SURABAYAÂ – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupaya agar status Covid-19 segera turun dari level 2 menuju ke level 1. Ada sejumlah strategi dan upaya khusus yang dipersiapkan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita, mengatakan strategi dan upaya khusus tersebut di antaranya konsisten menerapkan kegiatan 3T (testing, tracing dan treatment) berbasis wilayah meskipun transmisi penularan sudah rendah.
”Kami juga melakukan testing secara agresif dan terintegrasi dengan sasaran prioritas seperti suspek/probabel, kontak erat dan pelaku perjalanan berbasis wilayah,” kata Feny, sapaan akrab Febria Rachmanita, Senin (6/9).
Tak hanya memasifkan testing secara agresif dan terintegrasi, tracing secara masif juga dilakukan kurang dari 48 jam dengan ratio tracing cakupan minimal 1:15. Selain itu, memastikan semua sasaran tracing harus dilakukan tes usap (RDT antigen / RT PCR).
”Kami juga melakukan evakuasi cepat untuk kasus yang terkonfirmasi positif, baik dari RDT Antigen maupun RT-PCR ke tempat isolasi terpusat kurang dari 24 jam setelah hasil pemeriksaan keluar,” katanya.
Strategi lain yang dilakukan untuk mencapai level 1 adalah melakukan penerapan blocking area secara konsisten dan terintegrasi bersama Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo Sesuai Wilayah. Di sisi lain, percepatan vaksinasi wilayah berdasarkan level/zona baik dosis 1 maupun dosis 2 juga terus dilakukan.
”Kami juga memastikan semua warga telah mendapatkan vaksin secara lengkap serta masyarakat tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan ketat secara disiplin dalam bermasyarakat,” ujarnya.
Diketahui data asesmen situasi COVID-19 yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per tanggal 4 September 2021 menyebutkan Kota Surabaya, saat ini telah turun ke level 2. Turunnya situasi Covid-19 di Kota Surabaya ini dipengaruhi oleh beberapa hal. Salah satunya positivity rate di Kota Surabaya saat ini berada pada angka 1,61 persen, jauh di bawah standar WHO yang sebesar 5 persen.
Positivity rate adalah perbandingan jumlah kasus Covid-19 dengan jumlah tes. Semakin rendah angkanya, semakin menunjukkan kecilnya tingkat penularan, yang menunjukkan keberhasilan pengendalian pandemi.
Sedangkan untuk rasio tracing kontak erat berada di angka 1:18,47, menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia dan telah melampaui standar Kemenkes sebesar 1:15. Testing di Surabaya pun sangat masif, mencapai 58.000 dalam tujuh hari terakhir. termasuk salah satu yang tertinggi di Tanah Air dan telah melampaui standar WHO. (rmt/rak)