28 C
Surabaya
Friday, June 9, 2023

Wali Kota Eri Minta Pasar Turi Beroperasi Lagi 22 Maret 2022

SURABAYA – Pendataan pedagang yang menempati tempat penampungan sementara (TPS) Pasar Turi sudah selesai. Ratusan pedagang yang sebelumnya berjualan di pinggir jalan itu akan segera menempati stan-stan yang ada di dalam Pasar Turi. Pasar legendaris itu memiliki 6.800 stan.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan, Pasar Turi akan beroperasi kembali pada pertengahan Maret mendatang. Pemkot sudah mendiskusikan pembukaan Pasar Turi dengan beberapa pihak. “Insya Allah, tanggal 22 Maret. Kami juga didampingi KPK, Kejaksaan Negeri Surabaya. Harapannya, 22 Maret sudah bisa beroperasi,” ujar Cak Eri di Surabaya, Selasa (1/3).

Percepatan pembukaan Pasar Turi itu agar para pedagang bisa berjualan. Apalagi mendekati bulan Ramadan pada awal April serta disusul Lebaran. “Yang penting, ini buat kepentingan pedagang. Ini mau puasa, mau Lebaran, jadi harus segara dibuka,” ujarnya.

Cak Eri juga meminta investor agar menurunkan harga sewa stan. Pasalnya, selama ini harga sewa cukup mahal. “Saya juga gak mau, makanya saya terus pantau. Harapan saya, ya, harus bisa masuk semuanya. Sekarang progresnya sudah berjalan,” paparnya.

Baca Juga :  Sebulan, Polisi Surabaya Ringkus 74 Bandit Curanmor, Semua Residivis

Sementara itu, Ketua Majelis Pedagang Pasar Turi Abdul Rosyid mengatakan, para pedagang sudah tidak sabar untuk segera menempati stan-stan di dalam Pasar Turi Baru. Pihaknya ingin segera berjualan secara normal. Sebab, kondisi TPS sudah tidak representatif untuk berjualan. Apalagi di musim hujan ini.

“Kami mendukung dan menyambut dengan antusias,” kata Rosyid. Hanya saja, sambung dia, para pedagang berharap agar adendum perjanjian tidak merugikan mereka. Termasuk harga sewa yang terjangkau. Alias di bawah harga sewa stan di pasar modern yang lama seperti Darmo Trade Center (DTC), Pusat Grosir Surabaya (PGS), atau ITC.

“Kalau biaya yang dikenakan sama dengan mereka, ya otomatis kita kalah,” ujarnya.

Menurut dia, pedagang butuh waktu untuk mencari pelanggan. Masyarakat juga membutuhkan harga murah. Apalagi di masa pandemi ini. Karena itu, pihak investor diimbau membebaskan service charge selama setahun. “Karena pada awal tahun pasti pedagang tidak banyak pemasukan. Karena kita masih mencari calon pelanggan,” ujar pria yang sudah 30 tahun lebih berjualan di Pasar Turi itu.

Baca Juga :  Hendak Menyeberang, Pemulung Tewas Disambar Kereta Api di Menanggal

Sebelumnya Pasar Turi dilanda kebakaran hebat pada 9 September 2007. Gedung Pasar Turi tinggal menyisakan satu gedung, yaitu Pasar Turi tahap III. Setelah terbakarnya Pasar Turi tahap I, II, dan III, Pemkot Surabaya membangun tempat penampungan sementara (TPS) berupa bangunan tripleks dua lantai yang melingkari kawasan Pasar Turi.

Sayangnya, kualitas tempat penampungan dari tripleks itu kurang bagus sehingga tak banyak ditempati pedagang. Pasar Turi dibangun di areal seluas 4,3 hektare. Sebanyak 2,7 hektare merupakan lahan milik Pemkot Surabaya dan 1,6 hektare milik PT Kereta Api Indonesia.

