NUZULUL Quran menjadi sejarah turunnya ayat Alquran pertama kali. Banyak makna yang bisa diambil dari peristiwa sejarah tersebut. Antara lain, pesan untuk menguatkan literasi keumatan. Turunnya ayat Alquran pertama kali terjadi di Gua Hira’. Tepatnya, saat Rasulullah berkholwat di tempat tersebut.
Kala itu, Allah memerintahkan Malaikat Jibril menghampiri Rasulullah. Wahyu yang pertama disampaikan adalah ayat Alquran berbunyi Iqra’ berarti bacalah.
Makna Iqra merupakan perintah Allah kepada seluruh umat untuk membudidayakan literasi. Tiga tahapan dalam bidang literasi. Yakni listening society atau mendengar. Lalu reading society dan terakhir writing society.
Listening society diwujudkan mendengar beragam informasi. Kemudian memilah dan menelaah informasi tersebut. Reading society menjadi sarana untuk menelahaan informasi tersebut. Selanjutnya, menulis atau writing society untuk menghasilkan naskah atau karya baru.
Banyak sejarah umat Islam yang kurang tampak. Itu terjadi karena literasi keumatan masih lemah. Misalnya kiprah Ilmuwan Aljabar. Dia menulis buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat.
Aljabar berperan penting dalam memperkenalkan angka Arab. Angka tersebut kemudian diadopsi sebagai standar penomoran desimal di dunia Barat. Itu terjadi pada abad ke-12. Sayangnya, peran heroisme keilmuan Aljabar redup. Itu karena literasi umat Islam masih lemah. Perlu dikuatkan.
Di Indonesia, peran santri dalam mempertahankan kemerdekaan juga luar biasa. Namun, kiprah santri yang bergerak melawan penjajah jarang tampak. Sejarah ini tidak tertulis dengan apik juga akibat literasi keummatan belum optimal. Karena itu, kami mendorong umat Islam menguatkan kemampuan literasi.
Cara yang bisa diterapkan, yaitu mendengar, membaca, lalu menulis. Dengan begitu, kiprah umat Islam dalam bidang keilmuan bisa terus meningkat. Nuzulul Quran menjadi penyemangat untuk mewujudkan literasi keumatan. (mus/rek)