Surabaya – Banyak modus dilakukan pengedar narkoba untuk memperoleh keuntungan maksimal. Selain mencurangi timbangan, mereka juga nekat mencampur sabu-sabu (SS) dengan serbuk kaca.
Modus tersebut terungkap setelah anggota Reskrim Polsek Tegalsari menangkap Fahrul,54, seorang penjual nasi campur yang tinggal di Keputran Kejambon Gang 1, Surabaya.
Penangkapan Fahrul dilakukan pada Rabu ( 5/9). Berawal ketika polisi mendapati informasi peredaran narkoba di kawasan Jalan Keputran. Setelah itu, polisi melakukan penyelidikan hingga berhasil mengantongi identitas Fahrul. Setelah diintai beberapa hari, polisi berhasil menggerebeknya.
“Tersangka kami amankan saat usai melakukan transaksi dengan seorang kurir,” ungkap Kapolsek Tegalsari, Kompol David Trio Prasojo, Jumat (7/9).
Setelah dilakukan penangkapan, polisi mengamankan barang bukti SS seberat 27,9 gram. Barang tersebut disembunyikan di kamar rumahnya. Setelah tersangka dan barang bukti diamankan, polisi melakukan pendalaman.
“Selain mendalami jaringan tersangka, kami juga memeriksa SS yang dijual tersangka,” terangnya.
Menurut David, terdapat perbedaan kualitas SS yang dijual Fahrul. Sebab jika diperhatikan, SS itu nampak lebih putih bahkan ketika berada di tempat yang terang SS itu hampir berkilau. Belakangan, diketahui jika SS itu telah bercampur dengan serbuk kaca.
“Selain berkilau, ciri lain SS yang dijual tersangka Fahrul bercampur kaca akan terlihat saat dibakar. Sebab SS itu akan mengeluarkan percikan atau letusan kecil,” terangnya.
Temuan itu lantas dikonfrontir dengan pemeriksaan terhadap Fahrul. Hasilnya mengejutkan, sebab Fahrul sudah tahu jika SS yang ia jual mengandung campuran serbuk kaca. Hanya saja dia mengaku tak ikut terlibat dalam pencampuran itu.
“Tersangka mengaku hanya membeli SS tersebut dari seorang di Madura. Tugasnya hanya menjual kembali dan memakai SS yang sudah dioplos itu. Sebab selain pengedar, Fahrul juga pemakai aktif SS,” terangnya.
David mengatakan mengenai modus penjualan SS yang dicampuri pecahan kaca itu dinilai sebagai siasat untuk mencari keuntungan ekonomis maksimal. Sebab ketika SS ini dicampur dengan pecahan kaca, otomatis beratnya akan bertambah dan harganya juga meningkat. “Sehingga keuntungan yang diperoleh juga bertambah,”jelasya.
Saat diperiksa Fahrul mengaku sudah dua tahun berjualan. Ia terpaksa menjadi penjual SS. Sebab penghasilan sebagai penjual nasi bungkus keliling dirasa tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan membiayai anak-anaknya sekolah. “Terpaksa. Saya menyesal dan siap menjalani hukuman,” terangnya.
Sampai saat ini, polisi masih mengejar seorang bandar, yang diduga menjadi dalang dalam penjualan SS yang dicampuri pecahan kaca. Selain tersangka Fahrul, polisi juga memeriksa istrinya untuk mendalami seberapa jauh ia mengetahui bisnis sampingan suaminya itu.(yua/no)