28 C
Surabaya
Thursday, June 8, 2023

Diduga Juga Terpapar Paham Radikal, Anak dan Istri IM Ikut Diamankan

SURABAYA – Tak hanya pelaku Imam Musthofa yang berubah perilakunya setelah aktif mengikuti pengajian di musala dekat sekolah anaknya. Perubahan juga dialami istrinya inisial SF.

Warga setempat menceritakan, dulu Imam dan istrinya, SF, bekerja di cleaning service. Namun, saat ini SF hanya berjualan sempol di sekolah anaknya. Penampilannya pun berubah menggunakan cadar.

“Kalau Pak Ali (Imam), sehari-hari jualan makaroni dan ditipkan ke warung-warung terdekat,” tuturnya.

Ahmad, warga setempat, mengaku terkejut mendengar Imam Musthofa alias Ali nekat menyerang kantor polisi dan berani membacok salah satu polisi, Sabtu (17/8) petang.

Sebab sehari-hari, Imam alias Pak Ali dikenal sebagai pribadi yang kalem, tak banyak bicara, dan berkelakuan baik di kampung. Namun diakui Ahmad, setelah mengikuti pengajian di sebuah musala di dekat sekolah anaknya yang bernama Ali, pelaku jadi tertutup dan berubah sikap sejak dua tahun terakhir.

Baca Juga :  Satu Kurir Ditangkap saat Turun dari KA di Stasiun Pasar Turi

Karena itu setelah pelaku diamankan, istri dan anak pelaku pun ikut diamankan Densus 88 Mabes Polri untuk diperiksa. “Sekitar jam delapanan malam, istri pelaku dan anaknya dibawa petugas,” ujar istri Ketua RT 03 RW 02, Sidosermo, Nunung, saat ditemui di rumahnya.

Dia menambahkan, petugas juga membawa laptop, handphone (HP), kertas (diduga berisi ajaran radikal) dari kamar pelaku.

Nunung menceritakan, pelaku dan istrinya memang berubah perilakunya dua tahun belakangan ini. “Memang dia ibadahnya rajin,” katanya.

Imam dan anaknya setiap hari salat di musala di kawasan sekolah anaknya tersebut. Sedangkan sang istri, setiap diajak kegiatan Posyandu di kampung, selalu menolak lantaran mengaku dilarang suaminya. (rus/rek)

Baca Juga :  Zombie dan Petarung: Ide Foto Menjelang Pernikahan

SURABAYA – Tak hanya pelaku Imam Musthofa yang berubah perilakunya setelah aktif mengikuti pengajian di musala dekat sekolah anaknya. Perubahan juga dialami istrinya inisial SF.

Warga setempat menceritakan, dulu Imam dan istrinya, SF, bekerja di cleaning service. Namun, saat ini SF hanya berjualan sempol di sekolah anaknya. Penampilannya pun berubah menggunakan cadar.

“Kalau Pak Ali (Imam), sehari-hari jualan makaroni dan ditipkan ke warung-warung terdekat,” tuturnya.

Ahmad, warga setempat, mengaku terkejut mendengar Imam Musthofa alias Ali nekat menyerang kantor polisi dan berani membacok salah satu polisi, Sabtu (17/8) petang.

Sebab sehari-hari, Imam alias Pak Ali dikenal sebagai pribadi yang kalem, tak banyak bicara, dan berkelakuan baik di kampung. Namun diakui Ahmad, setelah mengikuti pengajian di sebuah musala di dekat sekolah anaknya yang bernama Ali, pelaku jadi tertutup dan berubah sikap sejak dua tahun terakhir.

Baca Juga :  Lima Alap-Alap Jambret Jalan Kembang Jepun dan Arjuna Diringkus Polisi

Karena itu setelah pelaku diamankan, istri dan anak pelaku pun ikut diamankan Densus 88 Mabes Polri untuk diperiksa. “Sekitar jam delapanan malam, istri pelaku dan anaknya dibawa petugas,” ujar istri Ketua RT 03 RW 02, Sidosermo, Nunung, saat ditemui di rumahnya.

Dia menambahkan, petugas juga membawa laptop, handphone (HP), kertas (diduga berisi ajaran radikal) dari kamar pelaku.

Nunung menceritakan, pelaku dan istrinya memang berubah perilakunya dua tahun belakangan ini. “Memang dia ibadahnya rajin,” katanya.

Imam dan anaknya setiap hari salat di musala di kawasan sekolah anaknya tersebut. Sedangkan sang istri, setiap diajak kegiatan Posyandu di kampung, selalu menolak lantaran mengaku dilarang suaminya. (rus/rek)

Baca Juga :  Mantan Petinju Pro Peras Pengusaha, Korban Disekap Diperas Rp 20 Juta

Most Read

Berita Terbaru