JAKARTA – Tak ada lagi rasa sakit yang dirasakan oleh Bob Tutupoly. Sang pelantun lagu “Widuri” yang kesehatannya telah menurun sejak beberapa waktu terakhir itu telah kembali kepada Penciptanya.
Kabar wafatnya Bob pada Selasa (5/7) dini hari di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta, tersebar melalui media sosial. Sejumlah musisi menyampaikan ucapan belasungkawa atas berpulangnya sang legenda di usia 82 tahun melalui media sosial. “Selamat jalan, Om Bob Tutupoly,” tulis musisi Addie MS di akun Instagram @addiems999.
Rasa duka mendalam juga disampaikan oleh vokalis dari grup band D’Masiv Rian Ekky Pradipta. “Selamat jalan the one and only Oom Bob Tutupoly. Rest in love,” tulis Rian di akun Instagramnya.
Kesehatan Bob Tutupoly dikabarkan mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Penyanyi Yuni Shara pada pertengahan Mei lalu sempat mengunggah video di akun Instagramnya (@yunishara36) yang memperlihatkan kondisi Bob sedang duduk di atas kursi roda. “Semangat sehat Oom Bob,” tulis Yuni Shara kala itu.
Sebagaimana dilansir Jawapos.com dari Antara, Bob Tutupoly lahir di Surabaya pada 13 November 1939. Pria bernama asli Bobby Willem Tutupoly itu sejak kecil telah menunjukkan minatnya di dunia tarik suara.
Semasa SMA dirinya pernah bergabung dengan kwartet Jazz di RRI Surabaya. Bob lalu bergabung dengan beberapa grup band lainnya untuk mengasah kemampuan bernyanyinya.
Hingga pada 1963, Bob Tutupoly bergabung dalam grup The Riders untuk menggantikan posisi vokalis yang ditinggal oleh Bill Saragih. Bersama The Riders, Bob mulai mendapat kesempatan untuk pentas di berbagai panggung pertunjukan hingga televisi.
Bob semakin mengembangkan kariernya dengan merekam berbagai lagu seperti “Gunung Seribu Janji”, “Tak Mungkin Kulupa”, “Tiada Maaf Bagimu”, dan “Batu Nisan”. Lagu-lagu tersebut ia bawakan tak hanya di Indonesia tetapi juga di Malaysia, Singapura, dan Hongkong.
Hijrah ke Amerika
Dalam perjalanan kariernya, Bob ternyata pernah pindah ke Amerika Serikat, tepatnya pada tahun 1969. Dia mendapatkan tawaran dari sebuah grup bernama Venturas dan dijanjikan untuk rekaman di negara tersebut.
Namun, janji tersebut tidak kunjung terwujud. Bob akhirnya bekerja paruh waktu di Yamaha Buena Park. Dia masih tetap bernyanyi bersama grup bernama The Midnighters di San Fransisco dan Los Angeles.
Perjalanan hidup Bob di Amerika tidak hanya seputar bernyanyi. Di sana, Bob juga bertemu dengan Haryono, direktur utama Pelita yang merupakan anak perusahaan Pertamina. Haryono memberi kesempatan kepada Bob untuk menjadi Public Relation sekaligus penyanyi di sebuah restoran bernama Ramayana. Karier di Restoran Ramayana dia tekuni hingga mendapat posisi pemimpin atau manajer restoran.
Terciptanya lagu “Widuri”
Pada 1976, Bob akhirnya kembali ke Indonesia. Tidak lama setelah itu, tepatnya pada 1977, lagu “Widuri” rilis dan menjadi lagu fenomenal yang berhasil terjual sebanyak 650.000 salinan (copy).
Bob pernah menceritakan sejarah terciptanya lagu “Widuri” ini. Saat itu, Bob yang sedang menyiapkan 11 lagu untuk albumnya didatangi seorang remaja bernama Slamet Adriyadie. Dialah pencipta lagu “Widuri”.
Slamet kemudian meminta waktu kepada Bob agar mau mendengar lagu ciptaannya. Ketika itu, teman teman Bob melarang dan mengatakan bahwa lagu Slamet pasti jelek. Hinaan itu membuat Bob merasa marah dan justru menjadi ingin mendengar karya Slamet.
