30 C
Surabaya
Saturday, June 10, 2023

Nyaru Pegawai PDAM, Kuras Harta Korban

SURABAYA – Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya berhasil meringkus komplotan pencurian yang selama ini meresahkan warga Surabaya. Mereka adalah komplotan pencuri antar kota dan pulau yang menyaru sebagai pegawai PDAM. 
Dari delapan pelaku, polisi berhasil meringkus empat orang. Mereka diketahui sudah menjalankan aksinya di belasan TKP di Surabaya. Keempat pelaku tersebut adalah,  Anton Saputra,48, warga Jalan Perintis Kemerdekaan, Sulawesi Selatan,  Andry Syahrial, 25, warga Jalan Cendrawasih V, Sulsel.
Serta Arham Djaelani, 40, warga Jalan Macici Baru Nomor 81, Sulsel serta Arifin Daeng Nassa, 59, warga Kelurahan Sidoharjo, Lamongan. Komplotan ini ditangkap saat merencanakan aksi di sebuah kos di kawasan Jalan Mulyosari, Surabaya pada Rabu (4/4). 
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran menjelaskan kelompok ini sudah diburu sejak lama. Sebab banyak laporan kasus pencurian yang menyaru sebagai petugas PDAM atau juga PLN. Hanya saja, kelompok ini cukup licin, sebab setelah beraksi mereka segera pulang kampung. “Untuk itu, setelah kami mendapatkan informasi mereka akan beraksi di Surabaya. Kami melakukan penggerebekan,” ungkap AKBP Sudamiran, Senin (9//4).
Sudamiran mengatakan komplotan ini sebenarnya ada delapan orang, hanya saja pihaknya baru berhasil menangkap empat diantaranya. Proses penangkapan keempatnya juga tak mulus. Sebab mereka sempat melawan polisi dengan menggunakan sajam. “Akhirnya, kami memberikan tindakan tegas dengan melumpuhkan kaki masing-masing tersangka,” terangnya.
Dalam menjalankan aksinya, kelompok ini biasa beraksi sebanyak empat orang.  Mereka mengendarai dua sepeda motor dan berkeliling mencari sasaran. Targetnya acak, bisa rumah kecil ataupun mewah. Namun sasaran yang mereka sukai ialah rumah yang terdapat satu atau dua orang penghuni saja.
“Kemudian setelah menentukan target, mereka lantas masuk dengan sopan,” terangnya.
Dengan mengenakan seragam, mereka mencoba menyakinkan pemilik rumah jika mereka merupakan pegawai dari PDAM yang hendak mengecek meteran.Dari sinilah peran masing-masing tersangka dimulai, ada yang bertugas mengajak ngobrol pemilik rumah untuk mengalihkan perhatian dan ada yang masuk ke dalam rumah.
“Tersangka yang berada di dalam rumah tersebut mencari barang-barang berharga, seperti emas dan uang yang disimpan dilemari. Mereka membobol lemari dengan menggunakan obeng,” terangnya.
Mereka tak pernah mencuri barang-barang elektronik yang besar, seperti TV dan lain-lain. Sebab ukurannya yang besar bisa membuat korban curiga. Setelah berhasil menguras harta korban, mereka pun meninggalkan lokasi.
Menurut Sudamiran, ada belasan TKP di Surabaya yang pernah mereka jadikan sasaran. Empat diantaranya adalah rumah di Jalan Manyar Kerto Adi 11 Blok H, Jalan Dukuh Kupang Gang 25, Jalan Tambaksari nomor 21 dan Jalan Welirang nomor 40, Surabaya.
“Saat ini kami masih mengkeler para tersangka untuk mengetahui TKP lainnya. Selain itu, empat anggota komplotan yang masih kabur masih kami buru,” tandasnya. 
Sementara itu, Kanit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya, AKP Agung Widoyoko menjelaskan, biasanya mereka beraksi selama satu bulan di sejumlah kawasan. Mereka datang lalu menyewa sebuah kos.
Kemudian mereka beroperasi. Dari beberapa TKP, mereka mendapatkan hasil sekitar Rp 800 juta. “Uangnya dibagi-bagi, kemudian selama tiga sampai lima bulan mereka vakum. Setelah uang habis, mereka kembali beraksi,” tambahnya.
Selain para tersangka, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti yakni uang tunai Rp 12 juta. Tujuh buah liontin emas, empat buah liontin emas, sebuah cincin, kalung, baju warna biru yang digunakan beraksi, dua unit sepeda motor serta beberapa sajam dan linggis serta meteran. (yua/rud)

Baca Juga :  Antisipasi Musibah, Pemkot Surabaya Lakukan Pemetaan hingga Perantingan

