30 C
Surabaya
Monday, June 5, 2023

Surabaya Masuki Level 2, Tinggal 37 Orang Jalani Isolasi di Asrama Haji

SURABAYA – Berdasarkan data asesmen situasi Covid-19 yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per tanggal 4 September 2021, Kota Surabaya saat ini berada di level 2. Turunnya situasi Covid-19 di Kota Pahlawan ini juga terlihat dari jumlah pasien isolasi di Asrama Haji Sukolilo.

Kepala UPT Asrama Haji Sukolilo Sugianto mengatakan, kini jumlah pasien di Asrama Haji hanya puluhan. Karena semakin hari penghuni tempat isolasi ini semakin berkurang karena tingkat kesembuhan yang semakin tinggi.

Dia menyebut per Senin (6/9), pasien Covid-19 di Asrama Haji hanya 39 orang. Namun pada Senin siang jumlah pasien yang sembuh ada 10 orang. Sehingga mereka dipulangkan. Pada Senin sore pukul 15.00 ada tambah 10 orang. ”Kini hingga Senin malam jumlah pasien di Asrama Haji Sukolilo mencapai 37 orang,” katanya.

Kini pasien-pasien isolasi di Asrama Haji Sukolilo hanya menempati satu gedung, yakni gedung Zam-zam. Sedangkan enam gedung lainnya kosong. ”Sekarang pasiennya ditempat kan di gedung Zam-zam. Untuk gedung Shofa E1, C2, C1, Hall C, dan Hall E sudah tidak ditempati lagi. Namun kami tetap menyediakan apabila ada pasien. Semoga aja tidak ada pasien dan segera kosong semua (gedungnya),” jelasnya.

Baca Juga :  Dewan Minta Tenaga Non-ASN Dijamin Bekerja setelah Cuti Hamil

Tingkat kesembuhan (case recovery rate) mencapai 95,55 persen, di atas rata-rata nasional, menunjukkan kapasitas respons sistem kesehatan yang bagus. Adapun tingkat kematian (case fatality rate) Surabaya di angka 3,7 persen, juga salah satu yang terendah. Sedangkan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) per 4 September 2021 terus turun menjadi 16,54 persen.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita memastikan akan terus berupaya agar kota Surabaya dapat segera mencapai level 1. Tentunya untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan beberapa strategi dan upaya khusus.

Strategi pertama yang terus dilakukan adalah konsisten menerapkan kegiatan 3T (testing, tracing dan treatment) berbasis wilayah meskipun transmisi penularan sudah rendah. “Kita juga melakukan testing secara agresif dan terintegrasi dengan sasaran prioritas seperti suspek/probabel, kontak erat dan pelaku perjalanan berbasis wilayah,” kata Feny, sapaan akrabnya.

Baca Juga :  Mobil Elf Berisi 15 Orang Terguling, Tiga Penumpang Terluka

Tak hanya memasifkan testing secara agresif dan terintegrasi. Namun, Feny menyebut, tracing secara masif juga dilakukan kurang 48 jam dengan ratio tracing cakupan minimal 1:15 dan memastikan semua sasaran tracing harus dilakukan swab (RDT antigen/RT PCR).

“Kita juga melakukan evakuasi cepat untuk kasus yg terkonfirmasi positif, baik dari RDT Antigen maupun RT­PCR ke tempat isolasi terpusat kurang dari 24 jam setelah hasil pemeriksaan keluar,” jelasnya.

Strategi lain yang dilakukan untuk mencapai level 1 adalah melakukan penerapan blocking area secara konsisten dan terintegrasi bersama Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo Sesuai Wilayah.

Di sisi lain, percepatan vaksinasi wilayah berdasarkan level/zona baik dosis 1 maupun dosis 2 juga terus dilakukan. “Kita juga memastikan semua warga telah mendapatkan vaksin secara lengkap serta masyarakat tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan ketat secara disiplin dalam bermasyarakat,” pungkasnya. (rmt/nur)

SURABAYA – Berdasarkan data asesmen situasi Covid-19 yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per tanggal 4 September 2021, Kota Surabaya saat ini berada di level 2. Turunnya situasi Covid-19 di Kota Pahlawan ini juga terlihat dari jumlah pasien isolasi di Asrama Haji Sukolilo.

Kepala UPT Asrama Haji Sukolilo Sugianto mengatakan, kini jumlah pasien di Asrama Haji hanya puluhan. Karena semakin hari penghuni tempat isolasi ini semakin berkurang karena tingkat kesembuhan yang semakin tinggi.

Dia menyebut per Senin (6/9), pasien Covid-19 di Asrama Haji hanya 39 orang. Namun pada Senin siang jumlah pasien yang sembuh ada 10 orang. Sehingga mereka dipulangkan. Pada Senin sore pukul 15.00 ada tambah 10 orang. ”Kini hingga Senin malam jumlah pasien di Asrama Haji Sukolilo mencapai 37 orang,” katanya.

Kini pasien-pasien isolasi di Asrama Haji Sukolilo hanya menempati satu gedung, yakni gedung Zam-zam. Sedangkan enam gedung lainnya kosong. ”Sekarang pasiennya ditempat kan di gedung Zam-zam. Untuk gedung Shofa E1, C2, C1, Hall C, dan Hall E sudah tidak ditempati lagi. Namun kami tetap menyediakan apabila ada pasien. Semoga aja tidak ada pasien dan segera kosong semua (gedungnya),” jelasnya.

Baca Juga :  Pemkot Surabaya Diminta Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng

Tingkat kesembuhan (case recovery rate) mencapai 95,55 persen, di atas rata-rata nasional, menunjukkan kapasitas respons sistem kesehatan yang bagus. Adapun tingkat kematian (case fatality rate) Surabaya di angka 3,7 persen, juga salah satu yang terendah. Sedangkan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) per 4 September 2021 terus turun menjadi 16,54 persen.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita memastikan akan terus berupaya agar kota Surabaya dapat segera mencapai level 1. Tentunya untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan beberapa strategi dan upaya khusus.

Strategi pertama yang terus dilakukan adalah konsisten menerapkan kegiatan 3T (testing, tracing dan treatment) berbasis wilayah meskipun transmisi penularan sudah rendah. “Kita juga melakukan testing secara agresif dan terintegrasi dengan sasaran prioritas seperti suspek/probabel, kontak erat dan pelaku perjalanan berbasis wilayah,” kata Feny, sapaan akrabnya.

Baca Juga :  Genjot Pajak PBB, Pemkot Buka Pembayaran via e-Commerce dan Minimarket

Tak hanya memasifkan testing secara agresif dan terintegrasi. Namun, Feny menyebut, tracing secara masif juga dilakukan kurang 48 jam dengan ratio tracing cakupan minimal 1:15 dan memastikan semua sasaran tracing harus dilakukan swab (RDT antigen/RT PCR).

“Kita juga melakukan evakuasi cepat untuk kasus yg terkonfirmasi positif, baik dari RDT Antigen maupun RT­PCR ke tempat isolasi terpusat kurang dari 24 jam setelah hasil pemeriksaan keluar,” jelasnya.

Strategi lain yang dilakukan untuk mencapai level 1 adalah melakukan penerapan blocking area secara konsisten dan terintegrasi bersama Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo Sesuai Wilayah.

Di sisi lain, percepatan vaksinasi wilayah berdasarkan level/zona baik dosis 1 maupun dosis 2 juga terus dilakukan. “Kita juga memastikan semua warga telah mendapatkan vaksin secara lengkap serta masyarakat tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan ketat secara disiplin dalam bermasyarakat,” pungkasnya. (rmt/nur)

Most Read

Berita Terbaru