SURABAYA – Dua orang meninggal dunia di TKP dan seorang meninggal di rumah sakit akibat kecelakaan bus dengan truk di Jalan Tol Dupak – Tanjung Perak Surabaya yang terjadi pada Sabtu (5/3) sekitar pukul 11.45 WIB.
Kepala Unit 2 Patroli Jalan Raya Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Timur (PJR Ditlantas Polda Jatim) Ajun Komisaris Polisi (AKP) Sigit Indra menginformasikan kecelakaan terjadi di KM 4.400 Jalan Tol Dupak – Tanjung Perak Surabaya. “Bus memuat rombongan peziarah asal Palembang, Sumatera Selatan,” ujarnya kepada wartawan di lokasi kejadian.
Dia menjelaskan kecelakaan terjadi antara bus pariwisata nomor polisi D-7610-AT dengan truk Colt Diesel bermuatan bijih plastik nomor polisi W-9948-Z. Menurut AKP Sigit, rombongan peziarah baru saja berziarah dari Makam Sunan Ampel Surabaya dan selanjutnya akan menuju ke arah Jombang.
“Namun tiba-tiba di KM 4.400 Jalan Tol Dupak – Tanjung Perak Surabaya, seorang peziarah berupaya merebut kendali kemudi dari sopir bus. Sepertinya seorang peziarah yang mengambil alih kemudi ini sedang mengalami depresi,” ucap dia.
Sopir bus berupaya mempertahankan kemudi, namun tidak dapat mempertahankannya sehingga arah bus berbalik dan menabrak truk yang melaju dari arah berlawanan. Akibatnya, sopir dan kernet truk meninggal dunia di tempat. Sementara sopir dan kernet bus pariwisata mengalami luka berat.

“Jenazah sopir dan kernet truk telah dievakuasi. Sedangkan sejumlah korban yang mengalami luka berat telah dilarikan ke Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) di kawasan Tanjung Perak Surabaya,” katanya.
Namun korban tewas bertambah satu orang setelah salah satu penumpang bus bernama Burniat akhirnya meninggal di RS PHC Tanjung Perak Surabaya. Burniat merupakan salah seorang peziarah yang diduga mengambil alih kemudi dari sopir bus hingga menyebabkan kecelakaan.
Dari data yang dihimpun di lokasi, Burniat sejak berangkat dari Palembang bersikap layaknya orang normal. Namun, ia menunjukkan gelagat tidak wajar saat rombongan meninggalkan makam Sunan Ampel menuju Jombang.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi dari penumpang bus, kata AKP Sigit, ia diduga depresi dan di dalam bus berupaya mengambil alih kendali kemudi. “Dia bilang ingin mati bersama-sama,” kata perwira menengah Polri tersebut.
Burniat sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
Dalam kejadian tersebut, selain tiga orang meninggal dunia, sebanyak empat orang mengalami luka ringan dan dua orang (sopir dan kernet bus pariwisata) harus mendapat perawatan intensif akibat luka berat. (antara/jay)