SURABAYA – Keluarga almarhumah Nadifa Dwi Lestari, 15, mendatangi Satresktrim Polrestabes Surabaya, Senin (11/2). Mereka meminta polisi mengusut tuntas penyebab kematian Nadifa yang menjadi pembantu rumah tangga (PRT) di rumah Jalan Simolangit 3, Sawahan. Sebab meski polisi menyimpulkan jika korban bunuh diri, namun pihak keluarga menduga kuat jika anak gadisnya dibunuh.
Untuk diketahui, Nadifa meninggal pada September 2018 lalu. Dia ditemukan tewas di rumah majikannya. Anggota Polsek Sawahan yang memeriksa menyimpulkan jika korban gantung diri. Namun, pihak keluarga justru menemukan kejanggalan pada mayat korban.
”Kami sekeluarga yakin jika korban dibunuh,” ujar Supriyono, paman korban, saat ditemui di Polrestabes Surabaya.
Menurut Supriyono, sebelumnya pihak keluarga hanya bisa pasrah ketika diberitahu jika korban meninggal karena gantung diri. Namun, pihak keluarga menemukan kejanggalan pada jenazah korban.
Saat membuka kain kafan, keluarga menjerit kaget karena melihat kondisi jenazah korban yang cukup mengenaskan. Mereka mendapati luka guratan kebiru-biruan di leher Nadifa. Selain itu, hidung dan mulutnya masih mengeluarkan darah segar. “Dari sana kami menduga jika korban mati bukan karena gantung diri tetapi dibunuh,” jelasnya.
Mendapati kejanggalan itu, pihak keluarga memutuskan untuk menunda pemakaman Nadifa dan mengembalikan jenazahnya ke Surabaya untuk dilakukan otopsi. Hasil otopsi membuat keluarga semakin tercengang.
Sebab menurut dokter, luka di hidung dan mulut korban diakibatkan oleh benturan atau pukulan benda tumpul. “Kami menduga jika korban dianiaya sebelum meninggal,” terangnya.
Sebelumnya, pihak keluarga hendak melaporkan kejanggalan itu ke Polsek Sawahan. Namun, ternyata sudah ada laporan masuk dari Triniati, majikan Nadifa. Sehingga, laporan keluarga korban ditolak.
“Lima bulan kami menunggu tak ada kejelasan. Saya dan keluarga kemari untuk melaporkan kejanggalan ini ke satreskrim. Kami berharap polisi mengusut tuntas penyebab kematian korban,” terangnya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran mengaku sudah menerima laporan tersebut. Anggota sudah diminta untuk mengecek laporan ke Polsek Sawahan dan memeriksa kondisi di tempat kejadian perkara (TKP). “Kami tampung semua laporannya, saat ini kami masih menindaklanjuti kasus ini,” pungkasnya. (yua/rtn)