30 C
Surabaya
Saturday, June 10, 2023

Remaja 18 Tahun Bantai 18 Anak dan 3 Dewasa di Sebuah SD di Texas, AS

TEXAS – Kasus penembakan masal di Amerika Serikat kembali terjadi. Kali ini korbannya jauh lebih banyak dan dilakukan oleh seorang remaja berusia 18 tahun.

Sebagaimana dilaporkan Reuters yang dikutip Jawapos dari Antara menyebutkan bahwa aksi koboi ini terjadi di sebuah sekolah dasar (SD) di South Texas, Amerika Serikat, Selasa (24/5).

Tersangka penembak yang adalah seorang remaja putra juga tewas dalam kejadian itu setelah ditembak polisi setempat. Tersangka pelaku diketahui bernama Salvador Ramos (18) yang sebelum melakukan aksi pembantaian di SD juga menembak neneknya yang berusia 66 tahun.

Gubernur Texas Greg Abbott yang mengutip keterangan dari kepolisian Texas Rangers mengatakan kepada CNN bahwa jumlah korban tewas meningkat menjadi 18 anak dan tiga orang dewasa. Namun, motif pelaku melakukan aksi penembakan massal di Robb Elementary School di Kota Uvalde, Texas, ini belum diketahui.

Baca Juga :  Redam Omicron, Prancis Batasi Pendatang dari Inggris

Salvador Ramos, kata Abbott, tewas terbunuh oleh para petugas kepolisian yang menangani insiden di lokasi. Dua polisi juga terluka terkena tembakan, namun Abbott mengatakan kedua petugas itu tidak mengalami luka berat.

Pelaku mendatangi SD tersebut dengan sebuah mobil SUV warna hitam dan sempat menabrak selokan yang ada di luar bangunan sekolah. Kemudian sambil menenteng senapan serbu dan membawa ransel, pelaku yang mengenakan rompi anti peluru memasuki kawasan sekolah dasar tersebut dan menembaki random anak-anak dan orang dewasa yang ditemuinya.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang hingga 28 Mei sampai waktu matahari terbenam untuk memperingati tragedi di Uvalde tersebut.

Baca Juga :  Rusia Bombardir Rudal ke Ukraina saat Pemimpin G7 Tengah Berunding

Dengan perasaan sedih, Biden yang baru beberapa jam sampai di Gedung Putih pasca lawatan di Asia mengaku harus ada upaya mengakhiri kejadian seperti ini dan mengendalikan industri persenjataan di AS.

Penembakan pada Selasa itu terjadi hanya berselang 10 hari setelah aksi serupa yang dilakukan seorang remaja yang membunuh 10 orang dalam serangan di Buffalo, New York, kawasan yang ditinggali mayoritas penduduk kulit hitam.

Serangan maut di Buffalo itu, menurut pihak berwenang, juga dilakukan remaja pria berusia 18 tahun dengan menggunakan senapan serbu. Yang membuat makin miris, remaja itu juga sempat menyiarkan live aksi kejinya di media sosial. (jpc/ant/jay)

TEXAS – Kasus penembakan masal di Amerika Serikat kembali terjadi. Kali ini korbannya jauh lebih banyak dan dilakukan oleh seorang remaja berusia 18 tahun.

Sebagaimana dilaporkan Reuters yang dikutip Jawapos dari Antara menyebutkan bahwa aksi koboi ini terjadi di sebuah sekolah dasar (SD) di South Texas, Amerika Serikat, Selasa (24/5).

Tersangka penembak yang adalah seorang remaja putra juga tewas dalam kejadian itu setelah ditembak polisi setempat. Tersangka pelaku diketahui bernama Salvador Ramos (18) yang sebelum melakukan aksi pembantaian di SD juga menembak neneknya yang berusia 66 tahun.

Gubernur Texas Greg Abbott yang mengutip keterangan dari kepolisian Texas Rangers mengatakan kepada CNN bahwa jumlah korban tewas meningkat menjadi 18 anak dan tiga orang dewasa. Namun, motif pelaku melakukan aksi penembakan massal di Robb Elementary School di Kota Uvalde, Texas, ini belum diketahui.

Baca Juga :  AS 'Prihatin' atas Serangan Israel ke Kamp Jenin yang Bunuh 10 Warga Palestina

Salvador Ramos, kata Abbott, tewas terbunuh oleh para petugas kepolisian yang menangani insiden di lokasi. Dua polisi juga terluka terkena tembakan, namun Abbott mengatakan kedua petugas itu tidak mengalami luka berat.

Pelaku mendatangi SD tersebut dengan sebuah mobil SUV warna hitam dan sempat menabrak selokan yang ada di luar bangunan sekolah. Kemudian sambil menenteng senapan serbu dan membawa ransel, pelaku yang mengenakan rompi anti peluru memasuki kawasan sekolah dasar tersebut dan menembaki random anak-anak dan orang dewasa yang ditemuinya.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang hingga 28 Mei sampai waktu matahari terbenam untuk memperingati tragedi di Uvalde tersebut.

Baca Juga :  Presiden Duterte Tolak Minta Maaf atas Kematian Para Bandar Narkoba

Dengan perasaan sedih, Biden yang baru beberapa jam sampai di Gedung Putih pasca lawatan di Asia mengaku harus ada upaya mengakhiri kejadian seperti ini dan mengendalikan industri persenjataan di AS.

Penembakan pada Selasa itu terjadi hanya berselang 10 hari setelah aksi serupa yang dilakukan seorang remaja yang membunuh 10 orang dalam serangan di Buffalo, New York, kawasan yang ditinggali mayoritas penduduk kulit hitam.

Serangan maut di Buffalo itu, menurut pihak berwenang, juga dilakukan remaja pria berusia 18 tahun dengan menggunakan senapan serbu. Yang membuat makin miris, remaja itu juga sempat menyiarkan live aksi kejinya di media sosial. (jpc/ant/jay)

Most Read

Berita Terbaru