SURABAYA – Bandit jalanan kembali ditindak tegas oleh polisi. Dua orang komplotan curanmor kakak beradik terpaksa ditembak kakinya oleh Unit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polrestabes Surabaya. Tersangka adalah Irsal Haryono, 23, dan adiknya Sory Maulana, 20, warga Bangkalan, Madura. Keduanya diringkus di rumahnya.
Polisi mengidentifikasi keduanya kerap melakukan pembegalan di sejumlah wilayah di Surabaya, Gresik, hingga Lamongan. Mereka tak segan melukai korbannya karena selalu membawa celurit dalam melakukan aksinya.
Selain itu, polisi juga menyita barang bukti lain dari rumah tersangka masing-masing tiga senjata tajam (sajam), uang hasil penjualan motor, ponsel dan barang bukti lainnya.
Kedua tersangka diketahui terakhir kali beraksi di wilayah Jalan Ir Soekarno/MERR. Saat itu, adik kakak tersebut mengendarai sepeda motor dan melihat korbannya melintas tepat di depan salah satu hotel di kawasan MERR.
Kedua tersangka lantas menghentikan korban sambil mengacungkan celurit yang mereka bawa. Korban yang ketakutan langsung berhenti dan menyerahkan motornya.
“Korban ini menghentikan sepeda motornya karena ketakutan diancam sajam,” jelas Kanit Jatanras Satreskrim Polretabes AKP Iwan Hari Purwanto, Senin (13/1).
Dari hasil rekaman CCTV dan keterangan saksi, polisi akhirnya mengenali kedua pelaku. Dari hasil lidik, polisi mendapati alamat pelaku dan langsung melakukan penggerebekan di rumah tersangka di Bangkalan. “Saat kami datang, kedua tersangka berusaha kabur dan sempat melawan sehingga kami tembak kakinya,” terang Hari Purwanto.
Dari pengakuan tersangka, keduanya tidak hanya melakukan aksi di Surabaya. Ia selalu beroperasi pada dinihari dan mencari mangsanya di tempat sepi.
Ia mengaku ada dua lokasi yang dijadikan tempat pembegalan di Surabaya yaitu kawasan MERR dan Manyar. Dugaan sementara tersangka juga melakukan aksi di wilayah Lamongan dan Gresik.
“Untuk TKP luar kota masih kami koordinasikan dengan polres setempat. Kami juga kejar teman tersangka yang bertugas menjual motor curian,” tuturnya.
Tersangka Irsal mengaku, ia awalnya tidak melakukan pembegalan. Sebelumnya, sang adik Sory yang melakukan aksinya kemudian mengajak Irsal melakukan pembegalan. Irsal awalnya diajak jalan-jalan namun ternyata mencuri motor sehingga ia ketagihan karena uang yang didapat lumayan banyak.
Mereka mengaku hanya sebagai eksekutor sementara ada temannya yang lain sebagai penjual barang. “Biasanya dijual Rp 3 juta, saya hanya dapat satu juta,” ungkap Irsal.
Irsal mengaku, uang hasil kejahatannya ini digunakan bersenang-senang. Kedua tersangka tersebut biasa menggunakan uang hasil mencuri untuk ke tempat hiburan malam. Ia menghabiskan uangnya di sana karena memiliki pacar di tempat hiburan tersebut. “Saya habiskan untuk minum dan membelanjakan baju pacar saya,” jelasnya. (gun/rud)