Berdasarkan data Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya, jumlah pedagang di TPS Pasar Turi sebanyak 1.128 orang. (rmt/rek)

SURABAYA – Pendataan pedagang yang menempati tempat penampungan sementara (TPS) Pasar Turi sudah selesai. Ratusan pedagang yang sebelumnya berjualan di pinggir jalan itu akan segera menempati stan-stan yang ada di dalam Pasar Turi. Pasar legendaris itu memiliki 6.800 stan.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan, Pasar Turi akan beroperasi kembali pada pertengahan Maret mendatang. Pemkot sudah mendiskusikan pembukaan Pasar Turi dengan beberapa pihak. “Insya Allah, tanggal 22 Maret. Kami juga didampingi KPK, Kejaksaan Negeri Surabaya. Harapannya, 22 Maret sudah bisa beroperasi,” ujar Cak Eri di Surabaya, Selasa (1/3).

Percepatan pembukaan Pasar Turi itu agar para pedagang bisa berjualan. Apalagi mendekati bulan Ramadan pada awal April serta disusul Lebaran. “Yang penting, ini buat kepentingan pedagang. Ini mau puasa, mau Lebaran, jadi harus segara dibuka,” ujarnya.

Cak Eri juga meminta investor agar menurunkan harga sewa stan. Pasalnya, selama ini harga sewa cukup mahal. “Saya juga gak mau, makanya saya terus pantau. Harapan saya, ya, harus bisa masuk semuanya. Sekarang progresnya sudah berjalan,” paparnya.

Baca Juga :  Labrak dan Memaki Ketua RW, Camat Ujungpangkah Dilaporkan ke Bupati

Sementara itu, Ketua Majelis Pedagang Pasar Turi Abdul Rosyid mengatakan, para pedagang sudah tidak sabar untuk segera menempati stan-stan di dalam Pasar Turi Baru. Pihaknya ingin segera berjualan secara normal. Sebab, kondisi TPS sudah tidak representatif untuk berjualan. Apalagi di musim hujan ini.

“Kami mendukung dan menyambut dengan antusias,” kata Rosyid. Hanya saja, sambung dia, para pedagang berharap agar adendum perjanjian tidak merugikan mereka. Termasuk harga sewa yang terjangkau. Alias di bawah harga sewa stan di pasar modern yang lama seperti Darmo Trade Center (DTC), Pusat Grosir Surabaya (PGS), atau ITC.

“Kalau biaya yang dikenakan sama dengan mereka, ya otomatis kita kalah,” ujarnya.

Menurut dia, pedagang butuh waktu untuk mencari pelanggan. Masyarakat juga membutuhkan harga murah. Apalagi di masa pandemi ini. Karena itu, pihak investor diimbau membebaskan service charge selama setahun. “Karena pada awal tahun pasti pedagang tidak banyak pemasukan. Karena kita masih mencari calon pelanggan,” ujar pria yang sudah 30 tahun lebih berjualan di Pasar Turi itu.

Baca Juga :  Kaki Kanan Diamputasi, Gadis Kembar Korban Jambret Sadis Pakal

Sebelumnya Pasar Turi dilanda kebakaran hebat pada 9 September 2007. Gedung Pasar Turi tinggal menyisakan satu gedung, yaitu Pasar Turi tahap III. Setelah terbakarnya Pasar Turi tahap I, II, dan III, Pemkot Surabaya membangun tempat penampungan sementara (TPS) berupa bangunan tripleks dua lantai yang melingkari kawasan Pasar Turi.

Sayangnya, kualitas tempat penampungan dari tripleks itu kurang bagus sehingga tak banyak ditempati pedagang. Pasar Turi dibangun di areal seluas 4,3 hektare. Sebanyak 2,7 hektare merupakan lahan milik Pemkot Surabaya dan 1,6 hektare milik PT Kereta Api Indonesia.

Berdasarkan data Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya, jumlah pedagang di TPS Pasar Turi sebanyak 1.128 orang. (rmt/rek)

Most Read

Berita Terbaru