SURABAYA – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jatim menyebutkan kualitas air Sungai Brantas masih belum berada pada ambang bagus. Namun, pihak pemprov optimistis kondisi tersebut terus perlahan membaik.
Kepala DLH Jatim Diah Susilowati mengakui bahwa kondisi kualitas air masih belum bagus. Karena masih ada pencemaran yang terjadi. Indeks kualitas air pada Sungai Brantas berada pada level sedang dan berat. “Dari aliran Sungai Brantas tersebut, yang paling buruk adalah di kawasan hilir Brantas,” ujar Diah, Selasa (24/7).
Hilir Sungai Brantas ini, merupakan wilayah Mojokerto hingga Surabaya. Penyebabnya adalah banyaknya perusahaan yang berada di kawasan hilir. Dan beberapa di antaranya masih belum memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Perlu diketahui, data dari DLH Jatim, ada 12 ribu industri UKM yang ada di Jatim. Dari jumlah itu, ada sekitar 70 persen yang berpotensi mengeluarkan limbah cair. Beberapa industri yang berpotensi membuang limbah cair itu adalah pabrik tahu, industri pengolahan logam dan tekstil. Ketika tidak ada IPAL, mereka biasanya langsung mengalirkan limbah tersebut ke sungai.
Kondisi tersebut, belum lagi dengan limbah domestik masyarakat, yang memang pada hilir Sungai Brantas jumlah penduduknya cukup padat.
Kendati demikian, Diah optimistis kualitas air secara keseluruhan di Jatim dari tahun ke tahun terus meningkat. Tercatat, dari 2016 indeks kualitas air yang masih berada di 50,75, terus meningkat perlahan. Pada 2017 membaik berada di 52,77 poin dan tahun ini optimistis mencapai 54. “Targetnya tahun 2019 berada di poin 55,” jelasnya.
Untuk mencapai itu, DLH bersama dengan lembaga swadaya masyararakat, polisi dan Jasa Tirta terus melakukan patroli air. “Kami terus melakukan patroli untuk air terpadu setiap bulan. Jadi memang kami fokuskan di hilir, karena permasalahannya kompleks,” ungkapnya.
Diah pun mengimbau kepada masyarakat agar turut serta dalam menjaga kualitas air Sungai Brantas. Pasalnya, aliran sungai yang bermata air di Batu itu juga digunakan sebagai bahan baku air minum.
Sementara itu, terkait dengan kualitas air di Sungai Brantas pada musim kemarau yang mengalami penurunan debit, DLH Jatim menyebutkan masih dalam ambang baik. Acuannya pada ikan yang ada di daerah aliran Sungai (DAS) Brantas, selama belum banyak ikan mati, berarti kualitas air Sungai Brantas masih bagus.(bae/no)