festival Cap Go Meh bukan sekadar untuk perayaan Tahun Baru Imlek, akan tetapi juga untuk menarik masyarakat berkunjung ke kawasan pecinan Kembang Jepun.

“Sejalan dengan keinginan Pak Wali Kota (Eri Cahyadi), kami menghidupkan kawasan kawasan pecinan dan menggencarkan multikultural. Kami juga berkolaborasi dengan komunitas Tionghoa untuk memeriahkan Festival Cap Go Meh 2023,” kata Wiwiek.

Baca Juga :  Kejari Surabaya Selamatkan Rp 85 M Uang Negara selama 2021
Festival Cap Go Meh 2023 di Kya-Kya Kembang Jepun, Minggu (12/2) malam yang dimeriahkan festival kostum Pecinan. (SURYANTO/RADAR SURABAYA)

Dalam festival itu ada berbagai hiburan menarik, mulai musik tradisional khas Tiongkok, tarian tunggal, fashion show, penampilan barongsai, tarian Bian Lian, dan sebagainya. Tak hanya itu, para peserta akan menggunakan kostum unik. Mulai dari kostum Kera Sakti, Barongsai, Liang Liong, kostum kerajaan dan kostum menarik lainnya.

Tentunya, menggunakan kostum bernuansa Tionghoa. “Jadi bukan hanya untuk memperingati Tahun Baru Imlek, akan tetapi juga dijadikan daya tarik wisatawan agar berkunjung ke Kota Surabaya,” pungkasnya. (rmt/nur)

Most Read

Berita Terbaru