26 C
Surabaya
Thursday, March 30, 2023

Penulis Buku Ayat-Ayat Setan Salman Rushdie Ditikam dan Terancam Buta

NEW YORK – Penulis buku kontroversial The Satanic Verses atau Ayat-Ayat Setan, Salman Rushdie, 75, terancam buta usai ditikam dengan brutal saat akan memberikan kuliah umum di Chautauqua Institution, New York, Amerika Serikat, Jumat (12/8).

“Salman kemungkinan akan kehilangan satu matanya. Saraf di lengannya terputus dan hatinya ditusuk dan luka parah,” ujar agen Rushdie, Andrew Wylie, seperti dikutip AFP, Sabtu (13/8).

Wylie juga mengatakan hingga saat ini Rushdie masih belum bisa bicara dan harus menggunakan alat bantu pernapasan atau ventilator. Namun, kondisi terkini Rushdie belum diketahui.

Rushdie ditikam berulang kali di bagian leher dan daerah torso oleh seorang pria tak dikenal. Penulis kelahiran India berkewarganegaraan Inggris dan Amerika Serikat itu ditikam saat berdiri di atas panggung. Ia sampai jatuh ke belakang.

Rushdie pun segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan. Agen Rushdie mengatakan kepada BBC bahwa sang penulis harus menjalani serangkaian operasi.

Petugas melarikan Salman Rushdie ke rumah sakit dengan helikopter usai ditikam saat memberikan kuliah umum di New York. (DAILYMAIL.CO.UK)

Selain Rushdie, pendiri Chautauqua Institution, Henry Reese, yang menjadi moderator acara juga ikut diserang pelaku. Rushdie dan Reese berada di atas panggung ketika pria tersebut menyerang.

Baca Juga :  Geng Haiti Minta Tebusan Rp 240 M untuk Bebaskan Misionaris AS-Kanada

Seorang saksi mata, Julia Mineeva-Braun, menggambarkan situasi membingungkan saat penyerangan terjadi. Dia mengira penyerang Rushdie tengah mendekati sang penulis untuk memperbaiki mikrofon. Nahasnya, Rushdie malah ditikam di leher dan kemudian di bawah dekat tulang belikat, kata Mineeva-Braun kepada Reuters.

Saksi lain, Mary Newsom, mengatakan kepada BBC bahwa ada keterkejutan dan “kekecewaan kolektif raksasa” ketika insiden itu terjadi, karena Chautauqua dianggap sebagai tempat yang aman. Dia mengklaim, “tidak ada keamanan di sekitar (Rushdie)” saat kejadian.

Sementara itu, Kepolisian New York mengatakan telah menangkap pelaku penikaman. Pria itu diidentifikasi sebagai Hadi Matar, 24, dari Fairview, New Jersey. Meski begitu, belum jelas motif Matar menikam Rushdie. Biro Investigasi Federal (FBI) pun dikerahkan untuk membantu polisi melakukan penyelidikan.

Rushdie menjadi penulis kontroversial setelah The Satanic Verses memicu kecaman terutama dari umat Muslim sedunia. Buku Rushdie “The Satanic Verses” telah dilarang di Iran sejak 1988, karena banyak Muslim menganggapnya sebagai penghujatan.

Baca Juga :  Kasus Lokal Harian COVID-19 di Singapura Naik 3 Kali Lipat

Setahun kemudian, mendiang pemimpin Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa atau dekrit yang menyerukan kematian Rushdie. Hadiah lebih dari USD3 juta telah ditawarkan bagi siapa saja yang dapat membunuh Rushdie.

Namun selama ini, Rushdie masih selamat dari sejumlah upaya percobaan pembunuhan dirinya. Pada 2012, sebuah yayasan keagamaan di Iran memperbesar jumlah hadiah bagi pihak yang dapat membunuh Rushdie dari USD2,8 juta menjadi USD3,3 juta.

The Satanic Verses adalah novel keempat karya Rushdie. Pertama kali diterbitkan pada September 1988, buku ini terinspirasi oleh kehidupan Nabi Muhammad tapi dengan plot cerita dan gambaran yang negatif dan cenderung menghina.

Sedikitnya 45 orang telah tewas dalam aksi demo yang berakhir rusuh terkait buku tersebut. Termasuk 12 orang yang tewas di kota kelahiran Rushdie, Mumbai, India.
Pada 1991, seorang penerjemah Jepang dari buku itu ditikam sampai mati dan seorang penerjemah Italia selamat dari serangan pisau. Pada 1993, penerbit buku Satanic Verses dari Norwegia juga ditembak tiga kali namun selamat. (cnc/rec/jay)

NEW YORK – Penulis buku kontroversial The Satanic Verses atau Ayat-Ayat Setan, Salman Rushdie, 75, terancam buta usai ditikam dengan brutal saat akan memberikan kuliah umum di Chautauqua Institution, New York, Amerika Serikat, Jumat (12/8).

