SURABAYA – Untuk memelihara kebersihan destinasi wisata di Surabaya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan menggelar kerja bakti setiap bulan. Sekaligus pemantauan serta pengukuran volume sampah.
Kepala DLH Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, sampah di tempat-tempat wisata didominasi oleh sampah plastik. “Kami akan terus melakukan upaya menjaga kebersihan dengan kerja bakti di objek wisata yang ada di Surabaya,” kata Hebi, Minggu (12/6).
Pihaknya juga akan menggugah masyarakat Surabaya, supaya bergotong-royong melakukan kerja bakti. Pada Sabtu (11/6) lalu, DLH mengajak 400 peserta dari komunitas, mahasiswa, pelajar, dan warga setempat untuk bersih-bersih objek wisata Sontoh Laut.
Di sisi lain, untuk menguatkan SDM di kawasan wisata, pihaknya menggandeng Komunitas Nol Sampah untuk melakukan pelatihan dan pendampingan mengenai pengolahan buah dan daun mangrove. Buah mangrove bisa diolah menjadi sirup, keripik, hingga pewarna. Sedangkan daun mangrove bisa diolah menjadi rempeyek dan teh.
“Pelatihan akan diikuti oleh warga supaya mereka bisa membuat produk olahan yang bermanfaat. Harapannya, bisa menambah pendapatan masyarakat setempat. Kami menginginkan kawasan wisata ini hidup. Salah satunya adalah melalui gerakan ekonomi kerakyatan,” terangnya.
Sebelumnya DLH telah membersihkan wisata Kampung Warna-Warni dan area Mangrove RW 02 Kelurahan Tambak Sarioso, Surabaya. Hasil bersih-bersih tersebut, petugas mengangkut 581,48 kilogram sampah. Dengan rincian, 348,625 kilogram sampah plastik, 2,5 kilogram sampah kertas, dan 230,355 kilogram sampah basah/organik.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan bahwa saat ini waktunya lompatan ekonomi kerakyatan dimulai. Ia juga sangat yakin bahwa Surabaya akan bisa menjalankan ekonomi kerakyatannya dan menyejahterakan warganya.
“Kita tunjukkan bahwa ini awal kebangkitan ekonomi. Makanya, kebangkitan ekonomi harus terus berjalan. Apalagi kita selalu di-support semua elemen masyarakat dan forkompida. Insya Allah, Surabaya bisa menjadi hebat,” ujarnya.
Cak Eri juga berpesan kepada seluruh warga Surabaya untuk bisa menjaga kota ini. Sebab, yang bisa menjaga adalah warga Kota Surabaya. Kalau nanti terpuruk lagi, maka yang rugi adalah ekonomi warga Surabaya. “Surabaya menjadi hebat dan luar biasa bukan karena wali kotanya, tapi karena warganya,” kata Cak Eri. (rmt/rek)