30 C
Surabaya
Saturday, June 10, 2023

Pasien Isolasi di Asrama Haji Surabaya Terus Menurun

SURABAYA – Langkah tracing, testing, treatment, hingga vaksinasi yang gencar dilakukan Pemkot Surabaya mulai menunjukkan hasil. Saat ini pasien yang menjalani isolasi di Asrama Haji Sukolilo terus menurun.

Puluhan warga Surabaya yang telah menjalani isolasi berbondong-bondong keluar dari halaman gedung Asrama Haji. Data yang dihimpun Radar Surabaya, tren penurunan pasien Covid-19 di Asrama Haji mulai terjadi pada Senin (19/7) dengan 692 pasien.

Kemudian Selasa (20/7) jumlahnya turun menjadi 647 pasien, Rabu (21/7) sebanyak 609 pasien, Kamis (22/7) 559 pasien, dan Jumat (23/7) ada 556 pasien. Namun demikian, pasien di Asrama Haji sempat fluktuatif.

Kepala UPT Asrama Haji Sukolilo Sugianto membenarkan tren penurunan pasien Covid-19 di Asrama Haji Sukolilo. “Iya, saat ini tren pasien di Asrama Haji untuk warga Surabaya memang turun,” katanya.

Baca Juga :  Forum Wakil Kepala Daerah se-Jatim Dorong Percepatan Vaksinasi

Sugianto menjelaskan pelayanan di Asrama Haji pun terbilang lengkap. Mulai dari pelayanan pemeriksaan dokter (poliklinik), ruangan observasi (mirip IGD) di lantai dasar Gedung Shofa, pemberian makanan tiga kali sehari, termasuk obat dan vitamin bagi pasien.

Pasien juga dimanjakan dengan sarana dan prasarana olahraga seperti tennis meja badminton, futsal, hingga basket. “Senam pagi rutin diselenggarakan. Jadi, mereka senang semua, imun menjadi meningkat dan cepat sembuh,” kata Sugianto.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, kecepatan tracing menjadi konsen Pemkot Surabaya. Seluruh staf dinas diminta untuk menjadi tracer. “Saat ini di Surabaya sudah ada sekitar 1000 tracer. Tracing kita masifkan,” katanya.

Vaksinasi pun terus digeber. Hingga akhirnya Surabaya sempat kehabisan stok vaksin. “Kami juga sudah mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk kirim lebih banyak lagi vaksin,” imbuhnya.

Baca Juga :  Corona Merebak, Pemkot Optimalkan Layanan Berbasis Online

Selain itu, ia menginstruksikan kepada seluruh pimpinan puskesmas di 31 kecamatan agar menerapkan standar penanganan Covid-19 kepada warga yang hasil rapid antigennya positif.

Standar ini sebagai upaya percepatan penanganan Covid-19. “Kalau ada warga hasil rapid antigennya positif, maka langsung dikasih obat-obatan, beri vitamin dan permakanan. Tidak harus menunggu hasil swab PCR keluar,” pungkasnya.

SURABAYA – Langkah tracing, testing, treatment, hingga vaksinasi yang gencar dilakukan Pemkot Surabaya mulai menunjukkan hasil. Saat ini pasien yang menjalani isolasi di Asrama Haji Sukolilo terus menurun.

Puluhan warga Surabaya yang telah menjalani isolasi berbondong-bondong keluar dari halaman gedung Asrama Haji. Data yang dihimpun Radar Surabaya, tren penurunan pasien Covid-19 di Asrama Haji mulai terjadi pada Senin (19/7) dengan 692 pasien.

Kemudian Selasa (20/7) jumlahnya turun menjadi 647 pasien, Rabu (21/7) sebanyak 609 pasien, Kamis (22/7) 559 pasien, dan Jumat (23/7) ada 556 pasien. Namun demikian, pasien di Asrama Haji sempat fluktuatif.

Kepala UPT Asrama Haji Sukolilo Sugianto membenarkan tren penurunan pasien Covid-19 di Asrama Haji Sukolilo. “Iya, saat ini tren pasien di Asrama Haji untuk warga Surabaya memang turun,” katanya.

Baca Juga :  Forum Wakil Kepala Daerah se-Jatim Dorong Percepatan Vaksinasi

Sugianto menjelaskan pelayanan di Asrama Haji pun terbilang lengkap. Mulai dari pelayanan pemeriksaan dokter (poliklinik), ruangan observasi (mirip IGD) di lantai dasar Gedung Shofa, pemberian makanan tiga kali sehari, termasuk obat dan vitamin bagi pasien.

Pasien juga dimanjakan dengan sarana dan prasarana olahraga seperti tennis meja badminton, futsal, hingga basket. “Senam pagi rutin diselenggarakan. Jadi, mereka senang semua, imun menjadi meningkat dan cepat sembuh,” kata Sugianto.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, kecepatan tracing menjadi konsen Pemkot Surabaya. Seluruh staf dinas diminta untuk menjadi tracer. “Saat ini di Surabaya sudah ada sekitar 1000 tracer. Tracing kita masifkan,” katanya.

Vaksinasi pun terus digeber. Hingga akhirnya Surabaya sempat kehabisan stok vaksin. “Kami juga sudah mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk kirim lebih banyak lagi vaksin,” imbuhnya.

Baca Juga :  Surabaya Belum Cairkan 100 Persen Dana Pilkada Rp 101,2 Miliar

Selain itu, ia menginstruksikan kepada seluruh pimpinan puskesmas di 31 kecamatan agar menerapkan standar penanganan Covid-19 kepada warga yang hasil rapid antigennya positif.

Standar ini sebagai upaya percepatan penanganan Covid-19. “Kalau ada warga hasil rapid antigennya positif, maka langsung dikasih obat-obatan, beri vitamin dan permakanan. Tidak harus menunggu hasil swab PCR keluar,” pungkasnya.

Most Read

Berita Terbaru