“Salman kemungkinan akan kehilangan satu matanya. Saraf di lengannya terputus dan hatinya ditusuk dan luka parah,” ujar agen Rushdie, Andrew Wylie, seperti dikutip AFP, Sabtu (13/8).

Wylie juga mengatakan hingga saat ini Rushdie masih belum bisa bicara dan harus menggunakan alat bantu pernapasan atau ventilator. Namun, kondisi terkini Rushdie belum diketahui.

Rushdie ditikam berulang kali di bagian leher dan daerah torso oleh seorang pria tak dikenal. Penulis kelahiran India berkewarganegaraan Inggris dan Amerika Serikat itu ditikam saat berdiri di atas panggung. Ia sampai jatuh ke belakang.

Rushdie pun segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan. Agen Rushdie mengatakan kepada BBC bahwa sang penulis harus menjalani serangkaian operasi.

Petugas melarikan Salman Rushdie ke rumah sakit dengan helikopter usai ditikam saat memberikan kuliah umum di New York. (DAILYMAIL.CO.UK)

Selain Rushdie, pendiri Chautauqua Institution, Henry Reese, yang menjadi moderator acara juga ikut diserang pelaku. Rushdie dan Reese berada di atas panggung ketika pria tersebut menyerang.

Baca Juga :  Janji Mundur Hari Ini, Presiden Sri Lanka Malah Kabur ke Maladewa

Seorang saksi mata, Julia Mineeva-Braun, menggambarkan situasi membingungkan saat penyerangan terjadi. Dia mengira penyerang Rushdie tengah mendekati sang penulis untuk memperbaiki mikrofon. Nahasnya, Rushdie malah ditikam di leher dan kemudian di bawah dekat tulang belikat, kata Mineeva-Braun kepada Reuters.

Saksi lain, Mary Newsom, mengatakan kepada BBC bahwa ada keterkejutan dan “kekecewaan kolektif raksasa” ketika insiden itu terjadi, karena Chautauqua dianggap sebagai tempat yang aman. Dia mengklaim, “tidak ada keamanan di sekitar (Rushdie)” saat kejadian.

Sementara itu, Kepolisian New York mengatakan telah menangkap pelaku penikaman. Pria itu diidentifikasi sebagai Hadi Matar, 24, dari Fairview, New Jersey. Meski begitu, belum jelas motif Matar menikam Rushdie. Biro Investigasi Federal (FBI) pun dikerahkan untuk membantu polisi melakukan penyelidikan.

Rushdie menjadi penulis kontroversial setelah The Satanic Verses memicu kecaman terutama dari umat Muslim sedunia. Buku Rushdie “The Satanic Verses” telah dilarang di Iran sejak 1988, karena banyak Muslim menganggapnya sebagai penghujatan.

Baca Juga :  Geng Haiti Minta Tebusan Rp 240 M untuk Bebaskan Misionaris AS-Kanada

Setahun kemudian, mendiang pemimpin Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa atau dekrit yang menyerukan kematian Rushdie. Hadiah lebih dari USD3 juta telah ditawarkan bagi siapa saja yang dapat membunuh Rushdie.

Namun selama ini, Rushdie masih selamat dari sejumlah upaya percobaan pembunuhan dirinya. Pada 2012, sebuah yayasan keagamaan di Iran memperbesar jumlah hadiah bagi pihak yang dapat membunuh Rushdie dari USD2,8 juta menjadi USD3,3 juta.

The Satanic Verses adalah novel keempat karya Rushdie. Pertama kali diterbitkan pada September 1988, buku ini terinspirasi oleh kehidupan Nabi Muhammad tapi dengan plot cerita dan gambaran yang negatif dan cenderung menghina.

Sedikitnya 45 orang telah tewas dalam aksi demo yang berakhir rusuh terkait buku tersebut. Termasuk 12 orang yang tewas di kota kelahiran Rushdie, Mumbai, India.
Pada 1991, seorang penerjemah Jepang dari buku itu ditikam sampai mati dan seorang penerjemah Italia selamat dari serangan pisau. Pada 1993, penerbit buku Satanic Verses dari Norwegia juga ditembak tiga kali namun selamat. (cnc/rec/jay)

Most Read

Berita Terbaru