30 C
Surabaya
Sunday, May 28, 2023

Awal Tahun, Penderita DBD di Jatim Sudah Mencapai 69 Orang

SURABAYA – Dinas Kesehatan Jawa Timur mencatat pada tahun 2021 penderita Demam berdarah Dengue (DBD) di Jatim sebanyak 5.961 orang. Kemudian jumlah kematian akibat DBD sebanyak 67 orang atau  1,1 persen. Pada awal Januari 2022 (1-5 Januari) Kasus DBD di Jatim sebanyak 69 orang, tanpa ada kematian.

“Jumlah penderita DBD turun pada tahun 2021, jika dibandingkan pada tahun 2020. Dan untuk awal tahun ini sudah mencapai 69,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jatim Dr Erwin Ashta Triyono.

Erwin menambahkan jumlah  penderita DBD tertinggi tahun 2021 yakni Kabupaten Situbondo  sebanyak 475 orang, kemudian Kabupaten Jember 392 orang, Kabupaten Sidoarjo 330 orang, Kabupaten Bojonegoro 323 orang dan Kabupaten Kediri 271 orang.

Sedangkan jumlah kematian DBD tertinggi tahun 2021 adalah Kabupaten Nganjuk sebanyak 9 orang, Kabupaten Bojonegoro 5 orang, Kabupaten Malang 5 orang, Kabupaten Sidoarjo 5 orang, Kabupaten Pasuruan 4 orang dan Kabupaten Situbondo 4 orang.

Baca Juga :  Cuaca Buruk, Helikopter Kapolda Jatim Landing di Rejotangan, Tulungagung

Erwin mengaku upaya yang sudah dilakukan adalah meningkatkan peran masyarakat Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Menguras, Menutup, Memantau dan Menimbun (3M Plus) melalui kegiatan satu rumah satu jumantik. Kemudian juga koordinasi dengan sektor terkait dalam upaya pencegahan penyakit DBD.

“Selain itu surveilans kasus DBD di daerah. Juga menyiapkan sarana pelayanan kesehatan, tenaga dan logistik dalam upaya pengendalian penyakit DBD. Dan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur tanggal 28 Oktober 2020 tentang Kewaspadaan DBD pada musim penghujan,” terangnya.

Lebih lanjut Erwin mengatakan DBD adalah penyakit menular disebabkan oleh virus dengue ditularkan oleh nyamuk  Aedes aegypti  dan Aedes.albopictus. Menurutnya cara penularan nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit atau menghisap darah orang yang sakit DBD  atau yang di dalam darahnya terdapat virus dengue, tapi tidak menunjukkan gejala sakit.

Baca Juga :  Cabuli Pacar, Divonis Enam Tahun Penjara

“Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk, termasuk kelenjar liurnya.  Bila nyamuk tersebut menggigit atau menghisap darah orang lain, virus akan dipindahkan bersama air liur nyamuk.  Virus dengue akan menyerang sel   pembeku darah kecil (kapiler), akibatnya terjadi pendarahan dan kekurangan cairan bahkan bisa mengakibatkan syok,” jelasnya.

Menurutnya gejala DBD diitandai demam 2-7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan dan penurunan jumlah trombosit. Erwin mengatakn faktor yang mempengaruhi penyebarluasan DBD adalah kepadatan penduduk, mobilitas penduduk dan perilaku masyarakat. (mus/rak)

SURABAYA – Dinas Kesehatan Jawa Timur mencatat pada tahun 2021 penderita Demam berdarah Dengue (DBD) di Jatim sebanyak 5.961 orang. Kemudian jumlah kematian akibat DBD sebanyak 67 orang atau  1,1 persen. Pada awal Januari 2022 (1-5 Januari) Kasus DBD di Jatim sebanyak 69 orang, tanpa ada kematian.

“Jumlah penderita DBD turun pada tahun 2021, jika dibandingkan pada tahun 2020. Dan untuk awal tahun ini sudah mencapai 69,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jatim Dr Erwin Ashta Triyono.

Erwin menambahkan jumlah  penderita DBD tertinggi tahun 2021 yakni Kabupaten Situbondo  sebanyak 475 orang, kemudian Kabupaten Jember 392 orang, Kabupaten Sidoarjo 330 orang, Kabupaten Bojonegoro 323 orang dan Kabupaten Kediri 271 orang.

Sedangkan jumlah kematian DBD tertinggi tahun 2021 adalah Kabupaten Nganjuk sebanyak 9 orang, Kabupaten Bojonegoro 5 orang, Kabupaten Malang 5 orang, Kabupaten Sidoarjo 5 orang, Kabupaten Pasuruan 4 orang dan Kabupaten Situbondo 4 orang.

Baca Juga :  Kebakaran Tunjungan Plaza 6, Api dari Gudang Kontraktor di Lantai 13

Erwin mengaku upaya yang sudah dilakukan adalah meningkatkan peran masyarakat Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Menguras, Menutup, Memantau dan Menimbun (3M Plus) melalui kegiatan satu rumah satu jumantik. Kemudian juga koordinasi dengan sektor terkait dalam upaya pencegahan penyakit DBD.

“Selain itu surveilans kasus DBD di daerah. Juga menyiapkan sarana pelayanan kesehatan, tenaga dan logistik dalam upaya pengendalian penyakit DBD. Dan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur tanggal 28 Oktober 2020 tentang Kewaspadaan DBD pada musim penghujan,” terangnya.

Lebih lanjut Erwin mengatakan DBD adalah penyakit menular disebabkan oleh virus dengue ditularkan oleh nyamuk  Aedes aegypti  dan Aedes.albopictus. Menurutnya cara penularan nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit atau menghisap darah orang yang sakit DBD  atau yang di dalam darahnya terdapat virus dengue, tapi tidak menunjukkan gejala sakit.

Baca Juga :  HUT Ke-76 Provinsi Jawa Timur: Bangkit untuk Ekonomi Yang Makin Kuat

“Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk, termasuk kelenjar liurnya.  Bila nyamuk tersebut menggigit atau menghisap darah orang lain, virus akan dipindahkan bersama air liur nyamuk.  Virus dengue akan menyerang sel   pembeku darah kecil (kapiler), akibatnya terjadi pendarahan dan kekurangan cairan bahkan bisa mengakibatkan syok,” jelasnya.

Menurutnya gejala DBD diitandai demam 2-7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan dan penurunan jumlah trombosit. Erwin mengatakn faktor yang mempengaruhi penyebarluasan DBD adalah kepadatan penduduk, mobilitas penduduk dan perilaku masyarakat. (mus/rak)

Most Read

Berita Terbaru