30 C
Surabaya
Saturday, June 10, 2023

Geng Haiti Minta Tebusan Rp 240 M untuk Bebaskan Misionaris AS-Kanada

JAKARTA – Sebuah geng Haiti yang menculik sekelompok misionaris Amerika dan Kanada meminta 17 juta dolar (sekitar Rp240 miliar) untuk membebaskan mereka, Wall Street Journal melaporkan pada Selasa (19/10), mengutip seorang pejabat Haiti.
Menteri Kehakiman Liszt Simply mengatakan Biro Investigasi Federal (FBI) AS dan polisi Haiti sedang menghubungi para penculik dan mengupayakan pembebasan para misionaris yang diculik akhir pekan lalu di luar ibu kota Port-au-Prince oleh geng bernama 400 Mawozo, Journal melaporkan.

Negosiasi bisa memakan waktu berminggu-minggu, kata Simply kepada Journal. Kelompok 16 orang Amerika dan 1 Kanada itu di antaranya termasuk enam wanita dan lima anak-anak.

Penculikan di Haiti menjadi semakin nekat dan lazim di tengah krisis politik dan ekonomi yang berkembang. Setidaknya ada 628 insiden dalam sembilan bulan pertama 2021 saja, menurut sebuah laporan oleh Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia nirlaba Haiti, atau CARDH.

Baca Juga :  Israel Tembak Mati Dua Perempuan Palestina, Tepi Barat Tegang

Masyarakat Haiti pada Senin melakukan mogok nasional untuk memprotes kejahatan geng dan penculikan, yang telah meningkat selama bertahun-tahun dan telah memburuk sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli.

Sebuah organisasi bantuan Kristen AS pada Minggu (17/10) mengatakan sekelompok misionarisnya telah diculik di Haiti. Kejadian itu menandakan bahwa geng-geng kejahatan di negara Karibia itu semakin berani di tengah krisis politik dan ekonomi.

Kelompok misionaris itu berada di Haiti untuk mengunjungi panti asuhan ketika bus mereka dibajak pada Sabtu di luar ibu kota Port-au-Prince, menurut laporan misionaris lain, di tengah tingginya penculikan setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise.

Christian Aid Ministries yang berpusat di Ohio mengatakan tidak memiliki informasi tentang siapa yang berada di balik penculikan itu atau di mana mereka membawa kelompok itu, yang terdiri dari 16 orang Amerika dan satu orang Kanada.

Baca Juga :  Penembak Presiden AS Ronald Reagan Bebas tanpa Syarat setelah 40 Tahun

“Kami mencari arahan Tuhan untuk bertindak, dan pihak berwenang mencari cara untuk membantu,” kata mereka dalam sebuah pernyataan. Namun seorang juru bicara polisi Haiti mengatakan mereka tidak memiliki informasi apa pun tentang insiden tersebut. (antara/jay)

JAKARTA – Sebuah geng Haiti yang menculik sekelompok misionaris Amerika dan Kanada meminta 17 juta dolar (sekitar Rp240 miliar) untuk membebaskan mereka, Wall Street Journal melaporkan pada Selasa (19/10), mengutip seorang pejabat Haiti.
Menteri Kehakiman Liszt Simply mengatakan Biro Investigasi Federal (FBI) AS dan polisi Haiti sedang menghubungi para penculik dan mengupayakan pembebasan para misionaris yang diculik akhir pekan lalu di luar ibu kota Port-au-Prince oleh geng bernama 400 Mawozo, Journal melaporkan.

Negosiasi bisa memakan waktu berminggu-minggu, kata Simply kepada Journal. Kelompok 16 orang Amerika dan 1 Kanada itu di antaranya termasuk enam wanita dan lima anak-anak.

Penculikan di Haiti menjadi semakin nekat dan lazim di tengah krisis politik dan ekonomi yang berkembang. Setidaknya ada 628 insiden dalam sembilan bulan pertama 2021 saja, menurut sebuah laporan oleh Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia nirlaba Haiti, atau CARDH.

Baca Juga :  Sekolah-Sekolah di Korea Selatan Kembali Buka Kelas Tatap Muka Penuh

Masyarakat Haiti pada Senin melakukan mogok nasional untuk memprotes kejahatan geng dan penculikan, yang telah meningkat selama bertahun-tahun dan telah memburuk sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli.

Sebuah organisasi bantuan Kristen AS pada Minggu (17/10) mengatakan sekelompok misionarisnya telah diculik di Haiti. Kejadian itu menandakan bahwa geng-geng kejahatan di negara Karibia itu semakin berani di tengah krisis politik dan ekonomi.

Kelompok misionaris itu berada di Haiti untuk mengunjungi panti asuhan ketika bus mereka dibajak pada Sabtu di luar ibu kota Port-au-Prince, menurut laporan misionaris lain, di tengah tingginya penculikan setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise.

Christian Aid Ministries yang berpusat di Ohio mengatakan tidak memiliki informasi tentang siapa yang berada di balik penculikan itu atau di mana mereka membawa kelompok itu, yang terdiri dari 16 orang Amerika dan satu orang Kanada.

Baca Juga :  Australia Bakal Izinkan Perjalanan tanpa Karantina

“Kami mencari arahan Tuhan untuk bertindak, dan pihak berwenang mencari cara untuk membantu,” kata mereka dalam sebuah pernyataan. Namun seorang juru bicara polisi Haiti mengatakan mereka tidak memiliki informasi apa pun tentang insiden tersebut. (antara/jay)

Most Read

Berita Terbaru