30 C
Surabaya
Monday, June 5, 2023

Wafat di Usia 96 Tahun, KH Ali Yafie Dikenal sebagai Ulama Panutan yang Fakih

JAKARTA – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 1990-2000, Prof KH Ali Yafie, tutup usia di umur 96 tahun pada Sabtu malam (25/2) tepatnya pukul 22.13 WIB.

Menurut keterangan dari laman resmi MUI yang dipantau di Jakarta, Sabtu malam, sosok yang juga pernah menjabat Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 1991-1992 itu meninggal dunia setelah menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Tangerang Selatan.

Jenazah almarhum akan dibawa ke rumah duka di Kompleks Menteng Residence, Jalan Menteng V Blok FC 5 No 12, Sektor 7 Bintaro Jaya. Almarhum dimakamkan pada Minggu, 26 Februari 2023, selepas salat Dzuhur di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Almarhum KH Ali Yafie sempat dirawat pada Senin (13/2) lalu, karena gangguan paru-paru dan jantung. Namun setelah dirawat beberapa hari di RS, kondisi Kiai Ali Yafie sempat dikabarkan membaik pada saat dijenguk Wakil Presiden RI yang juga Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Prof KH Ma’ruf Amin, Kamis (16/2) lalu.

Wapres mengisahkan bahwa Kiai Ali Yafie adalah sosok ulama senior yang menjadi panutan beliau. “Beliau adalah senior saya yang baik,” imbuh Wapres KH Ma’ruf Amin.

Baca Juga :  Hercules Diperiksa KPK sebagai Saksi Dugaan Suap Hakim Agung di MA

Sementara Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) mengenang sosok KH Ali Yafie sebagai seorang ahli tafsir yang rendah hati, serta memiliki perangai yang lemah lembut.

“Beliau seorang ahli tafsir yang rendah hati, saat berbicara suaranya pelan dan halus. Sebagai seorang ulama yang pernah memimpin MUI adalah sosok teladan seorang ulama panutan,” kata Jusuf Kalla di Jakarta, Minggu.

JK mengaku mengenal KH Ali Yafie ketika masih muda. Sosok almarhum merupakan teman dari mendiang ayahnya (Hadji Kalla). Mereka bersahabat dan pernah bersama sama membesarkan NU Sulawesi Selatan.

Sedangkan mantan Ketua Umum MUI Din Syamsuddin mengenang sosok KH. Prof. Ali Yafie sebagai seorang ulama yang fakih atau mempunyai wawasan pengetahuan keislaman yang luas.

“Bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, kehilangan seorang tokoh ulama KH. Prof. Ali Yafie. Sebagai Sekretaris MUI waktu itu, saya menyaksikan almarhum adalah seorang ulama yang fakih, mempunyai wawasan pengetahuan ke-Islaman yang luas,” ujar Din dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Ia menambahkan almarhum juga merupakan seorang ulama yang fasih menjelaskan realitas sosial-politik umat atau bangsa. “Selain itu, beliau memiliki sikap teguh dalam prinsip istiqamah dan amanah,” tuturnya.

Baca Juga :  Inilah Curhat Vanessa Angel sebagai Saksi di Sidang Muncikari

Din menyampaikan KH. Prof. Ali Yafie mengalami sakit sudah cukup lama dalam usia yang sudah lanjut. Semoga sakitnya tersebut telah menjadi sarana penggugur dosa. “Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu ‘anhu. Menyesal belum sempat menjenguk beliau dan bertakziyah ke rumah duka, karena sedang berada di Oran, Aljazair, untuk menghadiri sebuah konferensi,” katanya.

KH Ali Yafie lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, pada tanggal 1 September 1926. Beliau adalah seorang sarjana fikih dan pernah menjabat sebagai wakil Rais Aam PBNU bersama Rais Aam KH Achmad Shiddiq yang terpilih pada Muktamar NU di Ponpes Krapyak Jogja pada tahun 1989.

Namun, ketika Kiai Achmad Shiddiq wafat pada tahun 1991, maka KH Ali Yafie kemudian bertindak untuk menjalankan tugas, tanggung jawab, hak, dan wewenangnya sebagai Penjabat (Pj) Rais Aam hingga tahun 1992.

