25 C
Surabaya
Thursday, March 30, 2023

Akreditasi Prodi Jadi Bahan Pertimbangan, PTS Jadi Jujukan Mahasiswa

SURABAYA – Kampus-kampus negeri maupun swasta bersaing ketat untuk mendapatkan mahasiswa jelang tahun ajaran baru tahun ini. Perguruan tinggi swasta (PTS) kian menjadi jujukan calon mahasiswa karena kualitasnya tak kalah dengan perguruan tinggi negeri (PTN).

Saat ini para calon mahasiswa sudah bisa melihat program studi (prodi) unggulan di masing-masing kampus. Mereka akan menyesuaikan kebutuhan dan kompetensi saat kuliah nanti. Yang tak kalah penting adalah akreditasi tiap prodi. 

“Akreditasi itu cerminan dari kualitas prodi. Saat ini kampus-kampus (PTS) sudah open information tentang keunggulan prodinya. Masyarakat atau calon mahasiswa juga sudah tahu mau kuliah ke mana,” kata Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah VII Jawa Timur Prof Dr Ir Suprapto, DEA.

Suprapto menyebut akreditasi sangat berpengaruh pada kualitas masing-masing kampus. Sekarang sudah tidak ada pembeda akreditasi. Misalnya, salah satu PTS prodinya A, kemudian PTN prodinya B. “Otomatis PTS itu lebih bagus,” katanya. 

Saat ini ada 324 PTS di Jatim. PTS yang baru harus mengejar PTS lama yang sudah mempunyai prodi terakreditasi. “Pastinya mereka (PTS) sudah menyiapkan prodi unggulan yang sudah terakreditasi karena itu yang bisa dilihat oleh calon mahasiswa,” ungkapnya.

Baca Juga :  DKPP Awasi Pemotongan Sapi Betina di RPH Surabaya

Menurut Suprapto, pihaknya terus memberikan motivasi kepada PTS-PTS di Jawa Timur untuk meningkatkan kualitas. Apalagi pemerintah telah mencanangkan ‘kampus merdeka belajar’ untuk meningkatkan kompetensi perguruan tinggi di era globalisasi.

 “PTS memang harus meningkatkan kualitas apalagi di era globalisasi. Apalagi dukungan pemerintah dengan sangat kuat. Ayo, kita gunakan sarana kampus untuk merdeka belajar,” tegasnya.

Bahkan, menurut dia, saat ini kampus-kampus swasta sudah mampu menggalang kerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri untuk meningkatkan kualitas belajar mahasiswa. Mulai dari penelitian hingga seminar internasional. “Itu juga jadi daya tarik calon mahasiswa,” katanya.

Bagaimana dengan sistem perkuliahan tatap muka di tengah pandemi Covid-19? “Ada rencana tatap muka, tapi belum ada keputusan dari pemerintah. Kemungkinan masih sekitar 50 persen. Kami masih menunggu,” kata Suprapto.

Sementara itu, Ketua Perpendiknas, yayasan pengelola STIESIA Surabaya, Agus Subagio mengatakan, STIESIA sangat tepat bagi lulusan SMA (sederajat) yang ingin melanjutkan kuliah. Sebab, STIESIA Surabaya merupakan kampus unggulan di Jawa Timur dan menempati urutan pertama sekolah tinggi terbaik pada Anugerah Kampus Unggul (AKU) yang diselenggarakan oleh Lembaga  Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VII (LL Dikti VII) Jawa Timur.  

Baca Juga :  Jabatan Dirut Diperpanjang, Dua Kursi Direktur KBS Masih Kosong

Selain itu, STIESIA menempati urutan ke-78 kampus terbaik se-Indonesia PTN/PTS. Dari delapan prodi yang dimiliki STIESIA Surabaya, lima di antaranya terakrediatsi A.  

Pada masa penerimaan mahasiswa baru (PMB) tahun akademik 2021/2022 ini STIESIA Surabaya masih membuka kesempatan kepada lulusan SMA (sederajat) untuk mendaftar sebagai calon mahasiswa baru (maba) hingga akhir September 2021 dengan kuota 800-100 maba. Menariknya, di masa pandemi Covid-19 ini, sekolah tinggi yang berkampus di Menur Pumpungan ini memberi keringanan biaya dana pengembangan pendidikan (DP2) kepada calon mahasiswa baru yang berlaku flat. 

 “Jadi, pembayaran DP2 dari periode pertama hingga akhir PMB berlaku sama.  Sebelumnya  semakin mendekati periode penutupan, semakin tinggi biaya DP2,” terang Agus Subagio.

Selain itu, ada keringanan biaya pendaftaran bagi keluarga alumni STIESIA Surabaya sebesar 50 persen. Walau ada keringanan biaya pendidikan,  STIESIA Surabaya tidak mengurangi fasilitas yang diberikan kepada mahasiswanya. Disinggung masalah proses pembelajaran, Agus menjelaskan, di masa pandemi ini perkuliahan dilaksanakan secara daring (dalam jaringan).  “Dengan sistem ini biaya perkuliahan lebih hemat,” jelas Agus. (rmt/yad/rek)  

SURABAYA – Kampus-kampus negeri maupun swasta bersaing ketat untuk mendapatkan mahasiswa jelang tahun ajaran baru tahun ini. Perguruan tinggi swasta (PTS) kian menjadi jujukan calon mahasiswa karena kualitasnya tak kalah dengan perguruan tinggi negeri (PTN).