SURABAYA – Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya berhasil meringkus komplotan pencurian yang selama ini meresahkan warga Surabaya. Mereka adalah komplotan pencuri antar kota dan pulau yang menyaru sebagai pegawai PDAM. 
Dari delapan pelaku, polisi berhasil meringkus empat orang. Mereka diketahui sudah menjalankan aksinya di belasan TKP di Surabaya. Keempat pelaku tersebut adalah,  Anton Saputra,48, warga Jalan Perintis Kemerdekaan, Sulawesi Selatan,  Andry Syahrial, 25, warga Jalan Cendrawasih V, Sulsel.
Serta Arham Djaelani, 40, warga Jalan Macici Baru Nomor 81, Sulsel serta Arifin Daeng Nassa, 59, warga Kelurahan Sidoharjo, Lamongan. Komplotan ini ditangkap saat merencanakan aksi di sebuah kos di kawasan Jalan Mulyosari, Surabaya pada Rabu (4/4). 
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran menjelaskan kelompok ini sudah diburu sejak lama. Sebab banyak laporan kasus pencurian yang menyaru sebagai petugas PDAM atau juga PLN. Hanya saja, kelompok ini cukup licin, sebab setelah beraksi mereka segera pulang kampung. “Untuk itu, setelah kami mendapatkan informasi mereka akan beraksi di Surabaya. Kami melakukan penggerebekan,” ungkap AKBP Sudamiran, Senin (9//4).
Sudamiran mengatakan komplotan ini sebenarnya ada delapan orang, hanya saja pihaknya baru berhasil menangkap empat diantaranya. Proses penangkapan keempatnya juga tak mulus. Sebab mereka sempat melawan polisi dengan menggunakan sajam. “Akhirnya, kami memberikan tindakan tegas dengan melumpuhkan kaki masing-masing tersangka,” terangnya.
Dalam menjalankan aksinya, kelompok ini biasa beraksi sebanyak empat orang.  Mereka mengendarai dua sepeda motor dan berkeliling mencari sasaran. Targetnya acak, bisa rumah kecil ataupun mewah. Namun sasaran yang mereka sukai ialah rumah yang terdapat satu atau dua orang penghuni saja.
“Kemudian setelah menentukan target, mereka lantas masuk dengan sopan,” terangnya.
Dengan mengenakan seragam, mereka mencoba menyakinkan pemilik rumah jika mereka merupakan pegawai dari PDAM yang hendak mengecek meteran.Dari sinilah peran masing-masing tersangka dimulai, ada yang bertugas mengajak ngobrol pemilik rumah untuk mengalihkan perhatian dan ada yang masuk ke dalam rumah.
“Tersangka yang berada di dalam rumah tersebut mencari barang-barang berharga, seperti emas dan uang yang disimpan dilemari. Mereka membobol lemari dengan menggunakan obeng,” terangnya.
Mereka tak pernah mencuri barang-barang elektronik yang besar, seperti TV dan lain-lain. Sebab ukurannya yang besar bisa membuat korban curiga. Setelah berhasil menguras harta korban, mereka pun meninggalkan lokasi.
Menurut Sudamiran, ada belasan TKP di Surabaya yang pernah mereka jadikan sasaran. Empat diantaranya adalah rumah di Jalan Manyar Kerto Adi 11 Blok H, Jalan Dukuh Kupang Gang 25, Jalan Tambaksari nomor 21 dan Jalan Welirang nomor 40, Surabaya.
“Saat ini kami masih mengkeler para tersangka untuk mengetahui TKP lainnya. Selain itu, empat anggota komplotan yang masih kabur masih kami buru,” tandasnya. 
Sementara itu, Kanit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya, AKP Agung Widoyoko menjelaskan, biasanya mereka beraksi selama satu bulan di sejumlah kawasan. Mereka datang lalu menyewa sebuah kos.
Kemudian mereka beroperasi. Dari beberapa TKP, mereka mendapatkan hasil sekitar Rp 800 juta. “Uangnya dibagi-bagi, kemudian selama tiga sampai lima bulan mereka vakum. Setelah uang habis, mereka kembali beraksi,” tambahnya.
Selain para tersangka, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti yakni uang tunai Rp 12 juta. Tujuh buah liontin emas, empat buah liontin emas, sebuah cincin, kalung, baju warna biru yang digunakan beraksi, dua unit sepeda motor serta beberapa sajam dan linggis serta meteran. (yua/rud)

Baca Juga :  Tabrak Trotoar, Mencelat 36 Meter, Pemotor Tewas di Jalan

Most Read

Berita Terbaru