Akhirnya dia mendengar lagu yang diciptakan Slamet dan bersama-sama memodifikasinya hingga tercipta lagu “Widuri”. Selain “Widuri”, penyanyi berdarah Ambon itu juga menelurkan sejumlah hits, di antaranya lagu berjudul “Tiada Maaf Bagimu” dan “Lidah Tidak Bertulang”. Sederet penghargaan juga berhasil diraihnya, termasuk “Legend Award” dari ajang Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2015
Sepanjang perjalanan karirnya, Bob telah menelurkan sejumlah album yakni The Best Song Of Bob Tutupoly Widuri, Album Nostalgia 2, Album Cinta Nostalgia 2, dan Tembang Kenangan Pop Indonesia Vol 6 “Kerinduan”.
Dari pembawa acara hingga aktor
Bob Tutupoly adalah artis serba bisa. Selain aktif menekuni karir di dunia tarik suara, suami dari Rosmayasuti Nasution dan ayah dari Sasha Karina Tutupoly itu juga dikenal sebagai pembawa acara televisi dan aktor.
Sebagai pembawa acara, dirinya pernah dipercaya memandu sejumlah program televisi, seperti kuis “Pesona 13”, “Silih Berganti”, dan “Ragam Pesona”. Dirinya juga pernah membawakan acara “Tembang Kenangan” selama beberapa tahun di salah satu televisi swasta.
Sedangkan di dunia akting, Bob tercatat telah membintangi sejumlah film, di antaranya “Gli Innamorati Della Becak” (Kisah Cinta si Tukang Becak) (1958), “Penasaran” (1977), dan “Sebelah Mata” (2008).
Bob Tutupoly juga dikenal sebagai duta budaya. Dirinya pernah membawa rombongan kesenian Celaku “Siswa Lima” pergi pentas ke beberapa kota di Belanda pada 1985 dan 1988.
Di akhir hidupnya, Bob lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga setelah terserang stroke. Kesehatannya terus menurun hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Mayapada pada Selasa pukul 00.03 WIB.
Sang Putri kenang sosok Ayah
Putri Bob Tutupoly yakni Sasha Karina Tutupoly mengenang sosok ayahnya sebagai seorang ayah yang tegas bahkan kasar saat berbicara namun sejatinya berhati lembut.
“Bicaranya kasar tapi hatinya sangat lembut,” kata putri tunggal Bob Tutupoly itu sambil meneteskan air mata saat ditemui di di Rumah duka RS Siloam Semanggi, Jakarta Selatan.
Menurut Sasha, meski ayahnya yang populer dengan nama Bob Tutupoly itu memiliki sikap yang tegas dalam mendidik anaknya, namun dia selalu mengajarkan untuk membantu sesama dan dia berharap bisa melaksanakan amanat mendiang sang ayah itu.
“Saya berharap bisa menjaga nama baik beliau dan bisa meneruskan keinginan dia atau melaksanakan keinginan dia untuk menjadi orang baik dan membantu sesama,” kata Sasha.
Sasha mengatakan bahwa dirinya kehilangan sosok sang ayah, dia mewakili keluarga menyampaikan ucapan terima kasih atas penghormatan kepada ayahnya. “Mohon maaf kalau selama ini memang ada perbuatan atau perilaku ayahnya lakukan baik sengaja maupun tidak sengaja yang menyakiti hati masyarakat.”
Penyanyi “Mengapa Tiada Maaf” itu disebut memiliki penyakit komplikasi dan stroke. Dia telah menjalani perawatan sejak Desember tahun lalu. Sasha mengatakan yahnya masuk ICU selama satu bulan karena komplikasi penyakit.
“Dari Desember tahun lalu sudah bolak-balik rumah sakit tapi terakhir di akhir Mei Beliau masuk RS Mayapada sampai akhirnya di ICU selama satu bulanicu, Beliau masuk ICU tanggal 9 Juni, dan hari ini pukul 00.03 Papa sudah dinyatakan tidak ada,” katanya.
Kondisi pelantun lagu “Widuri” itu sebetulnya sudah membaik, bahkan Sasha dan keluarga hendak membawanya pulang dan diputuskan untuk dilakukan perawatan di rumah. “Keluarga sudah menyiapkan home care tapi malam kondisi kritis jadinya tidak bisa tertolong lagi,” katanya.
Bob Tutupoly meninggalkan satu orang anak dan dua orang cucu. Rencana pemakaman Bob Tutupoly akan digelar pada hari Kamis di pemakaman umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Selamat jalan legenda, karyamu akan abadi. (jpc/ant/jay)