LUMAJANG – Proses evakuasi bencana erupsi Gunung Semeru di Lumajang masih terus berlanjut. Ribuan pengungsi juga mendapat pengobatan dari tim dokter Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga.
Para dokter melakukan pelayanan kesehatan di posko bencana. Cukup banyak korban yang menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan hipertensi. Selain itu, ditemukan pasien dispepsia atau sakit perut bagian atas, mata merah, dan beberapa keluhan lain.
Ketua Tim Aju Posko Gabungan Peduli Bencana Alam dan Pandemi dr Teddy Heri Wardhana, SpOT menuturkan, para korban perlu mendapat perhatian khusus setelah penanganan fase akut. Misalnya, radang paru-paru akibat menghirup abu vulkanik. “Dokter spesialis paru dan penyakit dalam juga perlu disiapkan untuk antisipasi selanjutnya,” katanya, Kamis (9/12).
Teddy juga menyebut kesediaan air bersih juga perlu diperhatikan untuk mencegah munculnya penyakit baru. Tim dokter melakukan jemput bola ke rumah warga untuk memeriksa warga terdampak erupsi Semeru di Desa Sumbermujur. “Penanganan trauma kepada korban juga sangat penting,” terangnya.
Sementara itu, Tim Bedah Plastik FK Unair-RSUD dr Soetomo terus bergerak sejak Senin (6/12) lalu untuk melakukan tindakan operasi pada korban-korban luka bakar akibat lahar panas. Setiap hari ada dua hingga tiga pasien yang menjalani operasi skin graft atau penempelan kulit baru.
Dekan FK Unair Prof Dr Budi Santoso menuturkan, diberangkatkannya dokter bedah plastik karena ada cukup banyak warga yang mengalami luka bakar. Bahkan, persentasenya mencapai 80 persen luas tubuh korban. “Hal ini sangat berisiko menyebabkan kematian jika tidak tertangani dengan cepat,” katanya.
Ketua Tim Gabungan Bencana Alam dan Pandemi FK Unair-RSUD Soetomo Dr. Christijogo Sumartono menambahkan, pasien dengan luka bakar perlu perlu perawatan intensif dan berkala. Jika tidak, luka akan memicu komplikasi pada organ lain dan akan menyebabkan kematian. “Kami rawat lukanya setiap hari agar tidak komplikasi,” tambahnya. (rmt/rek)