SURABAYAÂ – Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas akhirnya digelar di Surabaya, Senin (6/9). Ada 15 sekolah yang menggelar PTM kali pertama di masa pandemi. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meninjau langsung PTM terbatas di beberapa SMP negeri dan swasta hingga SD.
Wali Kota Eri didampingi epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair Dr Windhu Purnomo serta Pembina Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Jatim Estiningtyas Nugraheni. Eri mengaku telah mendapatkan arahan dan masukan terkait penyelenggaraan PTM terbatas di tengah situasi pandemi Covid-19.
“Alhamdulilah, kita bisa membuka kembali PTM karena para pakar baik epidemiologi maupun dari Persakmi sudah memberikan arahan sehingga Surabaya turun level 2 dan PTM terbatas bisa berjalan,” kata Cak Eri, Senin (6/9).
Menurut dia, PTM tahap pertama ini hanya 25 persen siswa yang masuk kelas. Prokes pun diperketat. Eri juga sempat berbincang dengan sejumlah guru dan siswa. Di bagian lain, Eri memastikan para siswa tidak diwajibkan untuk membeli seragam baru, terutama di sekolah.
Jika ada siswa yang ketahuan membeli seragam baru di sekolah, pihaknya akan meminta sekolah bersangkutan untuk mengembalikan uang siswa. “Saya memastikan tidak ada lagi koperasi jual seragam sekolah,” katanya.
Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair Dr Windhu Purnomo meminta agar PTM harus tetap taat prokes. “Kalau mau kerja sama, semua memerangi virus, ya bisalah kita semua. Melihat Pak Wali begitu semangat, insya Allah, kita bisa terkendali. Sangat membaik,” ujarnya.
Di SDN Kaliasin 1 terlihat empat siswa kelas 6 di dua ruang kelas mengenakan baju bebas rapi. Mesti tak mengenakan seragam, mereka tetap fokus mengikuti PTM. Ada beberapa siswa yang mengenakan seragam lama. Aida Riskia, siswa kelas 6, mengenakan seragam saat kelas 4.
Ia mengaku belum sempat membeli seragam baru karena baju lamanya masih bagus. “Belum sempat beli karena pandemi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Supomo meminta pihak sekolah setiap hari melaporkan kegiatan PTM. Laporan tersebut akan dijadikan bahan untuk evaluasi PTM di Surabaya. “Evaluasi akan kita lakukan. Dari kapasitas 25 persen yang ikut PTM saat ini secara bertahap ditambahkan dengan melihat situasi yang ada,” katanya. (rmt/rek)