Saat ini para calon mahasiswa sudah bisa melihat program studi (prodi) unggulan di masing-masing kampus. Mereka akan menyesuaikan kebutuhan dan kompetensi saat kuliah nanti. Yang tak kalah penting adalah akreditasi tiap prodi. 

“Akreditasi itu cerminan dari kualitas prodi. Saat ini kampus-kampus (PTS) sudah open information tentang keunggulan prodinya. Masyarakat atau calon mahasiswa juga sudah tahu mau kuliah ke mana,” kata Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah VII Jawa Timur Prof Dr Ir Suprapto, DEA.

Suprapto menyebut akreditasi sangat berpengaruh pada kualitas masing-masing kampus. Sekarang sudah tidak ada pembeda akreditasi. Misalnya, salah satu PTS prodinya A, kemudian PTN prodinya B. “Otomatis PTS itu lebih bagus,” katanya. 

Saat ini ada 324 PTS di Jatim. PTS yang baru harus mengejar PTS lama yang sudah mempunyai prodi terakreditasi. “Pastinya mereka (PTS) sudah menyiapkan prodi unggulan yang sudah terakreditasi karena itu yang bisa dilihat oleh calon mahasiswa,” ungkapnya.

Baca Juga :  Cuti Tak Lapor Dinas, Tunjangan Profesi Guru Harus Dipotong

Menurut Suprapto, pihaknya terus memberikan motivasi kepada PTS-PTS di Jawa Timur untuk meningkatkan kualitas. Apalagi pemerintah telah mencanangkan ‘kampus merdeka belajar’ untuk meningkatkan kompetensi perguruan tinggi di era globalisasi.

 “PTS memang harus meningkatkan kualitas apalagi di era globalisasi. Apalagi dukungan pemerintah dengan sangat kuat. Ayo, kita gunakan sarana kampus untuk merdeka belajar,” tegasnya.

Bahkan, menurut dia, saat ini kampus-kampus swasta sudah mampu menggalang kerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri untuk meningkatkan kualitas belajar mahasiswa. Mulai dari penelitian hingga seminar internasional. “Itu juga jadi daya tarik calon mahasiswa,” katanya.

Bagaimana dengan sistem perkuliahan tatap muka di tengah pandemi Covid-19? “Ada rencana tatap muka, tapi belum ada keputusan dari pemerintah. Kemungkinan masih sekitar 50 persen. Kami masih menunggu,” kata Suprapto.

Sementara itu, Ketua Perpendiknas, yayasan pengelola STIESIA Surabaya, Agus Subagio mengatakan, STIESIA sangat tepat bagi lulusan SMA (sederajat) yang ingin melanjutkan kuliah. Sebab, STIESIA Surabaya merupakan kampus unggulan di Jawa Timur dan menempati urutan pertama sekolah tinggi terbaik pada Anugerah Kampus Unggul (AKU) yang diselenggarakan oleh Lembaga  Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VII (LL Dikti VII) Jawa Timur.  

Baca Juga :  Jabatan Dirut Diperpanjang, Dua Kursi Direktur KBS Masih Kosong

Selain itu, STIESIA menempati urutan ke-78 kampus terbaik se-Indonesia PTN/PTS. Dari delapan prodi yang dimiliki STIESIA Surabaya, lima di antaranya terakrediatsi A.  

Pada masa penerimaan mahasiswa baru (PMB) tahun akademik 2021/2022 ini STIESIA Surabaya masih membuka kesempatan kepada lulusan SMA (sederajat) untuk mendaftar sebagai calon mahasiswa baru (maba) hingga akhir September 2021 dengan kuota 800-100 maba. Menariknya, di masa pandemi Covid-19 ini, sekolah tinggi yang berkampus di Menur Pumpungan ini memberi keringanan biaya dana pengembangan pendidikan (DP2) kepada calon mahasiswa baru yang berlaku flat. 

 “Jadi, pembayaran DP2 dari periode pertama hingga akhir PMB berlaku sama.  Sebelumnya  semakin mendekati periode penutupan, semakin tinggi biaya DP2,” terang Agus Subagio.

Selain itu, ada keringanan biaya pendaftaran bagi keluarga alumni STIESIA Surabaya sebesar 50 persen. Walau ada keringanan biaya pendidikan,  STIESIA Surabaya tidak mengurangi fasilitas yang diberikan kepada mahasiswanya. Disinggung masalah proses pembelajaran, Agus menjelaskan, di masa pandemi ini perkuliahan dilaksanakan secara daring (dalam jaringan).  “Dengan sistem ini biaya perkuliahan lebih hemat,” jelas Agus. (rmt/yad/rek)  

Most Read

Berita Terbaru