SURABAYA – Pasar Turi Baru bakal beroperasi pada 22 Maret mendatang. Sejumlah persiapan sudah dilakukan. Mulai perbaikan fisik maupun sarana prasarana (sarpras). Sekretaris Komisi B DPRD Surabaya Mahfudz meminta pihak investor agar lebih profesional dalam mengelola pasar legendaris itu.
“Jangan sampai ketika sudah berjalan atau beroperasi, beberapa fasilitas untuk pedagang dikurangi. Sebab, kejadian seperti ini sudah terjadi di beberapa pasar di Surabaya. Nah, di sinilah tugas pemerintah untuk hadir,” kata Mahfudz, Kamis (10/3).
Selain itu, kesempatan ini diharapakan tidak disia-siakan oleh para pedagang. Sebab, selama ini dia melihat ada gap atau kesenjangan antara pihak pedagang dengan pengelola Pasar Turi.
“Jangan sampai Pasar Turi ini seperti pasar-pasar lainnya yang cenderung mati suri. Makanya, pemerintah harus benar-benar hadir mengawasi sehingga benar-benar bisa mengembangkan dan menumbuhkan pasar tersebut.”
Selama ini banyak pedagang yang sering mengadu ke Komisi B. Terutama para pedagang yang menempati stan-stan di tempat penampungan sementara (TPS). Dewan juga sudah berusaha mencarikan solusi tetapi tetap menemui jalan buntu.
“Saya sempat putus asa karena tidak menemukan jalan keluar. Nah, dengan adanya intervensi langsung dari Pak Wali Kota dan jajarannya ini, alhamdulillah, sudah ada jalan,” terangnya.
General Manager (GM) Pasar Turi Teddy Supriyadi mengatakan, ada beberapa kriteria pedagang yang bisa menempati stan Pasar Turi. Yakni pedagang yang sudah membayar uang muka (DP) 20 persen tapi belum melunasi 80 persen. Pihaknya akan memberikan stimulus cicilan ringan 24 kali dengan bungan 6 persen.
“Kemudian mereka yang bayar 10 juta untuk fee booking tapi belum bayar 20 persen (DP). Jadi, ada dua kebijakan pelunasan dengan DP 20 persen dengan angsuran 3 kali. Sisanya 80 persen dibayar 24 kali,” ujar Teddy.
Teddy menambahkan, pedagang yang belum punya stan atau pedagang lama yang tinggal di TPS dan korban kebakaran Pasar Turi lama, pihaknya memberikan harga jual stan Rp 140-150 juta. Skemanya dengan membayar Rp 10 juta atau bayar DP 20 persen.
“Sedangkan pedagang di TPS kami juga memikirkan agar bisa masuk dengan bayar sewa. Harga sewanya Rp 30 juta. Bisa diangsur 3 kali. Mereka kami berikan tempat di lantai 4,” katanya.
Dengan kebijakan tersebut, Teddy berharap semua pedagang yang ada di luar bisa masuk. (rmt/rek)