Kiai Ali Yafie juga pernah mengemban amanah sebagai Pengurus Darul Dakwah Al-Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan yang didirikannya pada tahun 1947. (jpc/ant/jay)

JAKARTA – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 1990-2000, Prof KH Ali Yafie, tutup usia di umur 96 tahun pada Sabtu malam (25/2) tepatnya pukul 22.13 WIB.

Menurut keterangan dari laman resmi MUI yang dipantau di Jakarta, Sabtu malam, sosok yang juga pernah menjabat Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 1991-1992 itu meninggal dunia setelah menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Tangerang Selatan.

Jenazah almarhum akan dibawa ke rumah duka di Kompleks Menteng Residence, Jalan Menteng V Blok FC 5 No 12, Sektor 7 Bintaro Jaya. Almarhum dimakamkan pada Minggu, 26 Februari 2023, selepas salat Dzuhur di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Almarhum KH Ali Yafie sempat dirawat pada Senin (13/2) lalu, karena gangguan paru-paru dan jantung. Namun setelah dirawat beberapa hari di RS, kondisi Kiai Ali Yafie sempat dikabarkan membaik pada saat dijenguk Wakil Presiden RI yang juga Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Prof KH Ma’ruf Amin, Kamis (16/2) lalu.

Wapres mengisahkan bahwa Kiai Ali Yafie adalah sosok ulama senior yang menjadi panutan beliau. “Beliau adalah senior saya yang baik,” imbuh Wapres KH Ma’ruf Amin.

Baca Juga :  KETUM GOLKAR: Proklamasi Kemerdekaan Ajarkan Kolaborasi, bukan Polarisasi

Sementara Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) mengenang sosok KH Ali Yafie sebagai seorang ahli tafsir yang rendah hati, serta memiliki perangai yang lemah lembut.

“Beliau seorang ahli tafsir yang rendah hati, saat berbicara suaranya pelan dan halus. Sebagai seorang ulama yang pernah memimpin MUI adalah sosok teladan seorang ulama panutan,” kata Jusuf Kalla di Jakarta, Minggu.

JK mengaku mengenal KH Ali Yafie ketika masih muda. Sosok almarhum merupakan teman dari mendiang ayahnya (Hadji Kalla). Mereka bersahabat dan pernah bersama sama membesarkan NU Sulawesi Selatan.

Sedangkan mantan Ketua Umum MUI Din Syamsuddin mengenang sosok KH. Prof. Ali Yafie sebagai seorang ulama yang fakih atau mempunyai wawasan pengetahuan keislaman yang luas.

“Bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, kehilangan seorang tokoh ulama KH. Prof. Ali Yafie. Sebagai Sekretaris MUI waktu itu, saya menyaksikan almarhum adalah seorang ulama yang fakih, mempunyai wawasan pengetahuan ke-Islaman yang luas,” ujar Din dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Ia menambahkan almarhum juga merupakan seorang ulama yang fasih menjelaskan realitas sosial-politik umat atau bangsa. “Selain itu, beliau memiliki sikap teguh dalam prinsip istiqamah dan amanah,” tuturnya.

Baca Juga :  Maju Pilkada 2020, KPU Proses PAW Tiga Anggota DPRD Jatim

Din menyampaikan KH. Prof. Ali Yafie mengalami sakit sudah cukup lama dalam usia yang sudah lanjut. Semoga sakitnya tersebut telah menjadi sarana penggugur dosa. “Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu ‘anhu. Menyesal belum sempat menjenguk beliau dan bertakziyah ke rumah duka, karena sedang berada di Oran, Aljazair, untuk menghadiri sebuah konferensi,” katanya.

KH Ali Yafie lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, pada tanggal 1 September 1926. Beliau adalah seorang sarjana fikih dan pernah menjabat sebagai wakil Rais Aam PBNU bersama Rais Aam KH Achmad Shiddiq yang terpilih pada Muktamar NU di Ponpes Krapyak Jogja pada tahun 1989.

Namun, ketika Kiai Achmad Shiddiq wafat pada tahun 1991, maka KH Ali Yafie kemudian bertindak untuk menjalankan tugas, tanggung jawab, hak, dan wewenangnya sebagai Penjabat (Pj) Rais Aam hingga tahun 1992.

Kiai Ali Yafie juga pernah mengemban amanah sebagai Pengurus Darul Dakwah Al-Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan yang didirikannya pada tahun 1947. (jpc/ant/jay)

Most Read

Berita Terbaru