26 C
Surabaya
Sunday, June 11, 2023

Hasil Survei Cigna: Indeks Persepsi Kesejahteraan Indonesia 2021 Turun

SURABAYA – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia dua tahun terakhir tidak hanya membuat ekonomi global  terpuruk, tetapi juga membuat tingkat kesejahteraan masyarakat dunia, termasuk Indonesia menurun.

President Director & CEO Cigna Indonesia, Phil Reynolds  mengatakan, Cigna mengadakan survei masyarakat dunia  secara rutin selama tujuh tahun terakhir. Tujuannya untuk memahami persepsi orang tentang kesejahteraan.

“Dengan begitu, kami dapat berinovasi menyediakan solusi yang tepat untuk membantu orang-orang yang kami layani untuk meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan ketenangan mereka,” kata Phil Reynolds, Rabu (29/9).

Dijelaskan, berdasarkan hasil survei skor kesejahteraan yang dilakukan Cigna pada kuartal kedua 2021 menunjukkan, indeks persepsi  kesejahteraan Indonesia 2021 tercatat sebesar 63,8 poin atau sedikit menurun dibanding tahun 2019 yakni 65,4 poin dan 66,3 poin pada tahun 2020.

Survei dilakukan di 21 negara di antaranya Amerika Serikat, Britania Raya, Jerman, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Australia, Jepang, Singapura, Thailand, dan Indonesia dengan responden lebih dari 18.000. Survei itu menilai persepsi kesejahteraan responden di setiap negara dalam lima aspek, yakni kesehatan fisik, hubungan sosial, keluarga, finansial, dan pekerjaan.

Baca Juga :  Gencar Vaksinasi dan Pisahkan Level Asesmen Kasus PPLN dan Penularan Lokal

“Pelemahan indeks persepsi kesejahteraan terjadi di 21 negara yang disurvei akibat dampak pandemi Covid-19. Kendati demikian, indeks persepsi kesejahteraan Indonesia tahun 2021 masih lebih baik dari negara tetangga seperti Singapura 59,2 dan Thailand 62,5,” tambah Phil Reynolds.

Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Kerja Sama Strategis Cigna Indonesia, Akhiz Nasution menyebutkan, penurunan skor kesejahteraan dialami oleh seluruh negara yang disurvei. Hal ini karena pembatasan (lockdown) yang diterapkan di negara-negara dunia sebagai dampak pandemi.

Akibatnya, masyarakat tidak bisa menjalin hubungan sosial seperti sebelum pandemi. Di Indonesia, skor persepsi kesejateraan sosial turun dari 68,5 pada tahun 2020 menjadi 66,5 pada tahun 2021. Penurunan terbanyak terjadi pada item “waktu bersama teman” yang anjlok dari 31 menjadi 24.

Baca Juga :  Bobol Rumah Kos, Gasak Uang dan Cincin, Pelaku Terekam CCTV

“Ini menjadi penurunan terbesar dibanding negara tetangga karena kebiasaan orang Indonesia yang senang berkumpul bersama teman dan keluarga,” ujar Akhiz Nasution.

Persepsi kesejaheraan keuangan juga menurun skornya dari 59,1 tahun 2020 menjadi 53,6 tahun 2021. Salah satu karena anjloknya kemampuan membayar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari 36 ke 24 atau turun 12 poin. Angka ini lebih rendah dari Thailand yang tidak mengalami penurunan.

Kemampuan menyiapkan biaya kesehatan dan pendidikan juga menurun. Demikian pula kemampuan finansial untuk melakukan hobi atau liburan bersama keluarga anjlok delapan poin dari 26 menjadi 18.

“Untuk kelompok usia menengah, mereka merasa tidak nyaman dengan keamanan keuangan jika terjadi darurat, seperti membiayai kesehatan terutama bila terpapar Covid-19,” tandas Akhiz Nasution. (fix/jay)

SURABAYA – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia dua tahun terakhir tidak hanya membuat ekonomi global  terpuruk, tetapi juga membuat tingkat kesejahteraan masyarakat dunia, termasuk Indonesia menurun.

President Director & CEO Cigna Indonesia, Phil Reynolds  mengatakan, Cigna mengadakan survei masyarakat dunia  secara rutin selama tujuh tahun terakhir. Tujuannya untuk memahami persepsi orang tentang kesejahteraan.

“Dengan begitu, kami dapat berinovasi menyediakan solusi yang tepat untuk membantu orang-orang yang kami layani untuk meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan ketenangan mereka,” kata Phil Reynolds, Rabu (29/9).

Dijelaskan, berdasarkan hasil survei skor kesejahteraan yang dilakukan Cigna pada kuartal kedua 2021 menunjukkan, indeks persepsi  kesejahteraan Indonesia 2021 tercatat sebesar 63,8 poin atau sedikit menurun dibanding tahun 2019 yakni 65,4 poin dan 66,3 poin pada tahun 2020.

Survei dilakukan di 21 negara di antaranya Amerika Serikat, Britania Raya, Jerman, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Australia, Jepang, Singapura, Thailand, dan Indonesia dengan responden lebih dari 18.000. Survei itu menilai persepsi kesejahteraan responden di setiap negara dalam lima aspek, yakni kesehatan fisik, hubungan sosial, keluarga, finansial, dan pekerjaan.

Baca Juga :  GUBERNUR KHOFIFAH: UMKM Jatim Survive Sekaligus Naik Kelas Saat Pandemi

“Pelemahan indeks persepsi kesejahteraan terjadi di 21 negara yang disurvei akibat dampak pandemi Covid-19. Kendati demikian, indeks persepsi kesejahteraan Indonesia tahun 2021 masih lebih baik dari negara tetangga seperti Singapura 59,2 dan Thailand 62,5,” tambah Phil Reynolds.

Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Kerja Sama Strategis Cigna Indonesia, Akhiz Nasution menyebutkan, penurunan skor kesejahteraan dialami oleh seluruh negara yang disurvei. Hal ini karena pembatasan (lockdown) yang diterapkan di negara-negara dunia sebagai dampak pandemi.

Akibatnya, masyarakat tidak bisa menjalin hubungan sosial seperti sebelum pandemi. Di Indonesia, skor persepsi kesejateraan sosial turun dari 68,5 pada tahun 2020 menjadi 66,5 pada tahun 2021. Penurunan terbanyak terjadi pada item “waktu bersama teman” yang anjlok dari 31 menjadi 24.

Baca Juga :  Bobol Rumah Kos, Gasak Uang dan Cincin, Pelaku Terekam CCTV

“Ini menjadi penurunan terbesar dibanding negara tetangga karena kebiasaan orang Indonesia yang senang berkumpul bersama teman dan keluarga,” ujar Akhiz Nasution.

Persepsi kesejaheraan keuangan juga menurun skornya dari 59,1 tahun 2020 menjadi 53,6 tahun 2021. Salah satu karena anjloknya kemampuan membayar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari 36 ke 24 atau turun 12 poin. Angka ini lebih rendah dari Thailand yang tidak mengalami penurunan.

Kemampuan menyiapkan biaya kesehatan dan pendidikan juga menurun. Demikian pula kemampuan finansial untuk melakukan hobi atau liburan bersama keluarga anjlok delapan poin dari 26 menjadi 18.

“Untuk kelompok usia menengah, mereka merasa tidak nyaman dengan keamanan keuangan jika terjadi darurat, seperti membiayai kesehatan terutama bila terpapar Covid-19,” tandas Akhiz Nasution. (fix/jay)

Most Read

Berita Terbaru