Laporan Tetty Rihardini ke Polresta Sidoarjo terkait dugaan malapraktek salah seorang dokter di RS Aisyiyah Siti Fatimah, Tulangan, ditindaklanjuti Satreskrim Polresta Sidoarjo.
“Nantinya akan dilakukan penyidikan pada saksi-saksi dan pengumpulan bukti,” ujar Kasatreskrim Polresta Sidoarjo Kompol Muhammad Harris, Kamis (30/11).
Berbeda dengan kasus lain, menurut dia, laporan tentang dugaan
malapraktek ini harus ditangani dengan sangat teliti. Termasuk pengumpulan bukti-bukti. “Kami tidak mau tergesa-gesa untuk menaikkan kasus ini ke ranah penyidikan,” katanya.
Menurut dia, keterangan pelapor ini digunakan sebagai bahan untuk meminta penjelasan beberapa saksi. Selain itu, jadi rujukan pengumpulan bukti. Khususnya untuk mengetahui kondisi anak pelapor sebelum dibawa ke rumah sakit. “Seberapa parah kondisinya. Sebab,segala kemungkinan bisa terjadi,” katanya.
Kasus ini mencuat setelah Tetty bersama kuasa hukumnya Muhammad Sholeh mendatangi Polresta Sidoarjo, Senin (6/11), untuk dugaan malapraktek yang mengakibatkan putranya, Ahmad Ahza Zaadit Taqwa, meninggal dunia. Pihak rumah sakit dianggap tidak punya iktikad baik untuk menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan.
Sementara itu, Corporate Lawyer Jaringan RS Muhammadiyah Jatim Masbuhin menuturkan, kejadian yang menimpa mendiang Adit merupakan risiko medis. Dari sisi penanganan, tim paramedis telah bertindak sesuai prosedur. “Pasien diterima RSA Siti Fatimah pada 24 Oktober pukul 08.45. Namun, sebelumnya, dia sebenarnya dirawat di fasilitas kesehatan selama dua hari. Ahmad Ahza pulang paksa dari faskes itu untuk dipindah ke IGD kami,” jelasnya.
Dalam catatan rumah sakit, paramedis tak pernah melepaskan kontrol terhadap Adit yang berusia 1 tahun 9 bulan. Setelah masuk IGD pukul 09.00, pihak rumah sakit memantau laporan hasil cek darah Adit.
Dengan keluhan demam, muntah, dan batuk, dr Medi Pryambodo, menyarankan adanya penanganan dengan antibiotik Taxegram. Lalu, pasien dipindah ke ruang rawat inap dengan diawasi perawat. “Pukul 16.00 kembali dilakukan diagnosis dengan menyuntikkan Taxegram. Pukul 18.05 keluarga melapor ada keluhan bintik merah pada kulit dan bibir yang menebal. Kami langsung assessment dan suntikkan anti-alergi,” terangnya.
Sayang, kondisi Adit terus menurun. Pukul 20.15 Adit dibawa ke High Care Unit karena tidak ada tempat di IGD dan dinyatakan meninggal 85 menit kemudian. (gun/rek)