26 C
Surabaya
Wednesday, March 29, 2023

Jatim Gelar Vaksinasi Booster PMK 230.000 Ekor Sapi Perah pada 2023

SURABAYA – Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Indyah Aryani mengatakan, Kementerian Pertanian RI akan melakukan booster vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kepada 230.000 ekor sapi perah di seluruh Jawa Timur. Sebelumnya, Kementerian Pertanian telah melakukan Kick Off Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit PMK Tahun 2023 yang dilaksanakan di Koperasi SAE di Kecamatan Pujon Malang, Sabtu (28/1).

Kick Off atau dimulainya Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Tahun 2023 ini dilaksanakan melalui Kegiatan Vaksinasi dan Penandaan Ternak secara serentak dan massal di 29 Provinsi di Indonesia. Puncak Kegiatan Kick Off Pengendalian dan Penanggulangan PMK Nasional ini dilaksanakan di Pusat Kesehatan Hewan/Puskeswan Pekkae, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan dan disaksikan secara langsung dari 29 provinsi di Indonesia.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk pencanangan akan komitmen pemerintah Pusat dan Daerah dalam upaya memberantas PMK, serta menjadi momentum untuk menggaungkan vaksinasi, penandaan, serta pendataan ternak kepada masyarakat khususnya peternak.

Baca Juga :  Perlancar Umroh, Jatim Minta Ada Koneksivitas Vaksinasi ke Arab Saudi

Indyiah menyampaikan hingga tanggal 27 Januari capaian vaksinasi PMK 1 dan 2 untuk sapi perah di Jawa Timur telah mencapai 98 persen, dan terbukti karena hal itu, Jawa Timur sudah tidak ada kasus PMK untuk ternak sapi perah. “Total alokasi Vaksinasi PMK di Jawa Timur sampai tanggal 27 Januari 2023 adalah sebanyak 3.064.985 dosis,” jelasnya.

Sebagai informasi, Jawa Timur merupakan provinsi dengan populasi ternak sapi tertinggi di Indonesia, yaitu 4,9 juta ekor sapi potong dan 305.708 ekor sapi perah. Oleh karena itu, Pemprov Jatim berkomitmen untuk terus melakukan vaksinasi agar ternaknya bebas dari PMK.

Indyah menyampaikan di Jawa Timur terdapat 8 Kabupaten dan 8 Kota yang memiliki status Zero Reported Case atau tidak ditemukan kasus PMK termasuk di Kabupaten Malang ini.

Menurutnya, keberhasilan Jawa Timur menangani PMK ini memberikan kontribusi besar terhadap angka penurunan kasus secara nasional. Terbukti dengan jumlah ternak sakit PMK yang terus menurun sejak puncak kasus bulan Juni 2022, dan pada bulan Desember turun sebesar 99,98 persen dari puncak kasus.

Baca Juga :  KHOFIFAH: Percepat Pembangunan Floodway Atasi Banjir di Sampang

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pakan Kementan Nur Saptahidhayat mengatakan penurunan kasus PMK ini didukung oleh beberapa faktor, diantaranya vaksinasi, penerapan biosekuriti kandang, serta pemberian pakan ternak yang cukup dan berkualitas.

Selain itu menurutnya, perbaikan pakan juga penting, khususnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan produksi susu pada sapi perah. Nur menambahkan pakan juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan imunitas, sehingga ternak tidak mudah terkena penyakit dan dapat recovery lebih cepat jika sudah terkena.

“Satu hal yang harus dipahami bahwa PMK belum berakhir. Kita harus terus melakukan vaksinasi sampai PMK benar benar hilang dari Indonesia. Untuk itu kita ajak semua peternak untuk melakukan vaksinasi dan penandaan, serta pemberian pakan yang berkualitas pada ternaknya untuk melawan PMK,” pungkasnya. (mus)

SURABAYA – Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Indyah Aryani mengatakan, Kementerian Pertanian RI akan melakukan booster vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kepada 230.000 ekor sapi perah di seluruh Jawa Timur. Sebelumnya, Kementerian Pertanian telah melakukan Kick Off Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit PMK Tahun 2023 yang dilaksanakan di Koperasi SAE di Kecamatan Pujon Malang, Sabtu (28/1).

Kick Off atau dimulainya Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Tahun 2023 ini dilaksanakan melalui Kegiatan Vaksinasi dan Penandaan Ternak secara serentak dan massal di 29 Provinsi di Indonesia. Puncak Kegiatan Kick Off Pengendalian dan Penanggulangan PMK Nasional ini dilaksanakan di Pusat Kesehatan Hewan/Puskeswan Pekkae, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan dan disaksikan secara langsung dari 29 provinsi di Indonesia.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk pencanangan akan komitmen pemerintah Pusat dan Daerah dalam upaya memberantas PMK, serta menjadi momentum untuk menggaungkan vaksinasi, penandaan, serta pendataan ternak kepada masyarakat khususnya peternak.

Baca Juga :  Sosialisasikan Pengendalian Penduduk Melalui Program GenRe

Indyiah menyampaikan hingga tanggal 27 Januari capaian vaksinasi PMK 1 dan 2 untuk sapi perah di Jawa Timur telah mencapai 98 persen, dan terbukti karena hal itu, Jawa Timur sudah tidak ada kasus PMK untuk ternak sapi perah. “Total alokasi Vaksinasi PMK di Jawa Timur sampai tanggal 27 Januari 2023 adalah sebanyak 3.064.985 dosis,” jelasnya.

Sebagai informasi, Jawa Timur merupakan provinsi dengan populasi ternak sapi tertinggi di Indonesia, yaitu 4,9 juta ekor sapi potong dan 305.708 ekor sapi perah. Oleh karena itu, Pemprov Jatim berkomitmen untuk terus melakukan vaksinasi agar ternaknya bebas dari PMK.

Indyah menyampaikan di Jawa Timur terdapat 8 Kabupaten dan 8 Kota yang memiliki status Zero Reported Case atau tidak ditemukan kasus PMK termasuk di Kabupaten Malang ini.

Menurutnya, keberhasilan Jawa Timur menangani PMK ini memberikan kontribusi besar terhadap angka penurunan kasus secara nasional. Terbukti dengan jumlah ternak sakit PMK yang terus menurun sejak puncak kasus bulan Juni 2022, dan pada bulan Desember turun sebesar 99,98 persen dari puncak kasus.

Baca Juga :  Ning Lia Siap Berperan untuk Penguatan UMKM

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pakan Kementan Nur Saptahidhayat mengatakan penurunan kasus PMK ini didukung oleh beberapa faktor, diantaranya vaksinasi, penerapan biosekuriti kandang, serta pemberian pakan ternak yang cukup dan berkualitas.

Selain itu menurutnya, perbaikan pakan juga penting, khususnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan produksi susu pada sapi perah. Nur menambahkan pakan juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan imunitas, sehingga ternak tidak mudah terkena penyakit dan dapat recovery lebih cepat jika sudah terkena.

“Satu hal yang harus dipahami bahwa PMK belum berakhir. Kita harus terus melakukan vaksinasi sampai PMK benar benar hilang dari Indonesia. Untuk itu kita ajak semua peternak untuk melakukan vaksinasi dan penandaan, serta pemberian pakan yang berkualitas pada ternaknya untuk melawan PMK,” pungkasnya. (mus)

Most Read

Berita Terbaru