MALANG – Kerusuhan yang dipicu suporter Aremania meletus setelah Persebaya Surabaya mengalahkan Arema FC dalam lanjutan Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10) malam.
Ribuan suporter Aremania merangsek ke lapangan tak lama setelah wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir untuk kemenangan tim tamu Persebaya, 3-2, yang merupakan kemenangan bersejarah. Persebaya berhasil mengalahkan Arema FC di kandangnya selama gelaran Liga 1 sejak 23 tahun ini.
Akibat amukan suporter Aremania itu, para penggawa Bajul Ijo, julukan Persebaya, langsung masuk ke ruang ganti. Mereka juga dikawal mobil rantis kepolisian saat meninggalkan Stadion Kanjuruhan dalam hujan batu dari para suporter.
Akibat amukan suporter Aremania di dalam dan luar lapangan ini, puluhan orang dikabarkan meregang nyawa. Kerusuhan mulai terjadi saat sebagian suporter itu merusak mobil polisi yang ada di sekitar stadion. Dua mobil polisi dikabarkan dirusak dan dibakar massa.

Menghadapi ‘serbuan’ Aremania ini, polisi menembakkan gas air mata untuk menghalau massa yang kian beringas. Akibatnya, puluhan suporter terkapar tak berdaya. Ada yang pingsan, ada pula laporan yang menyebut mereka meninggal dunia karena kekurangan oksigen.
Hingga berita ini diturunkan, informasi jumlah korban jiwa masih simpang siur. Untuk diketahui, dalam pertandingan derby Jawa Timur itu tidak ada suporter Persebaya, Bonek Mania, yang hadir ke Stadion Kanjuruhan mengingat rivalitas kedua tim selama ini.
Dikutip dari grup Pojoksatu.id (JawaPos.com), akun instagram Arekmalang_id menyebut sedikitnya 15 orang meninggal dunia akibat kericuhan di Stadion Kanjuruhan. Bahkan ada di antaranya anak-anak.
“Info korban MD 15 orang itu valid, akan tetapi info korban MD 40 orang masih admin update terlebih dulu mengenai keaslian info tersebut,” tulis Arekmalang_id seperti dikutip dari Pojoksatu.id.
Kabar lebih mengejutkan disampaikan akun twitter Tio Nugroho, @t10nugroho. Bahkan ia menyebut ada 60 suporter meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. “Korban meninggal sudah 60 orang hingga pukul 01.00 WIB,” cuit akun tersebut, dipantau Minggu (2/10) dini hari.
“Kemungkinan masih bisa bertambah karena kapasitas RS tidak mampu menampung, banyak korban (kebanyakan terkena gas air mata) yang tidak bisa mendapatkan penanganan saat ini, kita doakan bersama ya guys,” lanjutnya.
Sayang belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian maupun panitia pelaksana pertandingan Arema vs Persebaya terkait insiden rusuh Aremania ini. Diberitakan, kondisi di dalam Stadion Kanjuruhan sangat mencekam setelah pluit panjang dibunyikan wasit.
Jika benar maka kabar puluhan suporter meninggal buntut kerusuhan Aremania di Stadion Kanjuruhan ini pasti tercatat sebagai tragedi sepak bola Indonesia paling kelam. Padahal, tidak ada kemenenangan yang sebanding dengan nyawa yang berjatuhan. #Prayforkanjuruhan. (jpc/jay)